Pada masa sekarang, era disrupsi ekonomi, negara harus memikirkan kesejahteraan petani, yaitu jangan terjebak politik pangan murah.
Saya berpikir, harga gabah kering bulan Januari hingga mencapai Rp6.100 sangat wajar, karena sejalan dengan biaya produksi yang cukup mahal juga. Selain itu, upah buruh pun naik, harga solar tinggi, bahan pangan lainnya juga naik.
Namun, menurut Sub Koordinator Serealia Disperta Kabupaten Madiun Sholichin kepada Radar. Kenaikan harga gabah bukan dipicu kenaikan pupuk, BBM, tetapi pelaku pasar, dalam hal ini produsen beras yang menyerap komoditas gabah.
Kenaikan harga gabah saat ini disambut biasa saja, karena sebagian besar petani sudah tidak punya gabah. Kami menjualnya saat basah.Â
Kenapa petani tidak stok gabah kering?
Sejak memulai bertani, kami selalu stok gabah kering. Mungkin sebagian orang mengatakan ini menimbun. Menurut saya tidak juga, karena gabah itu milik sendiri, dijual kapan pun bebas. Kami mencari celah, saat harga dinilai bagus baru dikeluarkan.
Saat panen raya, biasanya harga rendah dan tidak nyucuk ke modal. Solusinya gabah basah dibawa pulang, dijemur untuk dikeringkan dan dijual antara bulan Desember hingga Januari.
Kenapa Desember?
Bulan Desember hingga Januari adalah masa paceklik. Beberapa bulan petani tidak tanam padi. Stok di gudag secara otomatis kosong, sementara kebutuhan akan beras meningkat.
Kondisi seperti itu, harga gabah di petani pun tinggi. Bulan Desember hingga Januari banyak petani yang mengeluarkan gabahnya.