Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Arisan Keluarga Bukan Sekadar Kumpul, Berikut Manfaatnya

9 Januari 2023   08:27 Diperbarui: 9 Januari 2023   12:02 6255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak pukul 09.00 WIB, satu persatu kerabat dari suami datang ke rumah untuk memenuhi undangan arisan keluarga. 

Kebetulan bulan Januari ini rumah saya ketempatan arisan yang biasa dilaksanakan 3 bulan sekali. 

Arisan keluarga ini sudah digalakkan sekitar tahun 2000. Jadi waktu saya masuk ke keluarga suami belum berjalan lama dan pesertanya masih sekitar 12 kepala keluarga. 

Sudah lima tahun ini peserta bertambah menjadi 20 kepala keluarga.  Mereka dari anak dan cucu ibu mertua, anak dari Bulek dan Bude (saudara ibu mertua). 

Jika kerabat kumpul semua lebih dari 60 orang. Namun, karena jarak dan kepentingan masing-masing, yang hadir setiap 3 bulan sekitar 30 sampai 40 orang.

Walaupun setiap arisan tidak bisa hadir semua, komunikasi kami tetap lancar. Kerabat yang tidak bisa datang bisa izin melalui WhatsApp.

Foto arisan keluarga. Foto dokpri
Foto arisan keluarga. Foto dokpri

Manfaat Arisan Keluarga

Pada acara arisan keluarga bukan sekadar kumpul, kocok arisan dan makan. Setelah semua datang, acara akan dibuka oleh ketua, lalu laporan bendahara terkait dana sosial dan kocok arisan berikutnya.

Sebagai penutup, kami akan berdoa untuk para leluhur, orang tua yang telah meninggal. Tak kalah penting juga, berdoa untuk anggota keluarga dan kesuksesan anak-anak kami. 

Dokpri
Dokpri

Arisan keluarga bukan sekadar berkumpul, tetapi ada banyak manfaat, di antaranya:

1. Sarana silaturahmi

Arisan keluarga sudah berjalan 22 tahun. Saya salut dengan kekeluargaan dari suami, bisa konsisten mengadakan anjang sana di tengah-tengah kesibukan.

Dengan jumlah kerabat yang semakin bertambah, saya yakin kita tidak sempat untuk silaturahmi. Padahal silaturahmi ini banyak manfaatnya, salah satunya menambah umur, menambah rezeki. Alasan itulah arisan keluarga sangat penting. 

Agar kekeluargaan tetap terjalin dan arisan terus terlaksana, kami bentuk struktur pengurus. Ada penasihat, ketua, wakil, bendahara, sekretaris. 

Pada 15 tahun pertama, pengurus masih dipegang suami saya, adik laki-lakinya dan saudara sepupu laki-laki suami. Sekarang pengurus dipegang oleh generasi muda agar lebih segar

2. Sarana saling membantu

Arisan keluarga sebagai sarana untuk saling membantu. Untuk itu kami bentuk dana sosial. Dana sosial sifatnya wajib yakni Rp25 ribu per peserta. 

Dana sosial sebagai bentuk ikut prihatin atas apa yang dialami keluarga. Selain ada dana sosial, secara pribadi pun kami saling menjenguk dan mendoakan jika ada kerabat yang rawat inap, meninggal.

Jadi bukan karena telah ada dana sosial dari arisan keluarga, lantas kami tidak datang menjenguk. Suami atau adik laki-laki yang berperan mengantar jika ada salah satu keluarga yang kena musibah.

Dokpri
Dokpri

2. Sarana refreshing  

Saya senang jika arisan keluarga, apalagi jika rumah kerabat itu di luar desa, itung-itung refreshing setelah utek wae di dapur.

Oh ya untuk refreshing bersama, kami ada tabungan wajib. Tabungan itu nantinya untuk biaya jalan-jalan ke luar kota.

Selama 22 tahun baru satu kali rekreasi keluarga dengan biaya dari tabungan. Sebelumnya kami rekreasi secara mandiri dan jaraknya dekat-dekat. Misalnya ke danau Sarangan, pantai Pacitan dengan menggunakan kendaraan suami dan adiknya.

Jadi setiap arisan, kami harus membayar Rp150 ribu dengan rincian, arisan Rp100 ribu, dana sosial Rp25 ribu dan tabungan Rp25 ribu.

3. Menambah ilmu

Manfaat lain dari arisan keluarga adalah menambah pengetahuan. Ketika acara ramah tamah, kami ngobrol ngaler ngidul yang bermanfaat. Dari obrolan itu banyak yang bisa dipetik hikmahnya. 

Selain ilmu berasal dari obrolan, setiap arisan ada kultum yang disampaikan oleh ketua atau penasihat.

Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari arisan keluarga. Yang penting jangan sampai pareumen obor. 

Istilah pareumen obor sering saya dengar dari orang tua. Pareumen artinya mati. Sementara obor itu alat pencahayaan yang terbuat dari bambu.

Ketika kita tidak tahu lagi siapa paman kita, tante, ponakan, sepupu itu namanya pareumen obor. Mati cahaya keluarga. Kita tahu keluarga adalah kekuatan dasar bagi negara dan agama. 

Dokpri
Dokpri

Menu Arisan

Berkumpul dengan kerabat, teman, tentunya tidak lepas dari makan, cemilan dan es. 

Pada arisan ini, saya menyajikan panganan andalan yang belum pernah disiapkan siapa pun, sayur asem dan karedok.

Sayur asem di Madiun juga ada, tetapi lebih bening. Kali ini saya masak sayur asem seperti yang sering dibuat ibu.

Dokpri
Dokpri

Semua bumbu diulek halus, seperti, bawang merah, bawang putih, cabe merah, terasi. Gulanya memakai gula aren dari teman yang tinggal di Jawa Barat. Jangan lupa garam, asem dan cek rasa.

Sayurannya ada perpaduan antara Majalengka dan Madiun, di antaranya, wortel, jagung manis, melinjo, labu siam, kacang panjang, kacang sambel (suuk) kacang kedelai atau ganteng dele, daun ketela rambat.

Semua sayuran dimasukkan setelah air mendidih. Lanjut dengan bumbu halus. Ciri khas saya setiap masakan tanpa penyedap rasa, cukup gula dan garam. Bagi yang tidak biasa akan aneh. 

Sayur asem ini jika perpaduan asam, gula dan garam pas. Enak bangat, seger, apalagi ada ikan asin, sambel, panggang, karedok, bisa kalap makannya.

Lauk lainnya saya pesan dari pelaku UMKM desa "Ayam Panggang Mbah No", ayam panggang sudah dilengkapi uraban dan sambel. Selain itu saya pun pesan botok tempe.

Dokpri
Dokpri

Saat makan, saya lebih suka kerabat ambil sendiri di dapur. Tujuannya agar lebih santai, akrab. Untuk tempat makan, mereka bebas memilih, ada yang di pintu dapur, taman, ruang tamu.

Seperti foto-foto berikut:

Dokpri
Dokpri

Makan di dapur. Foto dokpri
Makan di dapur. Foto dokpri

Makan di taman. Dokpri
Makan di taman. Dokpri

Dokpri
Dokpri

Untuk minuman, saya membuat sendri. Namanya entahlah apa saya sebut es campur saja, karena semua bahan saya campur.

Bahan es campur ala saya adalah nangka, alpukat, nata decoco, sirsak yang dihaluskan, susu kental manis, nanas yang rebus dengan air gula dan kayumanis.

Es campur. Dokpri
Es campur. Dokpri

Bahan utama adalah syrup cocopandan. Merek tergantung selera, bisa marjan atau ABC. 

Satu lagi jangan ketinggalan adalah air kelapa muda dan es batu.

Kegiatan arisan keluarga dan diakhiri bungkus-bungkus kalau ada makanan lebih. 

Terima kasih telah mengikuti acara keluarga saya lewat tulisan.

Salam hangat.

Keterangan foto semua dokumen pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun