1. Berbicara dengan anak
Salah satu cara untuk "mengajarkan disiplin" adalah dengan menciptakan percakapan yang aman, rileks, tidak tegang. Untuk mengurangi ketegangan, kita bisa menyelipkan selera humor, tetapi bukan menertawakan.
Saat  suasana sudah mencair kita bisa mengajukan pertanyaan, kenapa terlambat, kenapa berantem. Lalu biarkan anak bicara, kita mendengarkan. Ingatlah bahwa anak memiliki alasan atas apa yang dia lakukan. Kita mungkin tidak menganggapnya sebagai alasan yang baik, tetapi baginya, itu adalah alasan. Jika kita tidak mengetahui alasannya, kita tidak dapat mencegah kekambuhan.
2. Â Fokus pada tujuan
Bermain bersama teman sebaya itu tantangan. Jika kita tidak menerapkan batasan, anak akan blablas tanpa rem, lupa akan tujuan, cita-citanya.
Orang tua harus selalu mengingatkan dan memberi instruksi yang mudah dimengerti anak untuk berusaha mencapai tujuannya. Tidak perlu menyuruhnya belajar dengan kata-kata tegas, "Kamu harus belajar, jangan main terus!"
Kita bisa mengubahnya, "Selesaikan dulu tugas sekolah, baru setelahnya boleh main, tetapi segera pulang sebelum magrib."
3. Â Jangan berlebihan
Suatu hari, saya tidak melihat teman anak saya bermain bola di belakang rumah. Saya pun bertanya pada anak, "Mas Fulan kemana?"
Dia menjawab, "Nggak boleh main sama bapaknya, dia kena hukuman karena kemarin ketahuan main jauh."
Mengurangi kegiatan favorit anak adalah salah satu cara melakukan grounding. Namun, jika melakukannya berlebihan dan merampas hak bermain, anak akan kesal dan tidak akan belajar dari kesalahan.