Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Santri Nasional, Ribuan Warga Madiun Berselawat Bareng Gus Miftah

29 Oktober 2022   13:41 Diperbarui: 29 Oktober 2022   13:54 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peresmian PRC oleh Wali Kota Madiun, dokpri

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN), 22 Oktober, Pemkot Madiun menghadirkan dai kondang Miftah Maulana Habiburrahman, akrab disapa Gus Miftah, Kamis (27/10/2022).

Perayaan HSN tersebut selain berselawat, juga menjadi awal sejarah Pahlawan Religi Center (PRC). Dengan didampingi Gus Miftah, Wali Kota Madiun, Drs. H. Maidi, S.H., M.M., M.Pd. disapa Pak Maidi resmikan Pahlawan Religi Center (PRC), 

Setelah penekenan prasasti PRC, dilanjutkan pengukuhan 104 dai cilik yang berasal dari berbagai SD di Kota Madiun.

Pahlawan Religi Center (PRC)

Peresmian PRC oleh Wali Kota Madiun, dokpri
Peresmian PRC oleh Wali Kota Madiun, dokpri

Pahlawan Religi Center merupakan kawasan yang berada di Jalan Pahlawan, tepatnya sebelah utara Matahari Mall dan selatan Pizza Hut. Dulunya ini kawasan parkir kumuh di atas sungai yang kotor, berbau.

Sejak pemerintahan Pak Maidi dan Bu Inda Raya, lahan parkir ini disulap menjadi tempat wisata. Pembangunannya tidak serta merta jadi dan indah, ada proses beberapa tahun, karena bertahap. 

Kawasan PRC ini menambah ikon wisata di sepanjang jalan Pahlawan atau dikenal dengan Pahlawan Street Center (PSC). Sebelumnya telah diresmikan miniature patung Merlion dan miniatur Menara Eiffel. 

Di kawasan PRC dibangun pula miniatur Ka'bah yang berfungsi sebagai mushala. Halaman mushala Ka'bah juga dibangun payung menyerupai masjid di Madinah.

Kabar baiknya di kawasan PRC juga akan ada beberapa travel umroh yang ke depannya bisa membantu warga untuk melaksanakan umroh dan haji.

Di mushala ini warga dipersilakan untuk beribadah atau melaksanakan kegiatan lain, seperti manasik haji dan umroh. Pun untuk sarana outdoor learning siswa.

"Walaupun teknologi informasi digital Madiun luar biasa, tetapi ketaatan, keimanan harus tetap dipelihara, khususnya anak-anak kita," kata Maidi di tengah-tengah sambutannya.

PRC menambah deretan ikon Kota Madiun yang dapat dikunjungi oleh semua warga, tanpa memandang agama atau suku. Semua umat beragama bisa menggunakan kawasan PRC untuk kegiatan keagamaannya.

Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya 6 prasasti agama di satu tempat dengan ruang yang berbeda, yakni sebelah barat Miniatur Ka'bah.

Tablig Akbar Gus Miftah

Tablig Akbar Gus Miftah. Dokpri Humas Polres Madiun Kota
Tablig Akbar Gus Miftah. Dokpri Humas Polres Madiun Kota

Peringatan HSN semakin semarak ketika Gus Miftah naik panggung. Saya yang berada di depan panggung tercengang melihat sosok Gus Miftah. Tampilan asli lebih keren banget daripada di layar.

Berada dekat panggung dari awal sampai akhir acara bagi saya sesuatu banget, karena warga disuruh ke belakang, bagian depan khusus siswa, tamu undangan dan grup selawatan. 

Agak degdegan juga, saat itu kartu pers ketinggalan, akhirnya saya mendekat ke Humas Kapolres, itu pun vidio call dulu dengan teman di News 7 yang absen hadir.

Pengukuhan dai cilik oleh Wali Kota dan Gus Miftah. Dokpri
Pengukuhan dai cilik oleh Wali Kota dan Gus Miftah. Dokpri

Gus Miftah dalam ceramahnya mengapresiasi atas dibangunnya 6 prasasti agama di kawasan PRC. Hal ini membuktikan Madiun sangat toleransi antar umat beragama. 

"Melihat kawasan PRC, saya teringat akan teori saya, Indonesia itu rumah besar. Di dalam rumah besar itu ada 6 agama, saya menyakini, jika orang Indonesia kembali ke kamar masing-masing, tidak akan terjadi masalah," tutur Gus Miftah.

Pada dasarnya jika masyarakat menerima perbedaan dan tidak masuk ke ranah orang lain, negeri ini akan aman, tidak terjadi keributan. Perbedaan itu indah dan di PRC, satu tempat ada 6 agama dan 26 suku menyatu, tetapi dengan kamar yang berbeda.

Di sela-sela ceramahnya, ribuan warga pun berselawat bersama Gus Miftah dengan diiringi musik dari grup Ababul Mustafa dan tarian Sufi.

Tarian Sufi, Tarian Religius

Tari Sufi pada peringatan Hari Santri Nasional di Madiun. Foto dokpri
Tari Sufi pada peringatan Hari Santri Nasional di Madiun. Foto dokpri

Tari sufi atau tarian berputar-putar semakin dikenal masyarakat luas. Tarian yang berasal dari Turki ini memiliki makna mendalam sebagai meditasi, di mana membantu kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Melansir dari romadecade.org, Tari Sufi berawal dari kepedihan Mawlana Jalaludin Rumi yang kehilangan gurunya, Syamsuddin Tabriz. Dari rasa kehilangan, Rumi membuat tarian untuk menenangkan hati. Pada abad ke-13 baru dipentaskan dan diperkenalkan pada murid-muridnya.

Gerakan dalam Tari Sufi yang berlawanan arah jarum jam atau dimulai dari arah kanan menuju arah kiri menggambarkan seseorang yang tengah tawaf. Ini menjadi keunikan tersendiri karena tidak semua orang bisa melakukannya.

Seorang penari tari Sufi harus bisa mengendalikan diri serta pikiran agar tenang dan fokus pada tarian sehingga tidak pusing saat berputar.

Penutup

Dengan memperingati Hari Santri Nasional diharapkan para santri muda meneruskan perjuangan santri dalam menjaga kesatuan RI. 

Jika menengok sejarah, kemerdekaan Bangsa Indonesia juga berkat perlawanan santri terhadap penjajah. 

Di mana pada tanggal 22 Oktober 1945, KH Hasjim Asy'ari mendeklarasikan Resolusi Jihad melawan sekutu. Perlawanan berakhir pada tanggal 30 Oktober 1945.

Mengacu pada sejarah ini maka hari santri ditetapkan pada tanggal 22 Oktober yang tertuang pada Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. SK tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 15 Oktober 2015.

Selamat Hari Santri Nasional "22 Oktober 2022".

Bahan bacaan : Metasatu dan  Jatimsatunews  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun