Â
Saya sering kali mengalami kesulitan ketika menyalakan kompor gas. Kompor tersebut sudah dua kali diperbaiki, satu kali ganti pemantik, kedua kalinya ganti knop.
Kali ini, saya kira pemantik rusak lagi, karena ketika knop diputar, api tidak menyala dengan sempurna. Namun, setelah pemantik baru dipasang, kondisi kompor gas masih sama.
Setelah saya ingat-ingat, kompor gas ini memang sudah waktunya ganti. Dengan usia yang cukup tua, sekitar 12 tahun, tentunya kompor gas itu sudah capek, ingin pensiun.
Setelah membeli yang baru, ada penawaran dari ponakan untuk mengganti dengan kompor listrik.Â
Saya menolaknya karena selain kompos gas baru ganti, kompor listrik di desa saya belum familier.
Namun, setelah ada topik dari Kompasiana, saya coba mencari beberapa sumber untuk menyakinkan diri sendiri. Apakah ke depannya akan mengganti kompor gas ke kompor listrik induksi?
Pemerintah dan PT PLN sedang gencar promosikan program konversi kompas gas menjadi kompor listrik induksi. Hal ini guna menghemat pengeluaran APBN.
Sebagaimana kita ketahui, Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), menyebut elpiji gas 3 kg banyak dinikmati golongan mampu.Â
Pemerintah pun akan mengurangi peredaran elpiji melon tersebut dan menggantinya ke kompor listrik induksi.
Kalau berbicara kelebihan, apalagi jika pemerintah memberi kompor induksi secara gratis, masyarakat senang saja. Perlu dipikirkan adalah kekurangannya, terutama masyarakat yang memiliki daya listrik 450 VA.