Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penanaman dengan Sistem Terraganik di Ngrowo Bening, Manfaatkan Sampah untuk Pemupukan

17 Januari 2022   16:36 Diperbarui: 18 Januari 2022   04:11 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wali Kota Madiun saat demonstrasi penanaman sistem terraganik di Ngrowo Bening | Sumber Foto: Instagram Pemkot Madiun

Dewasa ini masyarakat Indonesia sudah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Kita sering mengenal slogan "back to nature". Di mana animo masyarakat terhadap produk pertanian organik semakin meningkat.

Cara bercocok tanam pun sudah banyak yang beralih ke pertanian organik modern. di mana para petani menggunakan pupuk alami dari kotoran hewan atau sampah daun.  

Sebenarnya cara bercocok tanam organik sudah dilakukan para petani sejak manusia mengenal bercocok tanam. Mereka menggunakan cara tradisional dan bahan-bahan alami. 

Back to nature, tidak lepas dari peran pemerintah dalam mengenalkan pentingnya makanan tanpa bahan kimia. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, Pemkot Madiun memajukan penanaman dengan sistem terraganik. Ngrowo Bening menjadi tempat yang cocok untuk uji penanaman dan pupuk organik.

''Prinsipnya kita terus berinovasi untuk kota kita. Apa yang sekiranya cocok dengan kondisi kota kita bisa uji cobakan dulu di sini,'' ujar  Wali Kota Madiun, Maidi. (PemkotMadiun, 14/1)

Ngrowo Bening Madiun Menjadi Tempat Pengembangan Penanaman Sistem Terraganik

Saya datang ke Ngrowo Bening pertama kali saat musim buah semangka tahun 2021. Lahan itu sangat luas berada di kawasan PDAM Madiun. Itu sebabnya wilayah ini sangat cocok dijadikan tempat pengembangan penanaman organik.

Ada banyak tanaman ditanam di Ngrowo Bening, seperti papaya, semangka, pisang, berbagai jenis bunga dan akhir ini akan mengembangkan porang. Dalam pemupukan pun menggunakan pupuk organik dari sampah.

Seperti yang dikatakan Wali Kota Madiun usai demonstrasi penanaman menggunakan sistem terraganik di Ngrowo Bening, Kamis (14/1), "Dari sampah petani itu sendiri kemudian diolah menjadi pupuk. Dengan begitu ada banyak keuntungan sekaligus,'' 

Pupuk cair yang dihasilkan di Ngrowo Bening | Foto by media  PemkotMadiun
Pupuk cair yang dihasilkan di Ngrowo Bening | Foto by media  PemkotMadiun

Pembuatan pupuk dari sampah rumah tangga masyarakat dilakukan di Ngrowo Bening dan itu banyak sekali keuntungannya. Artinya sampah terolah dengan baik, tidak berserakan ke mana-mana atau tidak perlu membuangnya ke tempat pembuangan.

Bagi petani, pupuk kompos banyak manfaatnya, mereka tidak perlu pupuk kimia baik subsidi atau non subsidi. Terlebih keberadaan pupuk subsidi cukup sulit. Sedang, pupuk tanpa subsidi kelewat mahal.

"Pupuk subsidi Rp 125 ribu, tidak subsidi bisa sampai Rp 400 lebih. Tentu ini sulit bagi petani. Makanya kita coba pengolahan-pengolahan pupuk kompos ini termasuk yang cair juga untuk pertanian," jelas Wali Kota Madiun

Pembuatan pupuk di Ngrowo Bening tersebut merupakan pilot project. Jika hasilnya baik akan disebarluaskan ke masyarakat. Bahkan, wali kota berencana memberi tempat di kawasan tempat pemrosesan akhir (TPA) Winongo yang selama ini telah menghasilkan gas metal sebagai alternatif gas elpiji.

Dengan pembuatan pupuk kompos dari bahan-bahan sampah dari TPA, itu artinya ada pengolahan pupuk dengan kapasitas besar. Seperti kita ketahui tanaman tidak hanya membutuhkan air dalam penyiraman. Dengan pupuk cair selain menyiram tanaman juga mengandung unsur hara untuk kesuburan tanah.

Bisa Baca juga Projasih di Kota Madiun

Kelebihan dan Kelemahan penanaman organik

Ada banyak keuntungan ketika kita bercocok tanam dengan cara alami tanpa pupuk kimia, salah satunya adalah  Cita rasa dan kandungan gizi.

Tanaman hasil organik memiliki cita rasa yang lebih enak, misalnya umbi-umbian akan terasa lebih empuk, buah-buahan lebih manis dan segar. Sementara untuk beras organik akan lebih pulen dan ada manis-manisnya gitu lho.

Tanaman organik juga memiliki nilai gizi, protein yang tinggi, tentunya dengan cara memasak yang benar. Pengalaman saya jika memasak beras organik, nasinya bisa bertahan lebih lama (tidak basi) hingga 24 jam.

Untuk buah dari hasil pertanian organik tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik.

Proses penanaman terraganik di Ngrowo Bening | Foto by media PemkotMadiun
Proses penanaman terraganik di Ngrowo Bening | Foto by media PemkotMadiun

Kelebihan lain adalah ada pada tanah. Tanah yang dipakai penanaman organik akan lebih gembur dan mudah terkikis aliran air.

Namun, selain ada kelebihan, juga ada kelemahan. Dengan hasil panen sedikit, kualitas bagus, transportasi yang mahal, ketersediaan bahan organik yang terbatas. Akibatnya harga jual ke konsumen turut mahal juga.

Walaupun masyarakat tahu manfaatnya, akan berpikir ulang jika harus membeli beras organik seharga 20 ribu hingga 25 ribu per kilogram. Begitu juga dengan sayuran dan buah. harganya bisa sangat mahal dibandingkan harga di pasar. Saya biasanya beli kangkung satu ikat kecil seharga 5 ribu rupiah.

Penanaman organik menurut saya harus ada campur tangan pemerintah, terutama dalam pemasaran dan teknik penanaman terraganik. Ngrowo Bening Madiun menjadi tempat pengembangan penanaman sistem Terraganik, sangat tepat karena dalam penanaman melibatkan kelompok tani. 

Bisa baca juga Nggembel Mendapat Elpiji dari Sampah

Salam sehat selalu

Sri Rohmatiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun