Saya mendapat informasi lukisan karya mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut dipamerkan di Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI), 2022 dari grup PSLI.
Semakin penasaran ingin menikmatinya langsung, karena selama ini hanya menyimak dari beritanya saja. Syukur-syukur kalau bertemu langsung dengan pelukisnya, kan bisa foto-foto.
Begitu sampai di Jatim Expo, Jl. A Yani 99 Surabaya, Jum'at 18/9/2022, saya menemui ketua penyelenggara yang sedang ngobrol dengan suami.
"Ada, sebelah sana, nanti bisa dilihat," ujar M. Anis yang sering disapa Mbah Anis ketika saya bertanya lukisan Pak SBY.
Setelah memasang lukisan suami di booth 069, niat hati hendak melihat karya Pak SBY begitu panggilannya, ternyata ada pekerjaan lain. Suami membutuhkan banner untuk dipasang di stan. Dia  juga ingin membeli kursi roda manual, mumpung di Surabaya, ada banyak pilihan.
Dalam waktu 4 jam sebelum pembukaan pameran, saya harus menyelesaikan pemesanan banner dan membeli kursi roda. Satu lagi anak cewek minta dijenguk di kos-san.Â
Sambil menuju ke toko kursi roda, saya memesan banner melalui online. Ini kesalahan saya, percetakan digital painting ternyata jaraknya jauh dengan Jatim Expo. Saya mengetahuinya setelah pembayaran dan 1 jam pembukaan pameran dimulai. Akhirnya saya mengirim pesan agar banner dikirim via go send, ongkir COD.
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI)
PSLI adalah ajang pertemuan para pelukis seluruh Indonesia setiap tahunnya yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT Pemprov Jawa Timur.  Acara ini selalu  dilaksanakan di Jatim Expo, Jl. A Yani 99 Surabaya.
Berhubung erat kaitannya degan HUT Pemprov, PSLI selalu diresmikan oleh pejabat Pemprov. Untuk PSLI tahun ini Gubernur Jawa Timur, Khafifah Indar Parawansa yang langsung meresmikan.Â
PSLI ke-13, 2022 menurut ketua Ketua Sanggar Merah Putih sebagai ketua penyelenggara PSLI, M. Anis diikuti oleh 220 pelukis dan menempati 130 booth.Â
Saya melihat ada penurunan jumlah booth, terlihat dari renggangnya ruangan. Bisa dipahami karena ini PSLI kedua setelah Pandemi, sepertinya pelukis masih kurang bersemangat untuk pameran lukisan.
Alasan lain kemungkinan karena mahalnya harga per booth. Walaupun ada bantuan dari Pemprov untuk sewa gedung Jatim Expo, tetap banyak kekurangan dana.
Namun, dengan terkumpulnya 220 pelukis, saya rasa sudah bagus dan ini merupakan keberhasilan Sangar Merah Putih selama 13 tahun mengumpulkan para pelukis dari berbagai wilayah, seperti Kalimantan, Bali, Sumatera, Jawa.
Seperi apakah lukisan Pak SBY? Agar tidak penasaran saya kupas sedikit ya. Lebih jelas bisa langsung datang ke Surabaya. PSLI akan berakhir tanggal 27 November dan tanggal itu akan bertemu dengan saya, ups, he, he.Â
Lukisan Pak SBY
Ada yang istimewa untuk PSLI kali ini, pasalnya 7 lukisan dan 12 lukisan printing karya mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipamerkan juga.Â
Keren kan? mantan Kepala Negara yang biasa berpolitik bisa menjiwai seni lukis. Kabarnya melukis ini sudah menjadi hobi sejak lama, karena kesibukan, hobi lama dilakukan lagi pada tahun 2021.
Booth milik Pak SBY berada dekat dengan kantin. Betul apa yang dikatakan Mbah Anis, kalau booth Pak SBY sama seperti booth pelukis lainnya, hanya ada dekorasi bunga-bunga dan lebih luas. Desainnya dirancang sendiri oleh tim staf khusus Pak SBY.
Setelah pembukaan PSLI, saya bertemu dan ngobrol dengan salah satu staf ahli Pak SBY, Jauhar Arifin, saya panggil Pak Arifin. Saya tertarik dengan lukisan-lukisan Pak SBY bukan untuk membelinya, maklumlah emak-emak, harus putar otak untuk belanja.
Pak Arifin berkata, "Silakan dimiliki atau dikomentari lukisan Pak SBY, Mbak!" Saya bingung juga mau jawab apa, akhirnya ngobrol saja ala-ala wartawan gitu. Berita saya tulis di sini.
Menurut Pak Arifin dari 19 lukisan yang dipamerkan, ada 7 lukisan asli dan 12 painting (cetak kanvas). Untuk lukisan asli tidak dijual, hanya yang exclusively printed.
Salah satu lukisan exclusively printed bertema Raja Rimba, lukisan aslinya berukuran 215 cm x 140 cm, diubah menjadi printing dengan ukuran 75 cm x 50 cm. Lukisan ini seekor harimau hasil jepretan Bu Ani Yudhoyono.
Exclusively printed karya Pak SBY dijual mulai dari harga Rp3,5 juta hingga Rp7 juta. Jangan khawatir nantinya akan diberi sertifikat keaslian dari lukisan itu.
Lukisan karya Pak SBY, hampir seluruhnya naturalis, sama seperti lukisan yang dibuat suami saya, perbedaannya pada bahan cat. Pak SBY menggunakan cat air, sedangkan suami memakai cat minyak.
Perbedaan Lukisan Cat Minyak dan Cat Air
Ada perbedaan cat minyak dengan cat air, salah satunya dalam proses pengerjaan. Kalau lukisan dengan memakai cat minyak cenderung lama karena untuk menimpah warna harus menunggu kering dulu. Kalau cat air itu cepat kering, jadi harus cepat menorehkan cat ke kanvasnya.
Kalau untuk ketahanan lukisan tergantung jenis cat dan kanvasnya ya, jadi jangan salah jika ada lukisan sangat murah. Nah ini yang pernah saya lihat di ruang tunggu stasiun televisi swasta, banyak lukisan yang catnya pecah-pecah.
Kekurangan cat air juga ada sih terhadap lukisan, yakni berjamur. Solusinya kita bisa merawat lukisan tersebut dengan cara dicuci dengan sabun cair dan kain lembut, lalu jemur hingga kering.Â
Lukisan cat minyak berjamur juga lama ya, bisa hingga 20 tahun, tetapi itu juga tergantung dari tempat penyimpanan. Asal jangan disimpan di tempat lembab dan pigura tanpa kaca, lukisan akan awet seumur hidup.
Lukisan dengan media cat minyak akan lebih cerah dan glowing, seperti wajah gitu kinyis-kinyis. Sedangkan lukisan cat air lebih ngedoff. Teman-teman tinggal memilih lukisan dengan cat minyak atau cat air?
Semoga bermanfaat, terima kasih telah singgah.
Salam
_Sri Rohmatiah_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H