Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

2 Tradisi saat Menghadiri Pesta Pernikahan

8 Februari 2023   13:29 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:43 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gawan saat akan ke pesta pernikahan. Foto dokpri (telah tayang di Kompasiana)

Ketika saya mendapat undangan pernikahan rasanya senang. Alasannya bukan saja karena akan makan gratis. Dapat undangan itu tandanya teman, kerabat atau siapa pun yang mengundang masih mengingat saya.

Pesta pernikahan kata orang Jawa, nelumpukne dulur lan konco (Mengumpulkan saudara dan teman). Walaupun ada juga sih harapan dapat isi amplop, hehe.

Kalau sehari-hari kita sibuk bekerja, tak ada waktu untuk saling berkunjung. Dengan menghadiri pesta pernikahan kita bisa bertemu dengan kerabat, teman. Bisa juga  sebagai ajang reuni.

Sebagai ungkapan turut bahagia tentunya kita datang tidak mau dengan tangan kosong. Harus ada yang dibawa untuk pengantin atau orang tuanya.

Ada dua kebiasaan yang sering kita lakukan saat menghadiri pesta pernikahan, yakni membawa hadiah pernikahan dan gegawan. 

Tradisi Memberi Hadiah Pernikahan

Memberi kado atau hadiah pada pengantin adalah tradisi yang sudah ada sejak dulu. Jenis hadiah yang diberikan berbeda dari generasi ke generasi.

Ketika saya masih bujang yang dibawa sebagai hadiah bagi pengantin adalah keperluan rumah yang nilainya murah.  

Umumnya kado berupa perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, seprai, kain, toples, handuk. Kalau ingin memberi hadiah agak bagus dan mahal, biasanya iuran bersama teman. 

Kalau sekarang hadiah itu mungkin norak ya, jadul, kok murahan banget. Generasi kini, sebagian lebih memikirkan kemanfaatan jangka panjang. Misalnya hadiah gold mini yang dihias, uang dengan dekorasi indah, tas mahal. 

Tidak ada batasan untuk hadiah, kan tergantung dari kemampuan dan keikhlasan pemberi. Namun, sebelum memberikan hadiah pernikahan sebaiknya memperhatikan kemanfaatan, sesuai selera pengantin, dana dan tujuannya juga penting.

Contoh hadiah pernikahan. Dokumentasi pribadi
Contoh hadiah pernikahan. Dokumentasi pribadi

Tujuan Memberi Kado Pernikahan 

Memberi kado pernikahan pada pengantin tidak ada ketentuan harus ini, itu. 

Untuk remaja yang mendapat undangan pernikahan teman jangan bingung mau kasih kado apa. Kembalikan pada tujuan awal  memberi kado.

Jika tujuannya membantu, bisa memberi uang. Masukkan ke dalam kotak yang ada di lokasi. Biasanya ada dua kotak orang tua dan pengantin. 

Kalau tujuannya membantu jangan berharap, besok jika menikah akan diganti dengan jumlah yang sama. 

Jika tujuannya untuk kenang-kenangan, uang tudak tepat. Sebaiknya cari kado yang bisa dipasang, dinikmati sepanjang masa. 

Saat hadiri pesta pernikahan. Dokpri
Saat hadiri pesta pernikahan. Dokpri

Tradisi Gegawan atau Gawan saat Menghadiri Pesta Pernikahan

Tradisi gegawan adalah kebiasaan membawa bawaan (gawan) pada acara hajatan

Barang yang kita bawa berupa bahan makanan pokok, seperti beras, gula, mie, minyak goreng. Jika di rumah punya kelapa, ayam, kambing, bawa saja, tetapi itu tidak wajib ya. 

Gegawan harus disesuaikan dengan kemampuan yang punya hajat dan pemberi. Ko begitu? 

Pengalaman saya, ketika hajatan khitan ada orang bawa gawan ayam panggang 6 ekor. Saya tidak mencatatnya karena ingat.

Ketika yang ngasih itu menikahkan putrinya, saya diingatkan oleh kerabat untuk memberi ayam panggang lagi.

Gawan saat akan ke pesta pernikahan. Foto dokpri (telah tayang di Kompasiana)
Gawan saat akan ke pesta pernikahan. Foto dokpri (telah tayang di Kompasiana)

Pikir saya saat itu akan memberi uang, pastinya agak lebih dari harga 6 panggang dulu, sesuai dengan nilai masa sekarang. Alasan saya biar tidak wara-wiri pesan panggang. Kalau memberi uang juga bisa untuk keperluan lain.

Ya ... daripada melawan adat, akhirnya saya beli panggang, beras sekarung. Kalau uang memang harus ya, dimasukkan ke kotak yang tersedia.

Jadi apa yang kita berikan akan dikembalikan ketika kita hajatan. Walaupun sebenarnya tidak harus. Namun, sudah menjadi kebiasaan saat tetangga hajatan kita saling membantu dengan gawan bahan makanan pokok bukan dengan hadiah atau kado.

Membawa gawan, lambat laut tidak dilakukan oleh generasi muda dan warga pendatang.  Alasannya mungkin berat, ribet juga lebih mahal. Mereka lebih praktis dengan uang atau hadiah.

Seperti saya dulu, sering menolak membawa gawan karena berat. Kakak ipar yang bersedia bawakan. Yang penting nama di tas adalah nama saya.

Saya pun sering lupa ketika pulang, tas tidak dibawa. Tetangga yang kadang mengantarkannya ke rumah atau Kakak ipar yang bawa. 

Salam, semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun