Awal tahun 2023 cuaca cerah, setelah beberapa hari mendung. Saya pun memulai aktivitas dengan bersepeda ke sawah.
Sempat ketar-ketir ketika baru tandur, hujan angin melanda desa dan banyak genteng beterbangan. Pohon-pohon pun tumbang, terutama yang tumbuh di pinggir jalan raya.
Sebenarnya untuk pesawahan tidak ada pohon besar, tetapi sawah yang letaknya di pinggir jalan raya dekat dengan pohon jati yang ditanam pemerintahan desa.Â
Saat terjadi angin, pohon jati itu banyak yang tumbang. Alhamdulillah tidak ada yang mengenai rumah, tanaman padi atau listrik sawah.
Curah hujan sebenarnya membantu petani dalam pengairan tanaman. Kami tidak perlu menyalakan sumur untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman padi.Â
Namun, jika curah hujan tinggi, tidak bagus juga bagi tanaman, apalagi jika sampai menggenang hingga beberapa hari. Tanaman padi akan busuk, apalagi jika baru tanam, karena akar padi belum menancap kuat ke dalam.
Air yang merendam tanaman padi, bisa dibuang ke irigasi. Akan tetapi saat kapasitas air hujan tinggi, irigasi pun penuh dan tidak bisa menampung buangan air dari sawah. Akhirnya tanaman padi yang baru ditandur akan membusuk dan mati.
Tanaman yang mati bisa disulam atau diganti benih baru. Namun, terkadang dibiarkan saja dengan alasan tidak ada cadangan benih dalam jumlah banyak.
Kebutuhan Air pada Tanaman Padi
Air pada tanaman sangat memengaruhi kesuburan dan hasil panen. Kebutuhan air untuk tanaman padi bukan saja air yang masuk, tetapi harus memperhitungkan air yang keluar.
Tanaman padi mendapat air bisa dari air hujan, sengaja diairi dan rembesan sawah yang letaknya lebih tinggi.
Saat akan mengairi, ketiga sumber itu harus diperhatikan agar tidak terlalu banyak. Misalnya, saat setelah turun hujan, tidak perlu mengairi sawah dari sumur pompa.
Untuk mengetahui seberapa banyak tanaman padi membutuhkan air, tergantung pada jenis dan umur tanaman, periode tanam, sifat tanah, jarak dari sumber air, luas area, teknik pemberian air.
Penggunaan air untuk tanaman padi juga sangat bervariasi antara musim penghujan dan musim kemarau.
Pada musim kemarau tentunya akan membutuhkan air lebih banyak, sedangkan musim hujan, justru akan membuang air hujan jika lahan sudah basah.
Teknik Pemberian Air pada Tanaman Padi
Dulu, ada tukang bayu/air dusun yang mengatur masuknya air ke setiap sawah petani.Â
Air dari irigasi akan datang dua kali dalam sepekan. Petani setiap panen akan bayar dengan gabah kering  kurang lebih 18 kg/perak.
Setelah masa panen selesai tukang bayu akan ke rumah dengan membawa gerobak dorong untuk mengambil upah.
Seiring berjalan waktu, entah kenapa sekarang tukang air itu tidak ada. Petani banyak yang membuat sumur sendiri.Â
Jika petani tidak bikin sumur, akan meminjam sumur terdekatnya dengan mengisi solar sendiri.
Membuat sumur biayanya mahal, belum perawatannya. Kalau kita memiliki sawah satu petak, mendingan sewa atau pinjam sumur. Dengan catatan saling pengertian.
Maksudnya jika memerlukan 2 liter solar untuk ngairi satu petak sawah, jangan isi solar 1 liter. Kasihan yang punya sumur jika harus nombok selama 3 bulan. Hehe, tekor.
Sekarang malah lebih mudah, sumur pompa dengan BBM solar tidak ada, diganti dengan listrik pulsa.
Cara Mengairi Sawah
Pemberian air pada tanaman padi setiap wilayah berbeda. Seperti telah disebutkan tadi, kebutuhan air pada tanaman padi dipengaruhi  jenis dan umur tanaman, periode tanam, sifat tanah, jarak dari sumber air, luas area, teknik pemberian air dan musim.
Saya akan berbagi pengalaman bagaimana selama ini memenuhi air di lahan sawah yang kami miliki.Â
Musim hujan ini, kami menanam jenis padi Infari 16 dengan pertimbangan cocok ditanam di dataran rendah dan tahan terhadap hawar daun bakteri, tahan penyakit blas ras 033.Â
Selain tahan terhadap jenis bakteri tertentu, sebenarnya rentan juga terhadap wereng cokelat. Hama nanti bisa diatasi dengan insektisida, karena tidak ada tanaman yang tahan akan penyakit.Â
Pada musim hujan, kami tidak banyak memompa air untuk mengairi sawah, cukup dari air hujan.Â
Tidak menutup kemungkinan, jika lahan sudah sat (airnya sedikit) baru kami nyalakan air pompa.Â
Untuk mengairi lahan pertanian, jangan sampai kering. Apalagi tanahnya pecah-pecah. Itu akan merusak akar tanaman padi.
Tanah sawah pecah, biasanya terjadi pada musim kemarau. Nah jika musim kemarau, padi harus diairi setiap 3 hari sekali.
Lama mengairi tergantung dari luas lahan. Sebagai contoh, untuk lahan yang 3,5 kotak, air bisa rata ke seluruh permukaan lahan satu malam dengan piva 3 dim.
Teknik pengairan seperti ini disebut pengairan berselang (intermittent irrigation), di mana lahan kadang pada kondisi kering, kadang tergenang.
Pengairan berselang ini memiliki manfaat bagi tanaman padi, di antaranya adalah:
- Agar akar dapat berkembang dengan baik
- Mengendalikan perkembangan  keong, hama penggerak dan hama wereng
- Mengurangi kerebahan padi ketika tanaman ini berbuah
- Mengurangi jumlah anakan yang tidak menghasilkan gabah
- Mempercepat panen juga gabah menguning (pemasakan) seragam waktunya
- Pupuk lebih cepat masuk ke dalam tanah. Ketika pemupukan keadaan tanah jangan terlalu kering juga basah. Harus cemek-cemek
Masih banyak lagi manfaat teknik pengairan berselang pada padi. Namun, jika lahan sulit dikeringkan, sebaiknya jangan menggunakan teknik berselang dalam pengairan sawah.Â
Semoga pada musim hujan ini, hasil panen baik dan harga stabil.Â
Terima kasih telah singgah. Jika ada yang kurang boleh ditambahkan di kolom komentar. Â
Salam hangat, salam selalu.
Sri Rohmatiah Djalil
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI