Sebagian masyarakat sepertinya khawatir akan penggunaan obat sirup setelah beredar informasi gagal ginjal akut akibat senyawa kimia yang terdapat pada obat sirup.
Apalagi setelah Kemenkes memastikan kabar tersebut dengan melakukan analisis toksikologi terhadap 10 pasien anak gagal ginjal.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin pun menyebutkan, 7 dari 10 pasien tersebut darahnya mengandung zat kimia berbahaya yang terkandung dalam obat sirup.
Kemenkes melakukan uji laboratoriun terhadap obat-obatan yang dikonsumsi pasien sebelum dinyatakan gagal ginjal. Ternyata sebagian besar obat itu mengandung zat kimia berbahaya penyebab gagal ginjal.
Jika kita menengok ke belakang, sejujurnya, kita sering memberi obat sirup pada anak ketika mereka demam, batuk, pilek. Terlebih saat pandemi, atas dasar pertolongan pertama, ibu membeli obat untuk si kecil tanpa resep dokter.
Obat sirup yang sering diberikan kepada anak biasanya paracetamol, obat penurun demam  dan vitamin penambah nafsu makan .Â
Himbauan Ketua umum Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim B. Yanuarso, Sp A(K) pada acara tanya IDAI, live di IG IDAI, 18/10/2022 dengan topik "Penggunaan Parasetamol sebaiknya secara bijak sesuai resep dokter".
Terkadang orang tua abai dengan resep dokter, membeli obat tanpa pemeriksaan dokter dan resep. Apotek juga banyak yang melayani konsumen tanpa membawa resep, tetapi sudah izin BPOM.Â
Sepanjang yang saya ketahui, obat yang disarankan pihak apotek harganya murah untuk obat tertentu.Â
Harga obat sirup yang relatif murah dan di iklan dipastikan anak akan sembuh setelah meminum obat tersebut, sebaiknya jangan langsung diberikan kepada anak. walaupun Kemenkes telah mengumumkan obat sirup aman.
Seperti yang telah diumumkan Kemenkes melalui Juru Bicaranya dr. M Syahrirl, Â ada 156 obat sirup dipastikan tidak menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, Dan/Atau Gliserin/Gliserol dan aman sepanjang digunakan sesuai aturan pakai. Selasa (25/10/2022).
Hal ini tertuang dalam Surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan No. SR.01.05/III/3461/2022 tanggal 18 Oktober 2022, tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/ Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury).
Tips Mengobati Demam pada Anak tanpa Obat Sirup
Oh ya, kita sebaiknya memiliki alat pengukur suhu tubuh (termometer) yang bisa digunakan di rumah. Sementara untuk area permukaan tubuh yang mudah diakses untuk mengukur suhu tubuh adalah mulut, dahi, telinga dan aksila.Â
Aksila atau axilla adalah area lipatan tubuh manusia, yaitu ketiak.
Setelah kita melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada anak dan hasilnya lebih tinggi dari 37 derajat celcius, itu artinya anak mengalami demam. Ketika demam biasa, tanpa dibarengi kejang, muntah, tidak ada salahnya melakukan pertolongan pertama pada dengan melakukan terapi non farmakologis.Â
Terapi non farmakologis, menurut Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. Am -- RSUP pada laman kemkes.go.id adalah dengan menggunakan terapi fisik, memberi tindakan secara mandiri.Â
Tindakan tersebut seperti biarkan anak istirahat, memberi minum , memberi aliran udara yang baik, membuka pakaian atau selimut, dan pemberian kompres hangat.
Ajak anak untuk istirahat
Anak-anak walaupun sakit, terkadang tidak mau diam, dia banyak gerak, apalagi jika waktu siang hari.Â
Padahal dengan istirahat penuh dapat mengatasi demam pada anak. Jika anak tidak mau istirahat, kita bisa membacakan cerita sambil anak tiduran.
Banyak minum air putih
Ketika demam, biasanya anak bahkan orang dewasa pun enggan untuk minum, karena air rasanya jadi pahit. Namun, dengan terpenuhinya cairan tubuh dapat membantu menurunkan demam.Â
Untuk itu kita bisa menyiasatinya dengan membuat minuman hangat, seperti sup ayam, jus buah encer dan lain sebagainya
Memberi aliran udara
Saat anak demam sebaiknya beri ruang udara pada tubuh, caranya jangan menggunakan selimut atau pakaian tebal. Pakaikan anak dengan baju yang tipis, tetapi nyaman. Juga suhu ruangan harus tetap sejuk dan bersih.
Kompres dengan air hangat
Cara lain menurunkan demam pada anak adalah dengan kompres hangat pada bagian dahi atau ketiak.Â
Kalau dulu, ibu saya sering menggunakan bawang merah dan minyak kelapa untuk mengompres seluruh tubuh. Namun, jangan ditiru, karena saya pun belum tahu pengaruhnya terhadap demam.
Tidak boleh dilakukan adalah mengompres dengan air es. Mengutip dari laman IDAI, kompres alkohol, kompres dingin dan membuka pakaian tidak direkomendasikan, karena ada beberapa kasus penyerapan sistemik alkohol.Â
Kompres dingin dapat meningkatkan pusat pengatur suhu hipotalamus dan mengakibatkan vasokonstriksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan suhu tubuh.
Bawa ke dokter
Pertolongan di atas, sifatnya sementara, sebaiknya anak segera dibawa ke dokter, apalagi jika demamnya dibarengi dengan kejang, muntah.Â
Semua anak saya jika sakit, saya tidak meminta resep obat sirup, bukan karena takut gagal ginjal, karena dulu belum ada fenomena gagal ginjal akibat zat kimia pada obat sirup.Â
Menurut keterangan dokter anak langganan, obat puyer akan lebih cepat menurunkan demam dari pada obat sirup. Jika anak tidak suka dengan rasanya yang pahit, kita bisa siapkan air putih.Â
Saya menyakini setelah minum air putih, rasa pahit akan hilang, berbeda dengan minum manis atau makan lainnya. Namun, itu subyektif ya, mertua saya jika minum obat harus ada pisang, makanan manis, padahal obat itu diminum secara terpisah.
Jika dokter tidak ada jadwal, saya biasanya langsung ke IGD. IGD melayani pasien 24 jam, tetapi tidak selamanya langsung di rawat inap. Jika setelah pemeriksaan anak diketahui hanya demam biasa, akan diberi obat untuk 3 hari ke dapan.
Terima kasih telah singgah. Salam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H