Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

4 Tanda Orangtua yang Toksik dan Dampak Negatif pada Anak

16 Februari 2022   20:48 Diperbarui: 17 Februari 2022   09:56 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jarang disadari, kenali tanda-tanda apakah kamu termasuk orangtua yang toksik dan dampaknya terhadap anak. Sumber: parapuan.co

1. Gangguan kecemasan

Cemas merupakan hal yang wajar, merupakan reaksi alami tubuh terhadap situasi dan sangat bermanfaat untuk lebih hati-hati. Namun, jika cemas karena takut terhadap orang tua dan muncul secara berlebihan akan mengganggu kondisinya.

2. Anak bisa menyalahkan dirinya sendiri

Akibat buruk lainnya orang tua bersikap toksik pada anak adalah anak sering kerap menyalahkan dirinya sendiri. Jika sudah terjebak dalam situasi ini dia akan menghindari kesalahan, akibatnya tidak bisa berkembang menjadi lebih baik.

 3. Kelelahan mental

Kelelahan mental adalah kondisi di mana anak merasa lelah secara emosional akibat sering mendengar kalimat negatif dari orang tua yang toksik. Dia akan cenderung diam tanpa perlawanan. Jika tidak ditangani secara serius, dia akan mengalami gangguan kesehatan mental.

4. Gangguan kesehatan

Jika anak mengalami kecemasan, stres menghadapi orang tua yang toksik, dia akan susah tidur, istirahat tidak cukup, akibatnya kesehatan pun terganggu.

***

Untuk menghindari dampak buruk pada anak akibat kita yang toksik seyogyanya kita memahami hakekat anak terlahir ke dunia. Filsafat Charlotte Mason mengatakan "children are born person". Di mana anak terlahir sebagai orang, dia bukanlah sebatang ranting yang bisa kita bengkokkan sesuka hati. Bukan kertas kosong yang bisa kita coret-coret. 

Sejak lahir anak adalah pribadi yang utuh dan istimewa. Perkembangannya tergantung kepada orang tua. Kita lah yang berperan mematik pikirannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun