Tanggal 5 April 2023 untuk kedua  kalinya saya membawa anak ke RS Sogaten untuk pengobatan gusinya.
Pertemuan pertama, 4 April. dilakukan pemeriksaan swab di laboratorium rumah sakit.Â
Sebelum sampai ke rumah sakit ada perjalanan yang saya lakukan untuk kesehatan gigi anak.Â
Saya membawa anak ke dokter gigi praktik. Dokter memberi rujukan ke dokter spesialis konservasi gigi karena email tiga giginya rusak. Â
Satu gigi baru ditangani, untuk gigi lain menunggu beberapa pekan. Namun, saat itu terjadi pandemi Covid-19, sehingga penanganan tertunda.Â
Ramadan ini saya mengajaknya lagi untuk melanjutkan penanganan kedua giginya. Namun, dokter tidak bisa melakukan tindakan karena gusi anak saya bengkak dan dirujuk ke rumah sakit Sogaten, dokter spesialis  periodonsia.
Antri di Rumah Sakit Sogaten
Pukul 08.00 WIB mendapat antrian ke-236 di bagian pendaftaran. Sementara untuk loket pendaftaran offline buka hingga pukul 10.00 WIB. Itu artinya kemungkinan pasien yang berobat masih banyak lagi.
Setelah antri di loket pendaftaran, pasien yang jumlahnya ratusan akan tersebar di beberapa poli. Untuk poli gigi saya mendapat antrian nomor 15.
Anak saya melihat banyak orang yang duduk antri menunggu dipanggil di poli masing-masing merasa silau.
"Mamah nanti aku diperiksa pukul berapa, orangnya banyak."
Ini pengalaman pertama juga bagi anak periksa di rumah sakit. Biasanya ke dokter praktik dengan janjian terlebih dahulu.
Dengan alasan dokter spesialis periodonsia tidak membuka praktik sore. Berobat ke rumah sakit jalan satu-satunya.
Masih dalam keadaan puasa, anak saya merajuk. Â
"Sabar, nanti puasanya rusak, biar gusinya kempes tidak bengkak," hibur saya.
Setelah menunggu hampir 2 jam, akhirnya nama anak saya dipanggil ke ruang poli gigi.Â
Dalam ruangan ada dua dokter, yakni dokter gigi dan dokter spesialis  periodonsia.Â
Setelah membaca pengantar dokter konservasi gigi dan hasil pemeriksaan. Dokter menjelaskan kondisi gusi anak saya mulai dari penyebab dan tindakan yang harus diambil.
Gusi bengkak disebabkan beberapa hal, di antaranya radang gusi akibat plak gigi, infeksi karena bakteri atau virus, kurang vitamin B dan C, pasta gigi tidak cocok, makanan yang tertinggal
Setiap orang yang menderita gusi bengkak, penyebab berbeda dan pengobatannya pun tidak sama.
Untuk gusi anak saya penyebabnya adalah plak gigi yang  menempel di gigi depan atas. Saya tidak menduga jika plak dapat menyebabkan infeksi gusi.Â
Langkah-langkah dalam Menangani Gusi Bengkak
Sebagaimana yang telah saya sampaikan, penanganan sakit gusi setiap pasien berbeda, tergantung seberapa ringan sakit dan penyebabnya.
Dokter menjelaskan untuk anak saya ada beberapa tahapan.
1. Pembersihan plak gigi yang sudah menggeser dan masuk ke gusi atas.
Pembersihan ini dikenai biaya Rp400 ribu dan pendaftaran Rp35 ribu.
Pada pemeriksaan pertama, dokter tidak melakukan pembersihan plak gigi di gusi dalam karena waktu sudah siang dan hampir tutup.Â
Anak saya meminta tanggal 5 April untuk pembersihan plak gigi di gusi. Dengan antrian nomor 9, dokter menjadwalkan pukul 09.00 WIB sudah siap di ruangannya.Â
2. Sebelum melakukan pembersihan harus swab di laboratorium rumah sakit. Swab dilakukan pada tanggal 4 April dengan biaya sebesar Rp100 ribu.
3. Jika setelah satu pekan dari pembersihan gigi, gusi masih infeksi dilakukan operasi gusi agar gusi kembali bagus seperti dulu.
Untuk operasi gusi, dokter menyarankan menggunakan BPJS. Katanya sayang setiap bulan bayar kalau tidak digunakan.
Semoga tidak sampai ke tahap ketiga karena baru tahap pembersihan plak, anak saya merasakan sakit luar biasa.
Kesehatan Gigi saat Ramadan
Kesehatan gigi sangat penting, apalagi saat Ramadan. Walaupun bau mulut orang berpuasa  berpahala. Akan tetapi harus diwaspadai. Bisa jadi bau mulut tandanya gigi tidak sehat, banyak plak atau sakit gusi.
Kasus anak saya merupakan contoh kesalahan yang tidak memeriksakan gigi selama hampir tiga tahun.Â
Jika plak itu sudah mengganggu kesehatan gusi dan mulut akan memengaruhi puasanya juga. Nyeri pada gusi mendorong anak untuk membatalkan puasanya.
Anak saya pun mengeluhkan hal tersebut. Akan tetapi karena setelah tindakan dia ke sekolah, nyeri dilupakannya. Mungkin terhibur oleh temannya dan pelajaran yang diterima.Â
Ketika pulang sekolah, anak saya tertidur hingga pukul 16.30 WIB. Akhirnya untuk membatalkan puasa tidak jadi. Katanya eman-eman sudah mendekati waktunya berbuka.
Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat
_Sri Rohmatiah Djalil_
#Mystwry topic 1
#THR2023
#SamberTHR
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI