Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mempersiapkan Dana Pensiun, Mending Sawah atau Deposito?

2 September 2022   12:33 Diperbarui: 3 September 2022   07:20 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua yang terlantar. Foto by republika

Setiap orang yang bekerja akan berada pada satu titik yakni pensiun. 

Seseorang ketika berada pada masa pensiun, dia tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai. Gaji bulanan pun bisa berkurang atau bahkan tidak menerima lagi.

Untuk PNS ketika pensiun masih mendapat tunjangan setiap bulannya walaupun lebih sedikit dari pada sebelumnya. 

Masa pensiun jika dibayangkan akan bahagia, saat tidak produktif lagi, ada uang untuk belanja, anak-anak sudah bekerja dan menikah. Kita tinggal momong cucu, jalan-jalan, umroh, haji, dan melakukan self love lainnya.

Namun, kenyataan tidak seperti itu, masih banyak orang di sekitar kita, ketika masa pensiun sengsara, telantar. Apalagi jika mereka dulunya bukan PNS atau gaya hidup boros, tidak mempersiapkan dana pensiun.

Misalnya yang terjadi pada salah satu tetangga orangtua saya. Tetangga itu istri pensiunan dengan 3 anak, kedua anaknya sudah menikah. Saya biasa memanggilnya Emak. 

Secara logika Emak ini harusnya sudah bahagia, ayem bersama putri bungsunya yang usianya tidak jauh dari saya.

Namun, di usia pensiun hingga suaminya meninggal, Emak tidak memiliki rumah, tabungan atau aset lain. Dengan uang pensiun yang tidak seberapa dia mengontrak rumah, membiayai anak bungsu dan cucunya.

Hidupnya terbantu, ketika menempati rumah milik teman kantor saya secara gratis. 

Berkaca dari pengalaman si Emak, kita perlu mempersiapkan dana untuk hari tua, apalagi untuk seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja. 

Orangtua yang terlantar. Foto by republika
Orangtua yang terlantar. Foto by republika

Kenapa Perlu Mempersiapkan Dana Pensiun?

Seperti kita ketahui dana pensiun tujuannya agar kita mandiri secara keuangan di masa tua, tidak merepotkan anak, cucu.

Anak-anak walaupun ada kewajiban merawat orangtua, tetapi mereka tentunya fokus pada biaya hidup keluarganya juga. Belum lagi jika anak hidupnya pas-pasan, rasa-rasanya sebagai orangtua tidak akan tega.

Alasan lain perlu mempersiapkan dana pensiun adalah di masa tua akan muncul beberapa risiko, di antaranya:

  • Usia tua rentan akan penyakit kritis yang membutuhkan biaya pengobatan besar

Kita berharap sehat-sehat saja hingga tua, tetapi sudah alami jika makin bertambah usia, kekebalan tubuh pun berkurang sehingga mudah terserang penyakit. Sementara biaya untuk berobat sangat mahal dan mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Menurut data dari Mercer Marsh Benefits 2019 sebagaimana saya kutip dari Manulife, bahwa kenaikan biaya medis di Tanah Air adalah 11% per tahun.

  • Rentan telantar

Orang yang usianya di atas 60 tahun tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, rentan telantar. Tanpa sepengetahuan pemerintah setempat, dia bisa turun ke jalan dan mendapat perlakuan tidak baik dari orang sekitar.

Meski lansia mendapat perlindungan dari pemerintah, tetapi tidak ada salahnya menentukan kualitas hidup sendiri. Tidak mengandalkan perhatian pemerintah atau anak juga sanak saudara.

Mengingat risiko tersebut, sangat penting untuk memikirkan hari tua dari muda. Saat masih produktif, bisa sisihkan sedikit demi sedikit gaji untuk dana pensiun. 

Ada banyak cara untuk mempersiapkan dana pensiun, tetapi saya menyarankan dua yang dianggap aman untuk jangka panjang. Kita bisa ambil salah satu, jika mampu boleh keduanya, jika mampu lagi, boleh investasi jenis lain, karena sekarang banyak produk yang ditawarkan bank.

Dua investasi jangka panjang yang aman untuk dana pensiun kita: 

1. Sawah

Mempersiapkan dana pensiun, mending sawah atau deposito? | Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD
Mempersiapkan dana pensiun, mending sawah atau deposito? | Foto: Dokumentasi pribadi/Sri RD

Investasi jangka panjang yang cocok adalah sawah, tanah atau rumah. Masyarakat yang tinggal di desa lebih memilih investasi tanah sawah dengan alasan dapat menghasilkan setiap panen. Istilahnya bisa awet hingga hari tua.

Investasi sawah juga aman, tidak akan terpengaruh inflasi atau kondisi ekonomi lainnya. Ada isu jika menjual tanah sawah akan susah mendapat pembeli. Hal itu tidak benar, banyak warga yang mencari tanah sawah untuk investasi.

Untuk mendapatkan satu petak sawah saat ini kurang lebih Rp200 juta. Berarti sebelumnya kita harus menabung terlebih dahulu. Jika belum punya tabungan untuk membeli sawah, bisa dimulai dari membeli sawah secara tahunan. Hasil panen dikumpulkan. 

Memang untuk mencapai Rp200 juta bahkan lebih membutuhkan proses. Tidak masalah namanya juga nabung, mulai dari yang kecil, lama-lama banyak.

Ilustrasi mempersiapkan dana pensiun dengan deposito. Foto by lipefal
Ilustrasi mempersiapkan dana pensiun dengan deposito. Foto by lipefal

2. Deposito

Deposito, ini cara aman mempersiapkan dana pensiun. Aman di sini maksudnya dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan nilai Rp1 juta hingga Rp2 miliar. Pun tidak dapat diambil semaunya, karena ada tenor yang ditawarkan bank untuk deposito, mulai dari 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan. Jika uang diambil sebelum masanya akan ada pinalti.

Namun, suku bunga deposito tidak stabil, sebelum pandemi sekitar 5,25 %, sekarang mengalami penurunan hingga 2,25 %.

Jika dana tersebut tidak terpakai dalam waktu lama, ada jenis investasi lain yang lebih menguntungkan dari deposito. Namun, tenornya minimal 2 hingga 3 tahun. Investasi itu yakni SBR (Savings Bond Ritel Republik Indonesia) 011 dengan bunga 5,5 %. Produk terbaru adalah Sukuk Ritel 017 dengan bunga 5,9 %. Batas dana minimal satu juta rupiah.

Pilih Investasi sesuai Kemampuan

Jika mempersiapkan dana pensiun dengan membeli sawah atau deposito terasa berat, abaikan saja. Dahulukan yang penting dan utama yakni pendidikan anak.

Untuk apa kita beli sawah banyak, deposito, jika pendidikan anak abai. Dengan memberi pendidikan pada anak, kelak anak pun akan mengerti jika kewajibannya adalah berbakti pada orangtua. Cara ia berbakti yakni dengan mengurus orangtua dan menjamin kesejahteraannya.

Namun, sebagai orangtua, kita pun tentu tidak ingin menggantungkan hidup pada anak, karena mereka sendiri memiliki keluarga kecil yang wajib dinafkahi. Untuk itu perlu mempersiapkan dana tuk hari tua, sekecil apa pun itu.

Kalau saya, untuk mempersiapkan hari tua adalah lebih mempersiapkan diri agar produktif berkarya dan memberi. Dengan produktif keduanya, saya yakin Tuhan akan mencukupi dengan rezeki yang tidak disangka-sangka.

Selamat berkarya.

Terima kasih telah singgah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun