Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Laptop Sebagai Penunjang Belajar Mengajar, Kenapa Walkot Madiun Menolak?

6 Januari 2022   13:45 Diperbarui: 6 Januari 2022   13:54 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wali Kota Madiun memberi penjelasan terkait penolakan ribuan laptop. Foto by IG PemkotMadiun

Laptop, sejak masa pandemi menjadi sangat penting bagi siswa dan guru, terutama siswa sekolah menengah. Pembelajaran daring menuntut mereka memilikinya. Namun, tidak semua orang tua bisa memenuhi kebutuhan anak sekolah.

Sebelum pandemi, Pemkot Madiun sudah memikirkan apa yang menjadi kebutuhan siswa. Secara bertahap pembagian laptop dilaksanakan. Sasaran utama adalah seluruh siswa kelas 5  dan 8 tanpa kecuali, baik orang tuanya yang mampu atau tidak.

Pembagian jilid I, dilaksanakan pada Agustus 2020. Saya mendapat undangan dari SMPN 9 sebagai perwakilan dari orang tua siswa kelas 8 yang menerima bantuan laptop. Anak saya kebetulan ditunjuk dari sekolahnya untuk memeragakan cara pengoperasian laptop pada saat penyerahan secara simbolis 5.425 unit laptop.

Simbolis penyerahan bantuan laptop jilid 1 kepada siswa kelas 8 oleh Wali Kota Madiun. Foto by madiunpos
Simbolis penyerahan bantuan laptop jilid 1 kepada siswa kelas 8 oleh Wali Kota Madiun. Foto by madiunpos

Untuk jilid I, Wali Kota Madiun, Maidi  meminjampakaikan laptop dengan harapan bisa menunjang kegiatan belajar para siswa.

"Dunia pendidikan kita harus bagus agar menghasilkan SDM yang berkualitas. Di mana-mana orang pintar pasti dicari. Bahkan, sebelum selesai sekolah sudah banyak yang menawari pekerjaan," kata wali kota.

Pembagian laptop pada jilid I tidak ada masalah. Saya sering mengantar anak  untuk melakukan pengecekan berkala di sekolah. Masalahnya hanya satu, laptop kurang banter, kata anak saya lemot. Saya mencoba membuka, ternyata untuk masuk dari tekan power, star, loadingnya membutuhkan waktu 5 menit. Membuka word juga prosesnya lama. 

Laptop merk HP tanpa saya tahu memorinya berapa, magrak di rumah. Anak saya memakai laptop pribadi untuk tugas-tugas sekolah yang mendesak. 

Mungkin karena lemot ini, untuk jilid II Pemkot memesan dengan kapasitas tinggi, memori DDR4. Namun, ini menjadi permasalahannya.

Laptop jilid II ditolak Walkot

Akhir-akhir ini banyak pemberitaan terkait wali kota menolak kiriman laptop dari pihak penyedia. Hal ini mengakibatkan ribuan siswa dan guru batal menerima bantuan laptop dari Pemkot.

Seperti diketahui, Pemkot  Madiun memesan laptop bermerk Axioo Mybook Pro G5 (8H9), memori DDR4 anggaran sebesar Rp35 miliar lebih. PT PINS Indonesia sebagai penyedia laptop jilid II mengirim laptop dengan memori DDR3. Artinya spesifikasi tersebut lebih rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun