"Bu, baju pramuka di mana?"
"Bu, bagus sepatu warna hitam atau merah?"
"Bagaimana menyelesaikan pekerjaan ini, Bu?"
"Tolong buatkan minum, Bu!"
Masih banyak lagi teriakan anak kepada orang tuanya. Situasi ini mungkin kita sering menghadapinya juga. Pada anak-anak di bawah umur kita menganggapnya hal biasa dan pelayanan pun sering cepat.
Tidak masalah bahkan kewajiban orang tua untuk mengurus keperluan anak. Akan tetapi kita pun harus mengajari anak tentang life skills sejak dini untuk kemudahan di masa depannya.
Apa itu Life Skills?
Life skills menurut definisi World Health Organization (WHO), adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif.Â
Muchlisin Riadi, kajian pustaka mengatakan, kecakapan hidup berkaitan erat dengan kemampuan dan pengetahuan seseorang untuk berani menghadapi problem hidup. Menghadapi problem hidup dengan cara pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif. Juga dia mampu beradaptasi, berinteraksi dengan lingkungan, berempati, mengatasi emosi dan stress.
Sementara menurut menurut Tim Broad-Based Education (2002), kecakapan hidup atau life skills sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan. Kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya (Depdiknas, 2002:2).
5 Life Skills yang Bisa Diajarkan pada AnakÂ
Life skills atau keterampilan hidup adalah pelajaran berharga yang akan digunakan anak selamanya. Namun, banyak anak tidak belajar menangani masalah hingga sekolah menengah. Mereka akan belajar semuanya ketika merantau jauh dari orang tua.Â
Jika anak terbiasa hidup nyaman, menghadapi keruwetan hidup akan kaget. Jangan menunggu sampai anak remaja untuk mengajari keterampilan hidup, mulailah sejak dini.
Ada beberapa keterampilan hidup yang bisa diajarkan pada anak menurut April Duncen di Verywell family yang ditinjau oleh Ann Louise T Lockhart, PsyD, ABPP seorang psikolog anak. (18/8/2022).
1. Keterampilan membuat keputusan
Membuat keputusan yang baik adalah keterampilan hidup yang harus dipelajari setiap anak sejak usia muda. Mulailah dari hal kecil, seperti pilihan jenis makanan, pakaian, mainan.
Anak belajar mengambil keputusan, juga secara langsung mengajarkan konsekuensi dari keputusan. Â Namun, untuk mengambil keputusan perlu penjelasan terlebih dahulu apa saja dampaknya, seperti ketika anak memilih makan es krim daripada susu.
2. Mengajarkan anak tentang kebersihan
Kebersihan erat kaitannya dengan kesehatan. Jika kita pandai menjaga kebersihan akan sehat dan anak-anak harus memiliki keterampilan tentang kebersihan, kesehatan.
Untuk mengajarkannya mulailah dari kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi , mencuci tangan , dan mengganti pakaian. Jelaskan mengapa kesehatan dan kebersihan selalu menjadi bagian penting dari rutinitas mereka.
Setelah anak terbiasa dengan kebersihan diri, kita bisa mengajarinya juga kebersihan rumah. Walaupun sesungguhnya pekerjaan rumah bisa dilakukan orang dewasa.
Kebersihan rumah bisa dimulai dengan mengajak anak membereskan mainan, merapikan tempat tidur, menyimpan handuk dan membuang sampah pada tempatnya.Â
Pada awalnya kita akan terus mengingatkan anak untuk melakukannya secara rutin. Namun, ketika kebiasaan hidup bersih itu terbentuk, kita tidak perlu mengingatkan mereka lagi.
Setiap orang tua tahu betapa pentingnya manajemen waktu, tetapi penting juga bagi anak-anak untuk mempelajari manajemen waktu sejak dini.
Mengajari anak tentang mengatur waktu bisa mulai dari membuat jadwal sehari-hari, mulai dari jam tidur, makan hingga bangun tidur.
Mengajari anak tepat waktu, ke depannya mereka dapat melakukan segalanya tepat waktu. Anak pandai mengatur waktu juga akan berkembang menjadi disiplin. Jika semua orang bisa tepat waktu, istilah jam karet di Indonesia pun akan punah.
Manajemen keuangan berkaitan dengan berhitung. Dari cara berhitung dasar, kita bisa menerapkan  ke dalam pengelolaan uang. Misalnya cara mengatur uang jajan, uang saku bulanan, bisa juga anak dilibatkan berbelanja kebutuhan bulanan.
Setelah anak menginjak sekolah menengah atas, penting juga mengajari anak mengatur penggunaan kartu kredit, kartu debit, uang elektronik dan menabung.
Mengajari anak-anak tentang mengelola uang akan membantu mempersiapkan mereka ke depannya agar bisa mengelola gaji sendiri, sehingga terhindar dari krisis keuangan.
5. Percaya diri
Kita sering mendengar jika anak diminta berbicara dengan orang lain sering mengatakan malu. Bahkan ketika ada tamu pun mereka akan lari karena malu.Â
Meningkatkan percaya diri, bisa dimulai dari meminta anak untuk memilih makanan sendiri saat makan di restoran. Saat kepercayaan diri tumbuh, anak bisa memesan makanan sendiri secara lisan. Bagi anak saya memesan makanan sendiri sangat menyenangkan, dia bisa bertanya menu baru, kesediaan makanan yang favorit.
Namun, kita juga harus ingatkan anak-anak untuk mempraktikkan sopan santun dengan mengucapkan, maaf, tolong dan terima kasih setelah mereka memesan.
Masih banyak lagi keterampilan hidup yang bisa diajarkan pada anak, seperti cara berpakaian, memakai sepatu, makan yang benar.
Keterampilan hidup bisa diajarkan perlahan sesuai usia, tidak perlu berharap anak akan menguasai semua keterampilan secara bersamaan.
Saya pun belum berhasil 100 persen dalam hal ini. Menurut saya belajar keterampilan hidup adalah sepanjang waktu, sepanjang kita masih hidup.Â
Terima kasih telah singgah, salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H