Ketika saya mendapat undangan pernikahan rasanya senang. Alasannya bukan saja karena akan makan gratis. Dapat undangan itu tandanya teman, kerabat atau siapa pun yang mengundang masih mengingat saya.
Pesta pernikahan kata orang Jawa, nelumpukne dulur lan konco (Mengumpulkan saudara dan teman). Walaupun ada juga sih harapan dapat isi amplop, hehe.
Kalau sehari-hari kita sibuk bekerja, tak ada waktu untuk saling berkunjung. Dengan menghadiri pesta pernikahan kita bisa bertemu dengan kerabat, teman. Bisa juga sebagai ajang reuni.
Sebagai ungkapan turut bahagia tentunya kita datang tidak mau dengan tangan kosong. Harus ada yang dibawa untuk pengantin atau orang tuanya.
Ada dua kebiasaan yang sering kita lakukan saat menghadiri pesta pernikahan, yakni membawa hadiah pernikahan dan gegawan.Â
Tradisi Memberi Hadiah Pernikahan
Memberi kado atau hadiah pada pengantin adalah tradisi yang sudah ada sejak dulu. Jenis hadiah yang diberikan berbeda dari generasi ke generasi.
Ketika saya masih bujang yang dibawa sebagai hadiah bagi pengantin adalah keperluan rumah yang nilainya murah. Â
Umumnya kado berupa perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, seprai, kain, toples, handuk. Kalau ingin memberi hadiah agak bagus dan mahal, biasanya iuran bersama teman.Â
Kalau sekarang hadiah itu mungkin norak ya, jadul, kok murahan banget. Generasi kini, sebagian lebih memikirkan kemanfaatan jangka panjang. Misalnya hadiah gold mini yang dihias, uang dengan dekorasi indah, tas mahal.Â