Gigi bagi perempuan bisa dikatakan menambah aura kecantikkan selain berfungsi untuk mengunyah.Â
Untuk mendapatkan gigi yang sehat, kita harus rutin melakukan pemeriksaan gigi dan perawatan pribadi.
Jika dalam pemeriksaan rutin, dokter menemukan gigi berlubang, tambal gigi adalah solusi yang umum dan aman.Â
Namun, apa jadinya setelah melakukan tambal gigi, ternyata gusi kita bermasalah?
Pengalaman saya ketika melakukan tambal gigi dan akhirnya gusi bengkak
Sejak lulus SMA, tahun 1995, saya rajin periksa gigi, kadang ke dokter gigi praktik, kadang juga ke puskesmas. Alhasil hingga usia 44 tahun tidak merasakan sakit gigi lagi.
Namun, entah mengapa dua bulan lalu, tiba-tiba gigi geraham bawah patah separuh tanpa ada tanda sakit gigi. Mungkin setiap perawatan, lepas dari pantauan kalau gigi itu sebenarnya sudah keropos.
Singkat cerita, saya melakukan tambal gigi untuk kenyamanan dalam mengunyah. Satu pekan kemudian, gigi itu linu dan nyeri, saya pun kontrol lagi. Dokter hanya memberi obat anti nyeri dan antibiotik, juga mengikis bagian atas tambalan.
Hingga dua pekan, gigi tidak masalah, tetapi, kumat lagi. Gigi terasa linu, makan pun tak nyaman. Saya datang lagi ke dokter gigi yang melakukan tambal. Masih tindakan yang sama, mengikis dan memberi obat.
"Jika terasa sakit, minum obat anti nyeri ini, Mah!" Pesan dokter.