Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Ibu dari 1 putri, 1 putra

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Badan Sakit saat Menyusui, Berikut Penyebab yang Saya Alami

6 Oktober 2022   14:39 Diperbarui: 10 Oktober 2022   09:40 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan ibu menyusui yakni ASI tidak keluar, puting tidak keluar, badan sakit. Foto dari kompas.com

Hai, Bunda,

Bagi ibu muda menyusui memang menjadi tantangan, banyak hal yang dialami seperti ASI tidak lancar, puting tidak keluar dan sebagainya.

Tantangan saya saat menyusui anak kedua bukan ASI tidak keluar. ASI yang saya produksi sangat melimpah.

Apa yang saya alami?

Ibu memberi ASI sangat menyenangkan, di sana kita akan merasa ada kedekatan dan ketenangan, tetapi saya tidak merasakan itu.

Setiap bayi menyusui, seluruh badan saya sakit seperti ditusuk, terutama area paha, perut. Tak jarang saya menyusui sambil menangis dan paha dipijat Mak tukang pijat.

Tidak ada yang curiga dengan rasa sakit saya, semua orang menduga saya kecapean sehingga memerlukan tukang pijat. 

Saya sempat berpikir untuk tidak menyusui dan mengganti dengan susu formula, tetapi berpikir ulang, ASI yang saya produksi bagaimana? Apakah akan dibiarkan mengering? Aduh rasanya berdosa sekali.

Akhirnya saya tetap memberi ASI dengan cara dipompa, tetapi sakit semakin menjadi, apalagi proses memompa lebih lama daripada langsung disedot bayi.

Akhirnya saya kembali menyusui bayi dengan rasa sakit yang amat, seperti hendak melahirkan. 

Usia bayi 21 hari, badan tidak kuat lagi menahan sakit, saya hampir pingsan di kamar mandi dan banyak darah yang keluar. Lagi-lagi orang mengira masa nifas, sesuatu yang wajar.

Ibu saya menangis dan menyuruh suami membawa ke bidan di mana saya melahirkan. Tidak ada kerabat yang menemani kami saat itu, karena hampir tengah malam dan panik melihat darah di kamar mandi.

Tiba di klinik sayup-sayup, saya mendengar suami meminta bidan untuk membawa saya ke klinik dokter kandungan agar segera ditangani.

Namun, bidan tidak menyetujui dan membawa ke rumah sakit umum daerah. Saya sudah tidak ingat lagi bagaimana bisa berada di ruang bersalin. 

Ketika sadar, payudara rasanya sakit, baju penuh dengan air susu yang tumpah. Sementara di kasur sebelah, ibu-ibu hamil menangis, teriak kesakitan akan melahirkan.

"Bu Bidan, bayi saya mau keluar, tolong!"

Bidan, mendengar teriakan ibu hamil yang ada di sebelah saya malah marah menyuruh si ibu diam jangan teriak.

Bidan lainnya tak kalah teriak, mengatakan kalau belum waktunya melahirkan, baru buka dua. Si Ibu marah-marah, "Masa dari tadi buka dua terus, lihat dulu, ini sudah mau keluar!"

Ternyata benar, tidak lama setelah dicek, bayi itu keluar. Saya pun teringat bayi yang belum disusui di rumah bersama Ibu. 

Malam itu bagi saya sangat menakutkan, suara tangis ibu-ibu yang hendak melahirkan, teriakan bidan, suster, rasa sakit di payudara, paha, perut. Tidak ada seorang pun kerabat pasien yang diperbolehkan menunggu di dalam. Saya yakin suami duduk menunggu di luar ruang bersalin.

Saya tidak tahu lagi jam berapa saat itu, tiba-tiba tempat tidur didorong dari ruang bersalin. Lorong-lorong rumah sakit telah terang, itu artinya sudah pergantian petugas jaga.

Sembari menahan sakit, mata saya membaca tulisan yang menempel di setiap ruangan. Saya pun dibawa masuk ke ruang laboratorium untuk USG.

Setelah selesai pemeriksaan di laboratoriun, saya kembali dibawa ke ruang bersalin. Seorang dokter datang menghampiri dan menyuruh kaki saya ditekuk seperti hendak melahirkan. 

Rahim saya dikodok, dibersihkan, katanya, dalam rahim ada yang tertinggal dan ini yang menyebabkan badan sakit ketika menyusui.

Tidak membutuhkan waktu lama, setelah selesai saya dibantu suster untuk ganti pakaian dan diantar ke luar menemui suami. Siang itu juga saya diperbolehkan pulang dan tidak perlu kontrol, karena rahim sudah bersih.

Bidan yang membantu persalinan saya di kliniknya datang ke ruang bersalin setelah ada tindakan dari dokter. Namun, dia tidak membahas tentang sesuatu yang tertinggal di rahim saya. 

Sampai sekarang saya tidak tahu apa yang tertinggal, tetapi jadi teringat saat proses jahitan yang sobek, perawatnya mengatakan pada bidan tersebut kalau ada yang tertinggal.

Bidan pun mengatakan yang tertinggal akan keluar dengan darah nifas, tidak masalah. Saya pun lega dan tidak memperpanjang masalah itu.

Setelah rahim saya dibersihkan oleh dokter, menyusui bayi tidak ada masalah, rasa sakit tidak ada lagi. 

***

Dari pengalaman saya, ibu muda yang baru melahirkan harus waspada jika ada gejala aneh saat awal menyusui. Segera ke dokter kandungan untuk memeriksakan diri.

Ketika badan ibu tidak sehat, pikiran stres, akan memengaruhi produksi ASI, walaupun kita sudah makan makanan sehat, bergizi.

Bidan, dokter adalah manusia yang rentan berbuat kesalahan, sebagus apapun prestasinya di kesehatan. Jadi jangan terlalu percaya dengan keterangannya jika kita masih merasakan sakit tak wajar. Segeralah periksa ke rumah sakit.

Semoga bermanfaat

Salam,

Sri Rohmatiah Djalil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun