Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pesta Pernikahan di Desa Hanya Membutuhkan 2 Vendor

4 Oktober 2022   07:04 Diperbarui: 7 Oktober 2022   01:00 2992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyambut tamu dalam resepsi pernikahan keponakan di rumah | Dokpri

Pernikahan adalah momen yang sangat membahagiakan, baik untuk kedua mempelai atau orang tua. 

Sebagai wujud syukur tak jarang di antara mereka yang mengadakan pesta pernikahan mewah. 

Namun, banyak pula pesta pernikahan dilaksanakan sederhana karena alasan finansial dan alasan lain. Baik pesta pernikahan sederhana atau mewah, persiapannya sama, amat rumit dan penuh drama.  

Untuk kelancaran dan kesuksesan pesta pernikahan kita memerlukan jasa orang lain, yakni vendor.

Dalam pernikahan, biasanya kita harus memikirkan dan menghubungi vendor tempat resepsi/gedung, catering, dekorasi, baju pengantin dan makeup artist dan photographer.

Apa itu vendor?

Sebelum membahas dua vendor penting dalam pesta pernikahan di desa tempat tinggal saya, alangkah baiknya kita tahu dulu apa itu vendor.

Vendor berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang menjual rumah, tanah, dan sebagainya, ya ... bisa dikatakan penyedia jasa. 

Dengan demikian, vendor pernikahan adalah penyedia barang atau jasa yang mempersiapkan hal-hal berkaitan dengan acara pernikahan.

Tugas vendor paling utama adalah membantu segala kebutuhan acara pernikahan. Misalnya, vendor makeup, tugasnya mempercantik pengantin mulai dari rias wajah, pakaian dan sebagainya.

Dua Vendor Penting pada Acara Pernikahan di Desa

Pada umumnya ketika kita akan melangsungkan pesta pernikahan membutuhkan vendor tempat resepsi/gedung, catering, dekorasi, baju pengantin dan makeup artist dan photographer.

Pesta pernikahan keponakan di rumah | Dokpri
Pesta pernikahan keponakan di rumah | Dokpri

Pesta pernikahan di desa tempat tinggal saya atau mungkin di desa lain tidak memakai semua vendor di atas. Ada dua vendor yang penting yakni, rias pengantin dan terop/tenda biru.

1. Rias pengantin

Bagi pengantin perempuan, riasan wajah sangat penting, karena dalam riasan mengandung makna berupa doa dan harapan sang perempuan. 

Untuk mendapatkan rias pengantin, warga desa yang hendak menikahkan putrinya, tidak perlu jauh-jauh mencari vendor ke luar desa. 

Di desa ada perias yang cukup profesional dan mengikuti perkembangan sekarang. Kita tinggal komunikasi saja temanya apa, nanti akan ada pilihan dekorasi, baju dan sebagainya.

Harganya menyesuaikan budget pengantin, nanti perias akan memperhitungkan kemampuan pengantin. Pokoknya harga persaudaraan, tetapi tetap profesional.  

Rias pengantin ini bukan sekadar mempercantik pengantin, orang tua dan kerabat, tetapi membantu mendatangkan fotografer, dalang/MC,  cucuk lampah atau pengiring pengantin. Bahkan agar senada konsepnya, kita juga bisa memesan terop atau tenda biru kepada perias.  

2. Tenda biru atau Terop,

Tenda biru sepertinya sudah ganti warna ya? sekarang banyak warna dan model yang bisa dipesan di tukang terop. yang paling hits sekarang ini adalah warna soft, seperti abu, toska, emas, putih. 

Terop selain menyediakan berbagai jenis kursi dan meja tamu, juga menyediakan perlengkapan makan. Namun, di lingkungan RT, perlengkapan makan sudah tersedia, seperti piring, mangkuk es, alat masak.

Menyambut tamu dalam resepsi pernikahan keponakan di rumah | Dokpri
Menyambut tamu dalam resepsi pernikahan keponakan di rumah | Dokpri

Untuk kebutuhan lain, seperti soundsystem, musik atau karawitan, kita bisa minta rekomendasi dari terop atau perias. 

Kalau untuk latar temu manten, ada grup hadroh ibu-ibu. Grup ini akan membacakan shalawat diiringi musik. Ini momen yang sangat mengharukan.

***

Menggunakan 2 vendor bukan berarti pesta pernikahan sederhana. Masyarakat di desa masih mengutamakan gotong royong. 

Dua kebutuhan ini masih dilakukan secara gotong royong:

Catering sangat penting sebagai penghormatan pada tamu undangan, tetapi tidak perlu memesan catering ke luar. 

Tenaga untuk masak, biasa diambil dari warga desa yang sudah biasa memasak dibantu oleh ibu-ibu lingkungan dalam satu RT. Satu pekan sebelum acara pernikahan sebagian warga sudah rewang (bantu). 

Sebelum acara inti pesta pernikahan akan ada tradisi weweh, yakni mengantar nasi dan lauk di rantang kepada tetangga satu RT, kerabat, sahabat. 

Ya ... kalau dihitung minimal ada 60 set rantang (satu set ada 4 susun). Jika kenalan dan kerabatnya banyak, bisa lebih dari 200 rantang.

  • Gedung

Tempat resepsi pernikahan di desa saya pada umunya di rumah, itu pun bukan di dalam, tetapi di halaman atau jalan. Tukang terop dan tukang dekorasi akan menyulap halaman rumah menjadi cantik.

Alasan kenapa tidak sewa gedung selain tradisi, juga halaman rumah di desa itu luas, pun meminimalisir pengeluaran. 

Pertimbangan lain adalah jarak dan kendaraan. Tamu undangan pada umumnya masih ruang lingkup satu desa dan tetangga desa. Mereka tidak semuanya bisa mengendarai kendaraan ke gedung yang berada di kota.

Wedding Organizer (WO).

Ada lagi vendor yang biasa dipakai oleh pengantin agar semua lancar yakni wedding organizer (WO). Wedding organizer ini nantinya yang akan menjadi mediator antara pengantin dan vendor lain. 

WO juga bisa diajak diskusi terkait pengelolan keuangan untuk pernikahan. Namun, tentunya ada dana sendiri untuk WO. Mahal? Nanti kalau saya nikahkan anak cewek, saya bagikan detail biayanya. Nunggu calon mantu saleh, ganteng, pekerja melamar anak cewek dulu. Hik. 

Menurut perias pengantin kepada saya, 3/10/2022, WO di desa itu tidak cocok, karena pemangku hajat biasanya dibantu saudara terdekatnya dan tetangga untuk mengatur segalanya agar lancar.

Untuk mensukseskan pesta pernikahan, satu bulan sebelum hari H sudah dilaksanakan rapat RT. Dalam rapat dibahas siapa yang jaga makanan di tempat prasmanan, jaga tamu, jaga parkir, jaga keamanan (hansip). 

Sebelumnya juga sudah dilaksanakan kerja bakti seperti menutup solokan, pasang umbul-umbul, membuat tempat masak, tempat cuci piring dan lain sebagainya.

Apakah mereka dibayar?

Semua warga yang membantu tidak dibayar kecuali tukang masak, cuci piring, pembuat kopi. Warga melakukan pekerjaan dalam pesta pernikahan adalah gotong royong.

Namun, pemangku hajat harus menyiapkan makan dan rokok selama warga kerja bakti. Pun setelah acara selesai,sebagai tanda terima kasih, pemangku hajat bisa memberi sembako kepada yang rewang, minimal gula 2 kg. 

Jika hendak memberi lebih pada yang rewang, itu bagus, karena warga rewang itu tidak satu hari, bisa 5-7 hari dari pagi sampai sore.

Itulah yang belum bisa saya lakukan, karena mungkin tidak terbiasa dengan kondisi rewang. Saya hanya bisa rewang saat manggulan dan acara inti, resepsi.

Semoga bermanfaat, terima kasih telah singgah.

Salam, 

Sri Rohmatiah Djalil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun