Film horor mengandung ilusi ketegangan dan bahaya melalui manipulasi gambar, suara, serta cerita. Meski penonton tahu film adalah rekayasa agar menarik, tetap saja menilai seolah-olah itu kisah nyata.
Mengutip  dari hypeabis, Direktur Eksekutif dari Anxiety and Stress Disorders Institute of Maryland Sally Winston mengatakan film horor dirancang untuk membangkitkan emosi tertentu seperti ketegangan, ketakutan, stres, dan keterkejutan. Ini dapat menyebabkan pelepasan hormon dalam tubuh seperti norepinefri , kortisol , dan adrenalin dari sistem saraf otonom.
Respons fisiologis yang bisa kita rasakan saat nonton adalah pelebaran pupil mata, otot tegang, berkeringat dan denyut jantung meningkat. Kondisi tersebut sangat melelahkan.
Dampak negatif yang dirasakan anak saya hanya pada level kurang tidur, karena saya sering mengingatkan untuk tidak terlalu sering nonton film horor. Cukuplah jika selesai ujian sebagai peregangan otak saja.
Selain membatasi menonton ada beberapa yang harus diperhatikan untuk meminimalisir dampak dari nonton film horor, yaitu :
1. Pilih subgenre
Film Indonesia banyak menceritakan tentang hantu, jika terlalu menakutkan bisa memilih jenis film lain, misalnya film thriller.
Film thriller banyak disukai para pecinta film, karena sajian ceritanya sangat menarik dan menegangkan. Film ini berangkat dari kisah nyata, seperti pembunuhan, misteri dan lain sebagainya.
2. Jangan menonton sendirian
Saya sering mengatakan pada anak cewek untuk tidak ke bioskop atau nonton film sendirian. Selain tidak seru juga menghindari ketakutan berlebih. menonton bersama akan membuat mental kita lebih berani.
3. Hentikan sejenak