Bagi saya ini sangat menarik, karena masih remaja sudah pinjem uang. Padahal kebutuhan anak sudah dicukupi orangtuanya. Lalu Linda meminjam uang untuk apa? terlebih dia berada di lain kota dengan anak saya.
Di kalangan anak kos, meminjam uang mungkin sudah biasa tatkala akhir bulan, karena kiriman dari orangtuanya belum datang. Jumlah uang yang dipinjam mungkin tidak seberapa, cukup untuk makan satu atau dua hari.Â
Saya katakan pada anak, jika ada lagi teman ujug-ujug pinjam uang  harus dipahami terlebih dahulu, tujuannya apa dan perilaku anak tersebut.Â
 Walaupun tujuan pinjam uang itu privacy, tetapi tak ada salahnya bertanya, "Untuk apa?" Kecuali jika niat tidak meminjamkan uang, ya bilang saja, "Maaf tidak bisa membantu."
Sementara untuk perilaku teman yang meminjam tersebut bisa  ditelusuri kepada teman-teman yang dulu satu kelas. Â
Nah setelah ditelusuri, Linda ini kerap kali meminjam uang kepada teman-teman masa SMA dulu.
Seperti pernah dialami teman saya akhir-akhir ini, sebut saja Kinoy. Kinoy ini mengirim pesan pribadi kepada saya menanyakan tentang salah satu teman kami SMA dulu.Â
"Sri, ingat si Fulan? dia chat aku, pinjem uang Rp500 ribu, itu orang gimana ya? bisa dipercaya gak?"
Kinoy berusaha mencari tahu seluk beluk, kebiasaan si Fulan, apakah dia nantinya akan bayar utang tepat waktu atau malah sebaliknya.Â
Saya sebagai teman yang mengenal si Fulan mengatakan hal yang sama seperti pada anak saya, ketika bertanya tentang Linda.
"Ketika berani meminjamkan uang pada teman, ada 2 hal yang harus disiapkan, yakni, berani nagih jika si peminjam telat bayar, kedua berani ikhlaskan uang tersebut jika peminjam tidak bayar."Â
Jika tidak siap dengan 2 hal itu, sebaiknya jangan beri pinjam.
Anak saya merenung dan memilih, "Aku tidak siap nagih dan tidak ikhlas jika teman tidak bayar, aku kan masih minta sama orangtua."