Pertama, izin suami dan keluarga
Seorang istri tidak bisa bepergian tanpa izin suami, sekalipun itu urusan sosial, keagamaan. Rida Allah bagi istri ada pada rida suami. Jika ada support dari suami, kita pun melakukan sesuatu akan tenang, nyaman. Insya Allah mendatangkan berkah.
Selain izin dari suami, seorang ibu memutuskan menjadi relawan, juga harus mendapat keikhlasan dari anak-anak. Kewajiban utama seorang ibu adalah mendampingi, mendidik anak, terlebih jika anak masih usia batita yang masih membutuhkan perhatian. Jika anak batita, pada umumnya masih menyusui.
Kedua, perhatikan batas waktu
Bunda jika ingin menjadi relawan kemanusiaan, perhatikan juga batas waktu, karena ada kewajiban utama selain menjadi relawan yakni keluarga.
Saya setuju dengan batas waktu yang digunakan Mak Rini ketika menjadi relawan bencana Palu, yakni 4 hari pada jilid pertama. Setelah beberapa pekan di rumah, ada jilid kedua kembali ke Palu dengan waktu 10 hari.Â
Ketiga, siapkan hati, mental dan tenaga
Seorang relawan adalah mereka yang memiliki hati emas, karena mau melakukan pekerjaan tanpa digaji. Sebelum berangkat, pastikan hati diyakinkan kembali, karena ketika terjun ke lapangan akan banyak peristiwa yang menguji kesabaran.
Selain itu, sebelum, seorang relawan juga harus mempersiapkan mental dan tenaga yang kuat. Akan banyak benturan dari pihak lain, di sini relawan harus tahan banting, sabar, telaten menghadapi korban bencana dan kawan satu komunitas.
Sebarnya banyak yang harus disiapkan untuk menjadi relawan kemanusiaan, yang pasti tetap ikhlas selain banyak berdoa. Nah dengan mengetahui sekelumit kisah Mak Rini, apakah mau jadi relawan bencana alam?Â