Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenali Kekurangan Kompor Listrik Induksi Sebelum Membeli

22 September 2022   17:40 Diperbarui: 22 September 2022   17:42 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kenali kekurangan kompor listrik induksi sebelum membeli. Foto by kompas.com

Sebelum beralih ke kompor induksi, sebaiknya kita kenali terlebih dahulu kekurangannya. Mengutip dari KompasTv, Selasa (20/9/2022), berikut kekurangan dari kompor induksi:

  • Jenis alat masak tertentu

Tidak semua alat masak yang ada di dapur kita bisa digunakan pada kompor induksi. Alat masak yang bisa digunakan pada kompor induksi adalah yang berbahan baja tahan karat atau besi.

Untuk memastikan alat masak yang kita punya bisa digunakan di kompor induksi, bisa memakai magnet. Jika magnet menempel pada alat masak tersebut, berarti bisa digunakan memasak. 

Harga kompor induksi terbaik tentunya lebih mahal dari harga kompor gas. Sebenarnya ada yang lebih murah di toko online, tetapi kualitas tentu tidak sebaik yang mahal. Istilah Jawa "Harga bawa rupa".

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa mengatakan, kompor induksi berkualitas baik dibanderol di kisaran Rp700 ribu hingga Rp2 juta per unit. Seperti yang saya kutip dari Kompas TV.

  • Daya listrik yang cukup besar

Beredar kabar bahwa kompor induksi memiliki daya listrik 800-1400 watt atau kisaran 1.000-1.200 watt per unit dan untuk daya listrik di atas 450 VA. Bagi masyarakat menengah ke bawah tentu harus menambah daya.

Namun, menurut Direktur Utama PT. PLN tidak demikian, selama ini ada salah tafsir beredar di masyarakat.

"Untuk aplikasi kompor induksi ini memang ada missinterpretasi di luar. Seakan kami meningkatkan daya dan tarif listrik pelanggan kami yang 450 VA," ungkap Darmawan, sebagaimana yang saya kutip dari KompasTv.

Kompor gas di dapur saya. Dokpri
Kompor gas di dapur saya. Dokpri

Dari tiga kekurangan di atas, masyarakat menengah ke atas dan tinggal di perkotaan, tidak ambil pusing. Mereka tinggal beli karena dana sudah tersedia. Akan tetapi, bagi masyarakat menengah ke bawah, hal itu memberatkan.

Jika program tersebut dibarengi pemberian kompor induksi berikut perlengkapan masak, saya rasa mereka setuju, apalagi ada subsidi listriknya. Heheh ... gratis.

Kita tengok ke belakang saat pembagian tabung gas elpiji 3 kg, banyak warga yang menjual tabungnya ke warung. Terutama jika dalam satu rumah ada 2 atau lebih kepala keluarga. 

Kompor gas bagi mereka hanya dipergunakan jika masak yang mendesak. Sehari-hari masih banyak yang menggunakan tungku kayu bakar, apalagi masak dalam porsi jumbo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun