Tepat pukul 07.00 saya mendapat pesan pribadi dari Kepala Desa Sidomulyo, Setiyo Margono atau sering disapa Pak Gon.
Pak Gon mengatakan, telah terjadi angin puting beliung, Rabu (14/12/2022) dan memorakporandakan genteng rumah warga dan pohon besar.
Desa Sidomulyo adalah desa di mana saya tinggal. Saya kaget, karena tidak mengetahuinya, hari Rabu saya dan suami ada acara di Ponorogo hingga malam.
Ketika tiba di rumah sekitar pukul 20.30, desa tempat tinggal saya masih hujan, tetapi tidak deras, seperti biasanya.Â
Saya tidak menaruh curiga jika telah terjadi puting beliung. Anak bungsu, si Ziggi dan ibu mertua berada di kamar, tidur pulas.
Malam itu saya tidak cek WhatApps grup desa atau status teman-teman. Setelah bersihkan taman dapur yang tergenang air hujan, bersih-bersih badan, saya memilih tidur hingga subuh.
Kamis pagi, anak saya hanya cerita kalau kemarin sore hujan, si Ziggi, kucing saya yang berada di taman takut seperti minta tolong gitu. Akhirnya dibawa ke kamar ibu mertua.
Selain ada pesan pribadi dari Pak Gon, ada juga telepon dari salah satu warga. Dia mengabarkan kalau tanaman padi tertimpa pohon, tapi hanya galengannya saja.
"Coba datang ke sawah, mungkin pohon itu kena kabel listrik,"Â kata warga yang bernama Pak Edi.
Saya dan suami bagi tugas. Suami ke sawah untuk cek kabel listrik pengairan, sementara saya ke lokasi bencana menemui Pak Gon dan lainnya yang sedang kerja bakti dengan menggunakan sepeda kesayangan, tentunya dengan kostum bersepeda.
Kronologi Angin Puting Beliung Memorakporandakan Rumah Warga di Desa Sidomulyo
Angin puting beliung salah satu bencana yang sering terjadi pada musim hujan. Munculnya pun tidak bisa terdeteksi, itu artinya akan muncul secara tiba-tiba. Seperti yang terjadi di desa tempat tinggal saya, (Rabu, 14/12/2022) sekitar pukul 15.35 WIB.
"Sore kan hujan seperti biasa, Mbak, anak dan cucu saya di luar lagi hujan-hujanan, tiba-tiba gelap, angin datang dari arah utara dengan kencang, tidak seperti biasanya, genteng, asbes pada jatuh. Saya panik, keluar tidak berani, di warung juga takut, akhirnya mondar-mandir di dalam warung," kata Sirukilah (62) salah satu warga yang genteng rumahnya rusak, Kamis (15/12/2022).
Sirukilah pun menjelaskan, genteng itu terbang menimpa genteng lainnya, lalu jatuh ke bawah, begitu juga dengan asbes rumah.Â
Beberapa warga pun menjelaskan hal serupa. Angin menyapu desa dari arah utara dan berhenti setelah beberapa menit. Atap rumah yang dilewati angin tersebut turut tersapu dan beterbangan sebelum akhirnya jatuh.
Desa Sidomulyo menurut saya bukan wilayah yang rawan bencana walaupun berada di samping sungai Madiun yang luas, tetapi jarang terjadi bencana. Selama saya tinggal di Desa Sidomulyo, 19 tahun, hanya satu kali banjir, itu pun kategori ringan.
Untuk angin puting beliung pun satu kali terjadi pada tahun 2020 dan itu merobohkan satu pendopo milik Pak Gon, kepala desa setempat. Tidak ada catatan bencana apapun, jadi warga tampak tenang jika hujan.Â
Sebelum turunnya hujan, cuaca di desa juga bagus, itu menurut beberapa warga. Pagi juga sebelum saya bertolak ke Ponorogo, cuaca sangat bagus, tidak mendung, tidak ada tanda-tanda akan hujan.
Curah hujan di Madiun dengan di kota asal saya, Majalengka, lebih banyak di Majalengka.Â
Di Majalengka sering kali disertai petir, angin dan durasinya hingga berjam-jam. Kalau di Desa Sidomulyo, sangat jarang sekali ada petir, durasi hujan pun sangat sebentar, sekitar 30 menit.Â
kondisi hujan yang biasa saja itu, sering kali dimanfaatkan anak-anak atau orang dewasa untuk hujan-hujanan di luar. Namun, berbeda dengan sore itu.Â
Menurut kesaksian anak dari Bu Sirukilah yang saat itu berada di luar main hujan-hujanan. Angin tiba-tiba datang dengan memutar. Anaknya yang berusia 4 tahun terkena serpihan genteng di bagian pelipis, juga bapaknya.
Berapa jumlah rumah yang rusak?
Menurut pantauan saya, tidak hanya rumah warga saja yang diterjang angin puting beliung yang mengakibatkan rumah bocor, banyak baliho dan pohon tumbang.
Untuk jumlah rumah yang rusak, Â belum ada kepastian hingga saya pulang. Menurut Pak Camat Sawahan dan Pak Kades, malam kejadian baru ada 9 kepala keluarga yang melaporkan kerusakan rumahnya.
Kamis, 15 Desember 2022, saat penyisiran dan kerja bakti oleh kepolisian, TNI, kecamatan dan relawan lainnya, jumlah itu terus bertambah.
"Belum ada kepastian berapa jumlah rumah yang rusak. Namun, yang jelas banyak rumah yang gentengnya rontok, mulai dari tingkat ringan, sedang," jelas Camat Sawahan, Pak Hari di sela-sela kerja bakti, Kamis (15/12/2022).
Pendataan juga dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Madiun, bagian kebencanaan.Â
Pak Andy Koerniawan dan satu karyawan lainnya dari Dinas Perkim datang ke setiap RT menyisir rumah yang terdampak angin.
Pak Andy menjelaskan, setelah teridentifikasi baru membaginya menjadi 3 tingkat kerusakan mulai dari ringan, sedang, berat, selanjutnya dilaporkan ke Pemkab.
Apakah korban bencana puting beliung mendapat bantuan dana?
Sebagai wujud kepedulian pemerintah, saat itu juga Pak Camat mengerahkan seluruh kepala desa yang ada di Kecamatan Sawahan untuk turut serta membantu menaikkan genteng. Jangan sampai rumah bocor ketika hujan turun lagi.
Kerja bakti pun dilakukan oleh elemen termasuk anggota Polres Madiun Kota dan Kabupaten, Polsek Sawahan, Dinsos, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), LPBNU, TAGANA juga warga.Â
Untuk bantuan dana atas kerusakan rumah, Pak Camat mengatakan belum ada, tetapi dari dana darurat desa sudah disiapkan. Namun, hal ini juga melihat tingkat kerusakannya.
Sementara dari Dinas Perkim pun sama. Setelah teridentifikasi kerusakannya, nantinya mengacu pada Perda tentang Kebencanaan. Hingga sore hari bantuan materil datang dari Dinas Sosial Kabupaten Madiun kepada korban dengan tingkat sedang.
Lepas dari masalah dana bantuan, pihak BPBD dan kepolisian menghimbau warga untuk tetap waspada, tidak menutup kemungkinan bencana akan datang lagi, terutama yang tinggal di daerah rawan.Â
Dalam kondisi curah hujan tinggi rawan terjadi bencana hidrometeorologi, seperti angin puting beliung, tanah longsor, banjir dan banjir bandang.
Bagaimana langkah antisipasi jika terjadi puting beliung atau hujan deras?
Seperti telah disebutkan, bencana datang tanpa aba-aba, karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalisir hal buruk.
Berikut langkah antisipasi yang harus dilakukan saat terjadi angin puting beliung, di antaranya adalah:
Jangan panik
Rumah saya di Majalengka terletak di lereng dan rawan bencana. Setiap hujan lebat, ada saja asbes rumah tetangga yang tersapu angin, bahkan sebelah rumah, seluruh asbes rumahnya tersapu habis, padahal rumah itu sudah dirombak, tidak asli dari perum.
Rumah bapak masih asli bangunan dari pihak perum, bangunan dari batako dengan atap asbes dan kayu tipis.Â
Jika hujan tiba, kami selalu was-was. Bapak sering kali melarang kami untuk hujan-hujanan, semua harus masuk rumah dan mengunci pintu, jendela.
Saya masih ingat apa kata Bapak setiap turun hujan lebat. Semua anaknya suruh kumpul di dalam satu ruangan.
Kami dilarang tidur atau tiduran, harus duduk membaca ayat suci Al-Qur'an sebisanya. Bapak sendiri adzan, walaupun bukan waktunya shalat. Jika ada petir, kami spontan membaca takbir dengan rasa takut
Matikan semua aliran listrik
Untuk mencegah terjadinya korsleting yang bisa memicu kebakaran, listrik semua harus dimatikan, dilarang nonton televisi, masak nasi, masak di kompor listrik, setrika atau pekerjaan lain yang menggunakan listrik.
Perhatikan posisi badan
Jika kondisi berpotensi petir, usahakan badan jangan tiarap di atas tanah. Segera jongkok dan bungkukkan badan ke lutut sembari kedua tangan mendekap lutut atau kaki.
Jika di luar ruangan
Ketika hujan lebat, kita mungkin tidak di dalam rumah, melainkan di luar ruangan. Hal yang perlu kita lakukan adalah menghindari bangunan tinggi, tiang listrik, papan reklame, pohon. Walaupun tampak kokoh, semua itu bisa roboh ketika dihantam angin.
Dengan mengetahui berbagai tips ketika angina puting beliung, semoga dapat meminimalisir terjadinya luka juga korban jiwa.
Penting bagi kita tetap berdoa agar terhindar dari segala bencana. Jika terjadi luka, segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.Â
Terima kasih telah singgah, salam sehat selalu untuk semuanya,
Salam
-Sri Rohmatiah Djalil
Bahan bacaan 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H