Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

5 Cara Mempersiapkan Biaya Kuliah Anak

3 Agustus 2022   07:05 Diperbarui: 5 Agustus 2022   09:45 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tempat kos di atas Rp1,5 juta per bulan. Foto dokpri

"Mamah, ini  besar UKT yang harus dibayar. Ko teman aku kecil, hampir setengahnya," ujar anak sulung setelah mendapat kepastian jumlah UKT dari kampusnya.

Sebenarnya itu bukan masalah baru, nilai UKT disesuaikan dengan gaji orang tua, foto keadaan rumah tampak depan dan belakang yang dikirim saat daftar ulang. 

UKT (uang kuliah tunggal) antara mahasiswa satu dengan yang lain berbeda.

Berbicara soal biaya kuliah, sudah tidak aneh lagi jika setiap tahunnya akan naik. Itu sebabnya banyak anak yang tidak melanjutkan kuliah karena keadaan orang tua, seperti saya dulu. 

Dengan gaji bapak sebagai guru, gaji PNS saat itu tidak cukup. Lulus SMA saya harus kerja, padahal setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Alhamdulillah, saya tidak lama menganggur. Dengan ijazah SMA bisa bekerja di SMA sebagai tenaga komputer dan bisa membantu orang tua membiayai adik kuliah di UPI.

Dari pengalaman itulah, saya berusaha mempersiapkan dana untuk pendidikan anak sedini mungkin. 

Pendidikan anak bukan saja biaya uang kuliah, tetapi masih ada uang kos, buku, transportasi, biaya makan, jajan dan lain-lain. Untuk itu perlu adanya riset.

Setelah melakukan riset, anggaran yang diperlukan untuk anak kuliah di luar kota, ternyata bukan ratusan ribu lagi. 

Berikut biaya hidup anak saya ngekos di Malang 4 bulan terakhir ini :

- Uang kos/bulan  :  Rp1.650.000
- Makan @Rp75.000/hari  :         Rp2.250.000
- Transportasi/bulan :  Rp350.000
- Dana cadangan  : Rp500.000
- Jumlah                                             Rp4.750.000                                                

Angka tersebut tentunya setiap anak akan berbeda, tergantung dari tempat kos yang dipilih, biaya makan harian. 

Biaya tersebut bagi sebagian orang mungkin cukup tinggi, tetapi bagi sebagian lagi sudah cukup rendah.

Ilustrasi cara mempersiapkan biaya kuliah anak. Foto Thinkstok by kompas
Ilustrasi cara mempersiapkan biaya kuliah anak. Foto Thinkstok by kompas

Berdasarkan riset, biaya kos bervariasi, mulai dari Rp450 ribu hingga Rp2 juta lebih. Hal ini tentu tergantung penawaran fasilitas. Pada umumnya dengan kamar mandi luar, tanpa kipas angin rata-rata Rp450 ribu-Rp900 ribu.

Yang perlu dicatat juga setelah melakukan riset, kita harus menghitung perkiraan inflasi atau kenaikan biaya hidup dan pendidikan jika masa kuliah masih berlangsung lama. Setiap tahun biaya kos dan lain-lain mengalami kenaikan bukan?

Tahun ini saya harus menyiapkan biaya hidup bulanan sekitar Rp4.750.000, tahun depan belum tentu sebesar itu. Ada kemungkinan naik jika memilih tempat kos yang sama. 

Biaya kos dan biaya lainnya setiap tahun mesti mengalami kenaikan. Berarti orang tua yang anaknya masih kecil harus mempersiapkan lebih dari itu.

Foto tempat kos di atas Rp1,5 juta per bulan. Foto dokpri
Foto tempat kos di atas Rp1,5 juta per bulan. Foto dokpri

Untuk itu, bagi pasangan yang memiliki anak masih kecil, sebaiknya sudah mulai mempersiapkan dana pendidikan anak dan biaya hidup selama kuliah.

Mengutip dari laman quipper.com, 2020. Ada banyak cara untuk mempersiapkan dana pendidikan anak terutama dana kuliah yang super mahal.

1. Investasi

Salah satu cara menyiapkan dana pendidikan anak adalah dengan investasi. Ada banyak jenis investasi yang bisa kita pilih. Akan tetapi sebelum memutuskan investasi mana yang akan diambil, sebaiknya pahami dulu kekurangan dan kelebihannya agar tidak terjebak.

Jika di desa, warga lebih memilih berinvestasi tanah sawah. Namun, yang menjual sawah pun sangat jarang, akhirnya banyak dari mereka yang membeli sawah tahunan atau sewa. 

Untuk jenis investasi, saya lebih cocok dengan properti, ruko dan tanah. Dari ruko ini setiap tahunnya mendapatkan pemasukan, begitu pun  dari tanah sawah, sehingga hasilnya bisa ditabung untuk biaya pendidikan anak.

Sekarang banyak orang yang  investasi emas. Emas merupakan aset yang cocok untuk tabungan pendidikan anak, karena rendah risiko. Menurut informasi proyeksi kenaikan emas bisa mencapai 8 persen hingga 15 persen per tahun.

2. Menabung

Menabung bukan hal yang asing, dahulu anak sekolah dasar sudah dibiasakan menabung di wali kelas. Namun, makin ke sini tidak ada, karena berbagai alasan.

Menabung bukan untuk biaya sekolah saja, tetapi untuk aset di masa depan. Ada banyak lembaga keuangan yang siap membantu memanajemen keuangan masa depan kita. Pilihlah yang sesuai kebutuhan.

Ketika orang tua memilih tabungan anak, harus diperhatikan kekurangannya. Berdasarkan pengalaman saya, tabungan khusus anak itu tanpa bunga, juga tanpa biaya administrasi. 

Namun, jika dalam 3 bulan tidak ada transaksi akan kena biaya. Maka dari itu tabungan anak, setiap bulannya harus ada transaksi dan jangan kaget tidak ada penambahan karena tidak ada bunga.

3. Pinjaman pendidikan

Pinjaman pendidikan atau student loan telah secara resmi dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Maret 2018. Bank yang ikut mendukung kebijakan tersebut, yakni, BRI, BNI, BTN dan Bank Mandiri.

Selain bank pemerintah, bank swasta dan lembaga keuangan pun turut menawarkan pinjaman pendidikan dengan syarat yang berbeda.

Untuk pinjaman pendidikan dari bank pemerintah, suku bunganya rendah. Akan tetapi pinjaman jangan dijadikan andalan untuk sekolah. Jika anak masih kecil, sebaiknya menabung atau investasi. Kecuali memang terpaksa meminjam demi anak, apapun akan dilakukan. 

4. Asuransi pendidikan

Asuransi pendidikan menjadi salah satu cara mempersiapkan dana pendidikan anak. Berdasarkan namanya "Asuransi" ada premi yang wajib dibayarkan. Dari premi ini ada manfaat lain yakni perlindungan jiwa atau kesehatan, tergantung jenis asuransi yang dipilih.

Namun, menurut pakar ekonomi yang saya kutip dari quipper.com, asuransi pendidikan tidak disarankan, karena biasanya ada risiko tersembunyi yang tidak dipahami orang awam.

5. Beasiswa 

Beasiswa apa bisa diandalkan? Jika kita sudah mentok tidak bisa mempersiapkan pendidikan anak karena penghasilan yang pas-pasan. Tidak ada salahnya investasi prestasi. Dorong anak untuk berprestasi di bidang akademik atau non akademik. Prestasi tersebut bisa diajukan untuk mendapat beasiswa pendidikan.

***

Berapapun biaya pendidikan anak, semoga dimudahkan mendapatkan rezeki yang halal, anak pun mendapat pendidikan yang terbaik. Semangat untuk orang tua yang baru memasuki fase menyekolahkan anak ke tingkat perguruan tinggi.

Semoga bermanfaat.

Bahan bacaan :www.quipper.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun