Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pilih Gap Year? Kenali Dulu Risiko dan Manfaatnya bagi Anak

17 Agustus 2022   09:28 Diperbarui: 17 Agustus 2022   17:30 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang traveling  dalam mengisi masa gal year

4.  Akan timbul perasaan rendah diri 

Rendah diri atau inferior sering muncul ketika seseorang merasa berbeda dengan yang lain. Anak yang gap year akan berada di fase rendah diri dan itu akan memengaruhi dalam kesehariannya, misalnya kurang bersosial. Namun, bagi sebagian orang rasa rendah diri juga bisa menjadi sebuah motivasi untuk semakin berkembang.

Anjuni Khofifah Hanifi, S.Psi, seorang psikolog mengatakan dalam artikelnya di kampuspsikolog, perasaan rendah diri atau inferior ini juga bukan sebuah kondisi patologis dan normal dialami oleh individu, bahkan bisa menjadi motivasi bagi yang bersangkutan untuk menjadi individu yang lebih baik lagi (Noviekayati dkk., 2021). 

Dampak negatif terjadi jika anak yang gap year tidak berkomitmen. Jika anak yakin dengan pilihannya, gap year juga bagus dan banyak sekali manfaatnya.

Tiga Manfaat bagi Anak yang Memilih Gap Year

Anak memilih untuk gap year tidak selamanya berdampak buruk. Jika anak tersebut pandai mengatur waktu dan gigih mencapai target, banyak hal positif yang bisa diambil dari masa jeda itu.

Dengan alasan banyak manfaatnya, pelajar di seluruh dunia pada umunya mengambil gap year untuk mempersiapkan diri ke pendidikan yang lebih tinggi.

Berikut manfaat dari gap year :

  • Pertama : Punya banyak waktu untuk mematangkan cita-cita

Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk memantapkan cita-cita. Mungkin setelah banyak komunikasi dengan orang lain, cita-cita berubah. Misalnya, seseorang tidak lolos di jurusan arsitek, ketika masa jeda dia melakukan aktivitas sebagai pengajar PAUD. Tidak menutup kemungkinan cita-cita akan mantap menjadi guru.

Oleh karena itu, kesempatan gap year ini bisa menjadi kesempatan emas bagi seseorang untuk mempertimbangkan kembali bidang apa yang akan ditekuni. Jangan sampai terjebak dengan sesuatu yang tidak disenangi. 

  • Kedua : Baik untuk kesehatan mental

Bagi sebagian anak, sekolah formal itu melelahkan, banyak aturan yang mengikat. Daripada terpaksa dan merusak kesehatan mental, baik juga untuk gap year. Misalnya, anak laki-laki, selama sekolah formal, rambut harus pendek rapi. Ketika lulus SMA, meraka memiliki kebebasan untuk memanjangkannya.

Ini memang hal kecil bagi sebagian anak laki-laki, hanya masalah rambut. Namun, masalah kecil ini bisa menjaga kesehatan mental anak juga. Anak bisa melakukan sesuatu sesuai bakat dan keinginannya akan menyehatkan. Namun, kebebasan anak tetap masih dalam koridor yang benar agar tidak menimbulkan masalah.

  • Ketiga : Menambah pengalaman dan penghasilan

Seperti kita tahu, kuliah itu memerlukan biaya yang cukup tinggi, mulai dari UKT, biaya kos, biaya hidup bulanan. Memilih gap year untuk bekerja dulu, itu bagus, artinya dia akan mendapat penghasilan. Penghasilan itu bisa digunakan untuk menunjang kebutuhan nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun