Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ajarkan Sikap Optimis pada Anak agar Tidak Mudah Menyerah

26 Februari 2022   16:13 Diperbarui: 26 Februari 2022   16:27 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua mengajarkan optimis pada anak. foto by popmama.com

Halo, Sahabat semua,

Sebelum melanjutkan membaca, luangkan waktu sejenak untuk memikirkan beberapa hal yang terjadi pada anak hari ini. Apakah dia mengeluh karena nilai ulangannya jelek? atau dia merajuk karena hal yang tidak jelas?

Mungkin dia juga berkisah hal-hal yang positif, seperti, ditraktir temannya di kantin, mendapat pujian dari guru matematika, atau hal lain yang menyenangkan.

Coba perhatikan, bagaimana reaksi anak ketika menceritakan hal yang negatif dan positif? tentunya sangat berbeda. Ketika anak menceritakan hal yang negatif, dia akan tampak sedih, patah semangat, bahkan tidak mau pergi ke sekolah esok harinya.

Anak merasa sedih itu wajar, dia butuh mengekspresikan emosinya. Namun, jangan biarkan dia menjadi pesimis.

Baca juga School Refusal pada Anak, Kenali Gejala dan cara Membantunya

Jangan Beri Tempat untuk si Pesimisme 

Optimisme dan pesimisme berkaitan dengan pola pikir, cara berpikir ketika melihat sesuatu. Optimis memandang sesuatu dari sisi positif walaupun mengalami hal buruk. Mereka selalu berharap segala sesuatu berjalan dengan baik, yakin akan kemampuan diri sendiri untuk membuat hal baik.

Pesimisme berlawanan dari optimisme, seseorang yang pesimis cenderung berpikir negatif, dia selalu melihat kesalahan dalam segala hal. Setiap orang tidak selalu berpikir negatif atau selalu positif, semua tergantung dari situasi dan suasana hati,

Setiap anak bahkan orang dewasa pernah merasa ada di posisi sulit, bahkan paling buruk sekalipun. Tidak masalah anak sedih, menangis, tetapi jangan sampai pesimis ada di pikiran mereka. Tugas orang tua lah untuk memupuk rasa optimis itu.

Baca juga Orang tua Kehilangan The Power of No pada Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun