Jangan biarkan lansia minum obat sendiri karena tindakan ini bisa sangat berisiko. Sebagai contoh, lansia salah membaca dosis obat sehingga takarannya tidak sesuai atau lupa minum obat karena sudah pikun.
Kalau kita sendiri yang sudah pikun, gunakan alarm pengingat atau aplikasi di ponsel untuk membuat jadwal minum obat.
Kita juga harus ingat jika kelebihan atau kekurangan dosis dapat membuat obat tidak bekerja efektif. Tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa.
2. Pindahkan obat ke dalam wadah bersih
Apotek biasanya akan memberi obat pada plastik. Setelah sampai rumah, pindah obat ke dalam toples dan petunjuk penggunaan ditempel ulang di bagian luas atau dalam toples.
Kita juga bisa membuat catatan ulang mengenai informasi obat dari dokter. Mungkin sewaktu-waktu catatan ini bisa membantu kita ketika wadah obat rusak.
3. Perhatikan efek samping
Penggunaan obat tidak lepas dari efek samping, terlebih pada lansia. Biasanya lansia mudah alergi gatal. Kita bisa mencatat dan menginformasikan kepada doker bahwa orang tua kita memiliki alergi terhadap antibiotik misalnya atau obat lain.
Jika obat yang diberikan dokter menimbulkan efek samping yang mengkhawatirkan, konsultasi lagi ke dokter. Dokter mungkin akan mempertimbangkan obat lain dengan khasiat sama tapi efek samping lebih rendah pada lansia.
4. Berhenti minum obat
Ada cerita lagi nih, biasanya lansia itu tidak sabar ingin segera sembuh. Istilahnya minum obat langsung sembuh. Akibatnya semua anaknya disuruh belikan obat. So buat kesepakatan dengan anggota keluarga lainnya, obat siapa, pengobatan yang mana yang akan dijalani.