Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Varian Omicron Bertambah, Kok Jadi Ingat Ibu

5 Februari 2022   12:49 Diperbarui: 5 Februari 2022   12:50 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Varian Omicron, foto by suarajatim

Akhir-akhir ini warga yang terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron di Madiun meningkat. Semalam ada kabar dari teman yang bekerja di SMA bahwa ada 6 siswanya yang terpapar. Mulai tanggal 4 Januari sekolah libur hingga 14 hari ke depan. Pembelajaran tatap muka yang baru dilaksanakan pun kembali daring.

Pada 23 Januari 2022, Pemkot mencatat ada sembilan warga positif terinfeksi Covid-19 varian Omicron.  Wali Kota Madiun Maidi mengatakan dari sembilan warga Kota Madiun yang terpapar Omicron, mayoritas merupakan dari kluster instansi perbankan di wilayahnya.

"Saya sudah telusuri, hasilnya, ada yang positif Covid-19, 15 orang. Sebanyak 13 orang di antaranya Omicron. Sembilan dari Kota Madiun, empat dari luar," ujar Wali Kota Madiun Maidi, seperti dikutip dari Antara.

Namun, jumlah warga yang terinfeksi sering dibesar-besarkan. Seperti yang beredar di grup WhatsApp. Data yang beredar melebihi data yang disampaikan Pemerintah. Berita hoax pun membuat warga panik.

Saya jadi teringat akan kepanikan yang dialami Ibu ketika mendengar berita terkait pasien yang meninggal karena terpapar Covid-19.

Kejadiannya sudah hampir satu tahun, tetapi, pembicaraan itu masih terekam di ingatan saya. Ketika keluarga kumpul, semua akan menjadi bahan obrolan. Mengenang orang tua sungguh mengharukan, tetapi dengan keikhlasan lambat laut kita akan menyadari semua sudah rencana Tuhan. 

Saya ingin berbagi cerita yang belum saya ceritakan ketika ibu termakan berita hoak yang berasal dari mulut ke mulut. Namanya sudah sepuh, akan lebih yakin jika ada orang bercerita dengan bumbu, 

"Benar itu makam digali lagi, ternyata jenazah masih memakai selang infus, tidak dikafani. Kalau tidak percaya coba tanya pada si Fulan, dia yang gali makamnya."

Walaupun berita bohong itu ditepis adik dan saya berusaha menyakinkan ibu kebenarannya seperti apa, tetap saja ibu lebih percaya dengan omongan tetangga, "Iiih ... ade kan gak tinggal di sini, mana tahu beritanya."

Kembali ke jalan anak ke orang tua. Kita harus tetap sopan dan seolah-olah mendukung berita itu, "Iya atuh sok mangga." 

Pemakaman jenazah covid. Foto tangkap layar kompastvl
Pemakaman jenazah covid. Foto tangkap layar kompastvl

Satu bulan kemudian

Qadarullah, takdir Allah tidak bisa dihindari, 10 hari setelah pertemuan itu, Ibu sakit, terpapar Covid-19. Sempat mendapat perawatan di ruang isolasi selama 14 hari. Namun, tidak terselamatkan.

Saya pun jadi teringat isu yang beredar di lingkungan rumah bahwa, jenazah Covid dimakamkan dengan selang infus masih terpasang, begitu pun perlengkapan rumah sakit lainnya.

Saya yakinkan, berita itu tidak benar. Ketika Ibu meninggal di ruang isolasi, saya, kedua adik dan ipar menyaksikan pemulasaraan jenazah Ibu walaupun terhalang kaca bening. Akan tetapi jenazah itu persis berada di hadapan kami.

Pemulasaraan jenazah Ibu sama seperti jenazah normal lainnya, hanya tidak dimandikan dengan air, cukup dilap kain basah. Kami pun mensalatkan jenazah setelah pemulasaraan selesai.

Mungkin tidak semua keluarga mendapat kesempatan menyaksikan pemulasaraan, mensalatkan baik di rumah sakit ataupun di rumah. Hal ini tergantung kebijakan rumah sakit setempat, tetapi saya menganggap ini kekuasaan Allah Swt. Tidak ada sesuatu yang direncanakan Tuhan.

Dari kejadian ini saya mengambil pelajaran, hati-hati mengonsumsi berita. Jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar di medsos apalagi dari mulut ke mulut. Pastikan kebenarannya melalui laman pemerintah resmi.

Data kasus meninggal akibat Omicron. Foto tangkap layar kompastv 
Data kasus meninggal akibat Omicron. Foto tangkap layar kompastv 

Tidak perlu panik menanggapi suatu berita, yang penting kita tetap menjaga protokol kesehatan, menjaga pola makan, istirahat cukup. Jangan lupa untuk vaksin, karena menurut data Dinas Kesehatan, kasus kematian akibat Omicron adalah mereka yang belum vaksin. 

Semoga kita semua baik-baik saja. Salam sehat selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun