Saya memang tidak bisa mengemudi, tetapi sering menyaksikan suami memberi tahu anak-anak cara berkendara dengan baik.
Misalnya kecepatan berkendara, tidak boleh menerebos, mengatur jarak dengan kendaraan di depan, juga saat ambil tempat parkir. Selain itu juga mengenalkan rambu-rambu lalu lintas yang terpasang di jalan.
- Latih remaja untuk sabar
Jadi pengemudi itu harus sabar, jangan krusak-krusuk. Pengemudi gak sabaran terlihat dari cara dia mengatur kecepatan.
Sabar juga akan tampak saat terjadi kemacetan, ada orang yang akan menyeberang, melewati plang kereta atau lampu merah.
Ketika sudah memegang setir, walaupun ada tujuan yang harus segera didatangi, biasakan remaja kita untuk membuat perencanaan. Perencanaan mulai dari jam berapa berangkat, berapa lama perjalanan, membuat antisipasi kemacetan dan lain sebagainya.
- Dampingi remaja di awal berkendara
Ketika anak saya sudah memiliki SIM, kami tidak melepas dia ke jalan sendiri, setidaknya ada teman yang menemani. Saya paling sering menemani anak mengendarai, kalau tidak ya bersama bapaknya.
Kami tidak enak duduk sambil ngemil, teman berkendara harus siap jadi kernek. Pernah saya tertidur, suami bilang, “Kalau mau tidur di rumah saja!” Padahal kesempatan seorang emak untuk tidur ya di dalam kendaraan.
Itu sedikit pengalaman saya mendampingi anak agar cerdas berkendara, mungkin ada tips lain agar saya pun bisa mencetak anak lebih cerdas lagi.
Sesungguhnya yang bisa berkendara adalah suami sejak tahun 1989, Alhamdulillah tidak pernah terjadi kecelakaan. Kalau kendaraannya pernah penyot saat dipinjam tetangga.
Terima kasih telah membaca
Salam hangat selalu,
_SRD_ Madiun