Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pilih Gap Year? Kenali Dulu Risiko dan Manfaatnya bagi Anak

17 Agustus 2022   09:28 Diperbarui: 17 Agustus 2022   17:30 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang traveling  dalam mengisi masa gal year

"Mah, Adel gak jadi ikut ujian mandiri, dia mau gap year," kata anak saya.

"Mah, Manda gak lolos ujian, katanya tahun depan ikut lagi UTBK, dia akan gap year."

"Ternyata Santi kerja, SBMPTN gagal, dia mau gap year," kata anak saya juga.

Ketika saya menunggu anak ujian pun ada seorang ibu-ibu yang mengatakan bahwa anaknya jika tidak lolos seleksi PTN tahun ini akan gap year. Anaknya tidak mau kuliah di universitas lain dengan jurusan lain pula.

Situasi seperti ini sering kita temui bahkan mungkin pernah kita alami juga. Gap year bukan sebuah kegagalan atau kesuksesan yang tertunda, ini adalah pilihan dan strategi untuk mencapai kesuksesan nantinya.

Arti dari Gap Year

Gap year adalah sebuah periode ketika seseorang memutuskan jeda dari proses pendidikan formalnya. Misalnya yang terjadi pada Adel, Santi, dan Manda. Setelah lulus SMA karena tidak mendapat PTN sesuai cita-citanya, mereka memilih rehat dulu dari sekolah formalnya.

Konsep gap year mengutip dari kompas, (27/09/2021) pertama kali diperkenalkan oleh sekelompok pemuda Jerman sebelum Perang Dunia ke-1. Pada waktu itu, mereka memutuskan rehat dari sekolah untuk berkeliling Eropa sebagai proses pendewasaan dan pencarian jati diri.

Di Indonesia sendiri gap year masih kurang diterima oleh masyarakat, karena dianggap gagal, anaknya tidak pintar, malas. Namun, banyak siswa yang memutuskan gap year dengan berbagai alasan. 

Alasan yang umum yang sering terjadi adalah anak ingin bekerja dulu, memaksimalkan materi. Juga mereka belum menemukan jurusan yang tepat atau gagal di SBMPTN karena persiapan yang kurang push. 

Hal ini bisa dipahami, setelah lulus SMA, persiapan untuk mengikuti  UTBK sekitar 2 bulan. Bagi sebagian anak, waktu 2 bulan sangat cepat dan kurang memahami materi yang akan diujikan.

Risiko bagi Anak yang Memilih Gap Year

Setiap pengambilan keputusan akan ada dampak, baik positif atau negatif dan itu harus dipertimbangkan sebelum mengatakan "ya akan gap year" atau "ya akan kuliah walaupun di jurusan yang tidak diharapkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun