Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenali Kekurangan Kompor Listrik Induksi Sebelum Membeli

22 September 2022   17:40 Diperbarui: 22 September 2022   17:42 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Saya sering kali mengalami kesulitan ketika menyalakan kompor gas. Kompor tersebut sudah dua kali diperbaiki, satu kali ganti pemantik, kedua kalinya ganti knop.

Kali ini, saya kira pemantik rusak lagi, karena ketika knop diputar, api tidak menyala dengan sempurna. Namun, setelah pemantik baru dipasang, kondisi kompor gas masih sama.

Setelah saya ingat-ingat, kompor gas ini memang sudah waktunya ganti. Dengan usia yang cukup tua, sekitar 12 tahun, tentunya kompor gas itu sudah capek, ingin pensiun.

Setelah membeli yang baru, ada penawaran dari ponakan untuk mengganti dengan kompor listrik. 

Saya menolaknya karena selain kompos gas baru ganti, kompor listrik di desa saya belum familier.

Namun, setelah ada topik dari Kompasiana, saya coba mencari beberapa sumber untuk menyakinkan diri sendiri. Apakah ke depannya akan mengganti kompor gas ke kompor listrik induksi?

Pemerintah dan PT PLN sedang gencar promosikan program konversi kompas gas menjadi kompor listrik induksi. Hal ini guna menghemat pengeluaran APBN.

Sebagaimana kita ketahui, Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), menyebut elpiji gas 3 kg banyak dinikmati golongan mampu. 

Pemerintah pun akan mengurangi peredaran elpiji melon tersebut dan menggantinya ke kompor listrik induksi.

Kalau berbicara kelebihan, apalagi jika pemerintah memberi kompor induksi secara gratis, masyarakat senang saja. Perlu dipikirkan adalah kekurangannya, terutama masyarakat yang memiliki daya listrik 450 VA.

Kekurangan Kompor  Listrik Induksi

Sebelum beralih ke kompor induksi, sebaiknya kita kenali terlebih dahulu kekurangannya. Mengutip dari KompasTv, Selasa (20/9/2022), berikut kekurangan dari kompor induksi:

  • Jenis alat masak tertentu

Tidak semua alat masak yang ada di dapur kita bisa digunakan pada kompor induksi. Alat masak yang bisa digunakan pada kompor induksi adalah yang berbahan baja tahan karat atau besi.

Untuk memastikan alat masak yang kita punya bisa digunakan di kompor induksi, bisa memakai magnet. Jika magnet menempel pada alat masak tersebut, berarti bisa digunakan memasak. 

Harga kompor induksi terbaik tentunya lebih mahal dari harga kompor gas. Sebenarnya ada yang lebih murah di toko online, tetapi kualitas tentu tidak sebaik yang mahal. Istilah Jawa "Harga bawa rupa".

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa mengatakan, kompor induksi berkualitas baik dibanderol di kisaran Rp700 ribu hingga Rp2 juta per unit. Seperti yang saya kutip dari Kompas TV.

  • Daya listrik yang cukup besar

Beredar kabar bahwa kompor induksi memiliki daya listrik 800-1400 watt atau kisaran 1.000-1.200 watt per unit dan untuk daya listrik di atas 450 VA. Bagi masyarakat menengah ke bawah tentu harus menambah daya.

Namun, menurut Direktur Utama PT. PLN tidak demikian, selama ini ada salah tafsir beredar di masyarakat.

"Untuk aplikasi kompor induksi ini memang ada missinterpretasi di luar. Seakan kami meningkatkan daya dan tarif listrik pelanggan kami yang 450 VA," ungkap Darmawan, sebagaimana yang saya kutip dari KompasTv.

Kompor gas di dapur saya. Dokpri
Kompor gas di dapur saya. Dokpri

Dari tiga kekurangan di atas, masyarakat menengah ke atas dan tinggal di perkotaan, tidak ambil pusing. Mereka tinggal beli karena dana sudah tersedia. Akan tetapi, bagi masyarakat menengah ke bawah, hal itu memberatkan.

Jika program tersebut dibarengi pemberian kompor induksi berikut perlengkapan masak, saya rasa mereka setuju, apalagi ada subsidi listriknya. Heheh ... gratis.

Kita tengok ke belakang saat pembagian tabung gas elpiji 3 kg, banyak warga yang menjual tabungnya ke warung. Terutama jika dalam satu rumah ada 2 atau lebih kepala keluarga. 

Kompor gas bagi mereka hanya dipergunakan jika masak yang mendesak. Sehari-hari masih banyak yang menggunakan tungku kayu bakar, apalagi masak dalam porsi jumbo.

Namun, jika mengetahui kelebihan dari kompor induksi, tidak menutup kemungkinan, warga desa pun tertarik untuk mengganti kompor gas tanpa harus nunggu subsidi.

Berikut Kelebihan dari Kompor Listrik Induksi

Dilansir dari Kompas.com, salah satu kelebihan kompor induksi adalah permukaan di sekitar kompor tetap dingin. Jadi bisa dibersihkan saat kompor digunakan.

Kelebihan lainnya, yakni panas hanya tertuju pada alat masak, tidak menyebar sehingga waktu memasak pun menjadi lebih singkat. Hal ini cocok bagi ibu pekerja.

Dari kelebihan ini, katanya kita akan lebih hemat. Dalam hal ini saya pun tidak tahu, karena belum mencoba, tetapi tidak ada salahnya memikirkan. Apakah akan ganti ke kompor listrik induksi dan meninggalkan kompor gas? 

Kalau saya, masih tetap menggunakan kompas gas, kan masih baru kompornya, hehe.

Salam, terima kasih telah singgah.

Bahan bacaan KompasTV

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun