Hello, Ayah Bunda,
Pernahkah kedatangan tamu, teman atau kerabat yang membawa anak dan bersikap tidak sopan? Waaah saya sering menerima tamu dengan aneka ragam polah anaknya. Pada umunya mereka menyenangkan, menggemaskan.Â
Namun, tidak semua sikap anak menangkan, mereka ada pula yang tidak sopan.
Sebagai tuan rumah tentu hanya senyum menghadapi tingkah anak-anak yang unik. Sikap anak ketika bertamu menunjukkan bagaimana orang tua mengajarkan kesopanan padanya.
Selama ini, masih banyak orang tua yang berpendapat bahwa bagaimanapun sikap anak adalah lucu. Memang benar apapun yang dilakukan anak sangat menggemaskan, jika anak itu masih batita (bayi di bawah tiga tahun). Bagaimana jika anak usianya di atas 3 tahun?
Walaupun kita senyum-senyum dan mengatakan tidak apa-apa, dalam batin tetap berkata nyebelin. "Ini anak diajarin sopan santun gak ya sama orang tuanya?" itulah pertanyaan yang terbesit.
Seperti seorang tamu yang  silaturahmi ke mertua saya, dia membawa anak kecil, usianya sekitar 5 atau 6 tahun. Ketika orang tuanya ngobrol dengan ibu mertua, anak ini usel terus.Â
AdaSemua yang terpajang di lemari ruang tamu dikeluarkan. Anak itu pun masuk ke setiap kamar pribadi. Nakdis yang sedang belajar online sampai terperanjat kaget, tiba-tiba ada anak kecil masuk.Â
Yup Bunda, walaupun anak itu menggemaskan, tidak ada salahnya kita mengajarkan sopan santun. Jika kita mengajarkan kebaikan sejak kecil, ajaran itu akan melekat dan bermanfaat selamanya. Berbeda jika mengajarkan setelah mereka dewasa.
Apa saja yang mesti kita ajarkan pada anak agar dia tidak nyebelin?
Satu, mengucapkan salam
Ucapan salam sangat penting kita ucapkan, terutama saat bertamu. Hal ini menunjukkan kesopanan. Â
Ada banyak ucapan salam yang bisa kita gunakan dan ajarkan pada anak.
Umat muslim mengajarkan agar kita selalu mengucapkan salam jika bertemu atau berpisah dengan sesama, terlebih jika bertamu.
Ucapan salam dalam Islam bisa kita ajarkan kepada anak karena ucapan salam merupakan bagian dari doa bagi yang mendengarkan dan yang mengucapkan.Â
Kedua, memperkenalkan diri
Ketika bertamu mengajak anak, tuan rumah sering bertanya nama pada anak. Agar anak bisa komunikasi dengan orang dewasa atau temannya, kita harus mengajarkan anak bagaimana memperkenalkan diri. Minimal anak tahu nama sendiri, nama orang tua.Â
Ketiga, cara berterima kasih dan meminta tolong
Banyak anak yang tidak tahu bagaimana meminta tolong dan berterima kasih. Â Mereka sering kali menyuruh langsung, misalnya, "Mamah ambilkan pulpen!" "Ambilkan minum!"
Ucapan terima kasih dan minta tolong adalah sikap santun yang penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagai penghormatan, Â pun anak memahami cara menghargai usaha, pemberian dan pertolongan orang lain.
Keempat, mengatakan maaf
Salah satu sikap baik yang harus diajarkan kepada anak adalah minta maaf karena secara tidak langsung memberi tahu anak hal-hal yang baik dan buruk. Selain itu juga anak menjadi lebih  bertanggung jawab, tidak mengulangi kesalahannya.
Sebelum mengajarkan meminta maaf, sebaiknya kita memberitahu dulu apa kesalahannya. Pada umumnya anak, apalagi usia balita tidak tahu apa yang telah dilakukannya itu salah.
Kelima, meminta izin
Kita pun harus mengajarkan anak agar meminta izin jika meminjam atau mengambil sesuatu milik orang lain. Seperti ketika bermain sekalipun, apalagi bertamu. Hal ini agar anak mengetahui mana milik sendiri dan mana milik orang lain.Â
Kita harus hilangkan anggapan, nanti sudah besar ngerti sendiri. Iya kalau ngerti, kalau tidak? Anak akan terbiasa mengambil barang orang lain tanpa izin dan itu sama dengan mencuri.Â
Keenam, menunjukkan sikap hormat pada orang yang lebih tua
Ajarkan pula pada anak selalu menghormati orang dewasa dan temannya. Rasa hormat bisa ditunjukkan dengan tidak melotot, tidak menyangkal dan menunjuk pada lawan bicara.
Selain itu kita kasih tahu anak berbicara dan berperilaku sopan, misalnya ketika melewati kerumunan hendaknya mengatakan permisi.
Selain enam sopan santun yang wajib kita ajarkan pada anak, masih banyak tata krama yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tolong menolong, cara duduk. Semua sopan santun tidak perlu dibuat teori, kita cukup berperilaku sopan penuh kasih sayang agar anak bisa meniru.
Mari, kita sama-sama mempersiapkan anak yang memiliki karakter, tata krama yang baik karena idealnya pendidikan sopan santun berawal dari keluarga.Â
Semoga bermanfaat,
Salam, Sri Rohmatiah Djalil Â
Â