Misalnya, warga bisa memberi edukasi menanam padi dari awal hingga masa panen kepada pengunjung. Tentunya tidak semua lahan dijadikan tempat wisata edukasi.
Bisikan pun tertuju pada saya dari salah satu pengurus BPD. "Sawahnya yang pinggir jalan, buat tempat wisata saja untuk menarik pengunjung, bisa dijadikan tempat makan."
Dalam benak saya memang sudah terlintas sejak lama untuk menyulap sawah seluas 3,5 petak menjadi tempat wisata. Namun, banyak kendala terutama dana, skill dan izin keluarga.
- Keberadaan pundenÂ
Berdirinya sebuah wilayah tidak bisa lepas dari cikal bakal, sejarah berdirinya. Â Diketahui dalam catatan sejarah yang saya kutip dari Pemkab Madiun, wilayah Kabupaten Madiun berdiri pada tahun 1568 Masehi, Kamis Kliwon, 18 Juli atau Jumat Legi. 15 Suro 1487 Be -- Jawa Islam.
Pada masa Kesultanan Demak, telah dilaksanakan pernikahan putra mahkota Demak, Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah putri dari Pangeran Adipati Gugur yang berkuasa di Ngurawan, Dolopo.
Pusat pemerintahan yang tadinya di Ngurawan, Dolopo pindah ke desa Sogaten dengan nama baru Purabaya (sekarang Madiun). Pemerintahan Pangeran Surya Patiunus diteruskan oleh Kyai Rekso Gati.
Kyai Rekso Gati adalah seorang tokoh ulama yang diutus Kesultanan Demak  untuk menyebarkan  agama Islam di wilayah Purabaya. Beliau mendirikan sebuah pesantren di Sogaten yang letaknya bersebelahan dengan Desa Sidomulyo.
Sementara makam Kyai/Nyai Rekso Gati berada di makam umum Desa Sidomulyo atau punden. Itu sebabnya punden ini sudah ditinjau oleh Bupati Madiun untuk dijadikan tempat wisata religi.
- Galeri lukisÂ
Galeri lukis ini milik salah seorang warga Desa Sidomulyo yang sudah berdiri sejak tahun 90-an. Pun sudah banyak dikunjungi dari berbagai kalangan mulai dari pecinta seni, mahasiswa untuk penelitian, pejabat hingga stasiun televisi lokal dan nasional.