Kita masih ingat pengumuman SBMPTN beberapa hari yang lalu. Bagi anak-anak lulusan SMA yang mengikuti UTBK, hari itu sangat mendebarkan.Â
Begitu juga dengan putri saya, setelah dinyatakan lulus sekolah menengah atas, dia berjuang untuk bisa lolos SBMPTN.
Cara dia berjuang dengan ikut bimbingan belajar di Malang. Jarak Malang ke Madiun cukup jauh. Jika lewat tol sekitar 3 sampai 4 jam. Alasan itu, dia tinggal di asrama yang telah disiapkan pihak Bimbel.
Pelaksanaan SBMPTN
Masa-masa UTBK, masa yang menegangkan bagi semua siswa yang mengikutinya. Saya yakin semua siswa telah mempersiapkannya, baik mental, fisik, materi yang akan diujikan juga doa.
Saya juga yakin semua orang tua gelisah, deregdeg menyaksikan putra putrinya ujian. Doa tak henti dipanjatkan untuk kesuksesannya. Begitu juga dengan saya dan suami.
Sebelum pelaksanaan UTBK saya dan suami dengan diantar driver pergi ke Malang untuk mendampingi anak Ujian.Â
Selama anak mengikuti ujian, tanggal 21 Mei 2022, saya dan suami menunggu di sebuah masjid dekat tempat ujian berlangsung, yaitu di Universitas Merdeka Malang.
Dengan segala keterbatasan ruang publik yang tidak ramah disabilitas. Kami melaksanakan salat sunah, dzikir, memohon kemudahan untuk putri kami.
Pengumuman SBMPTN
Tanggal pengumuman kelolosan SBMPTN sudah ditetapkan, 23 Juni 2022. Pagi saya mendapat pesan pribadi dari anak yang masih mengikuti Bimbel di Malang.Â
"Papah, Mamah, Lala mau minta maaf apapun hasilnya ya, minta doanya juga."
Dapat pesan begitu, saya terharu dan hanya bisa membalas.
"Mamah sama Papah juga minta maaf tidak bisa maksimal mendokan dan membantu."
Setelah itu kami hanya saling kirim pesan gambar cinta.
Pukul 15.00 WIB waktu pengumuman, saya pun belum mendapat kabar.
"Gimana, La, lolos gak?"
Apa jawabnya?
Dia belum berani buka, masih menyiapkan mental.Â
Dia pun mengabarkan jika kedua temannya satu asrama ada yang sudah buka pengumuman. Kedua temannya itu tidak lolos.
"Kasihan lagi sedih mereka. Aku temani mereka dulu ya, Mah!"
Saya tinggalkan ponsel untuk salat ashar dan berdoa. Tidak lupa mengingatkan anak untuk baca shalawat agar hatinya tenang.
Setelah itu yang saya pikirkan perkataannya, bukan lagi antara lolos dan tidak "Masih menyiapkan mental".
Itulah kekuatan mental menerima kelolosan yang tertunda sangat berat. Anak saya berjuang menguatkan mental, dia sendiri harus menguatkan temannya yang tidak lolos.
Mereka semua jauh dari orang tua, ketika sedih hanya teman yang bisa memeluk. Dalam doa, tangis saya tumpah. Doa saya setelah salat ashar "Ya Allah, apapun ketetapan-Mu, kuatkan mental putri saya. Peluklah dia, kuatkan teman-temannya."
Baper? iya ... karena saya tahu bagaimana anak-anak di asrama ini berjuang meraih cita-citanya. Mereka tidak lolos bukan berarti nilainya buruk. Allah Swt., telah menyiapkan yang terbaik untuk mereka.
Tiga puluh menit kemudian, saya kirim pesan lagi menanyakan hasil UTBK. Anak saya masih belum juga buka hasil pengumumannya. Rasanya ingin membuka sendiri karena nomor peserta UTBK-SBMPTN saya pun tahu. Namun, saya tidak ingin mendahului anak saya yang lebih berhak membuka.
"La, kalau tidak lulus gak apa-apa, Mamah gak marah, lanjut di Unej Keperawatan itu saja, kan sudah daftar ulang."
Sebelum pelaksanaan UTBK anak saya sudah lolos di Universitas Jember dengan jurusan D.3 keperawatan jalur PMDK dan sudah daftar ulang. Selain itu dia juga lolos vokasi di Universitas Brawijaya jalur PMDK jurusan administrasi bisnis.
Setelah menunggu satu jam, saya baru dapat kabar kelulusannya di SBMPTN.Â
"Mah, aku lulus di Unej jurusan kesehatan masyarakat," kata anak saya lewat pesan pribadi.
Alhamdulillah doanya, doa kerabat, teman-teman, sahabat semua untuk anak saya terkabul. Semoga ini yang terbaik. Terima kasih untuk semuanya atas doa terbaik untuk anak saya.Â
Mengutip dari kompas, 24/6/2022, Â ada 800.852 peserta yang daftar UTBK, 745.367 orang yang memenuhi syarat dan 192.810 peserta yang lolos SBMPTN. Melihat perbandingan pendaftar yang memenuhi syarat tes dan yang lolos SBMPTN, sangat ketat sekali.Â
Saya yakin 552.557 orang yang belum berhasil di PTN tahun 2022, akan berhasil di tempat lain melalui jalur lain. Masih ada jalur mandiri dan PTS yang tidak kalah bagus. Di mana pun anak sekolah, orang tua akan selalu bangga, jadi jangan merasa bersalah atau gagal.Â
Selamat belajar untuk seluruh siswa.Â
Terima kasih telah membaca.
-Sri Rohmatiah Djalil-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H