Musim panen padi kesatu telah lewat, sekarang masuk ke tanam kedua. Pada tanam kedua ini, petani sudah membuat perencanaan penanaman padi, muai dari jenis benih yang akan ditanam, kapan mulai nyebar benih dan lain sebagainya.
Perencanaan ini bertujuan untuk menekan risiko karena musim tanam kedua menghadapi musim kemarau. Di mana hujan sudah jarang turun.Â
Perencanaan pertama tentunya memilih benih padi. Petani harus pandai memilih jenis pada apa yang tepat untuk ditanam pada musim kemarau .Â
Sebelum menanam padi alangkah baiknya kita mengenal dan memperhatikan jenis padi yang akan ditanam. Berikut beberapa jenis padi yang perlu kita ketahui.
Jenis-jenis Padi
Ada banyak varietas padi yang dikeluarkan pemerintah dan selalu menyajikan bibit unggul dengan sifat genetik yang lebih baik. Petani tinggal memilih mana yang sesuai dengan daerahnya masing-masing. Sebelumnya mari kita kupas varietas unggul baru (VUB) padi yang telah dilepas sepanjang tahun 2011.
Secara umum, tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis "varietas",
Padi Hibrida adalah varietas padi sekali tanam. Jenis benih padi ini akan menghasilkan padi maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh.
Misalnya, saya membeli bibit padi Hibrida dan panen. Saat panen, saya tidak menyisihkan hasil panen untuk benih musim tanam selanjutnya, walaupun hasil panennya bagus. Varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida pun sangat mahal.
Contohnya: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, Maro dll.
Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.