Pada masa itu, komputer sesuatu yang langka, tidak semua orang bisa mengoperasikannya. Bahasa yang tertera dalam layar pun dengan bahasa Inggris.
Pagi hari hingga siang saya sebagai pegawai tidak tetap, sore hari membantu mengajar komputer untuk siswa kelas dua dan tiga di SMA.
Dari perjalanan itu, ada seorang dosen menawarkan beasiswa kuliah di perguruan tinggi swasta tempatnya bekerja.Â
Penawaran baik tentu tidak boleh ditolak, tetapi dalam waktu selang beberapa hari, ada penawaran lain, yakni menikah.
Saya berpikir, mungkin setelah menikah bisa melanjutkan penawaran beasiswa. Namun, sayang sekali, saya harus pindah ke luar Jawa Barat.Â
Suami pun tidak mengizinkan saya sekolah. Akhirnya menjadi ibu rumah tangga yang duduk manis, kerja manis, momong anak manis, tersenyum manis menerima uang bulanan.
Apakah Cita-cita menjadi pendidik berhenti?
Tentu tidak, orangtua adalah pendidik utama dalam keluarga. Gelar guru mungkin tidak disandang, tetapi tugas guru harus dimulai.Â
Tidak bermaksud mengesampingkan peran seorang guru. Akan tetapi, saya yakin semua setuju, antara orangtua dan guru di sekolah harus ada kerja sama yang kompak.Â
Kerja sama orangtua dan guru harus lebih ditingkatkan, terlebih sekarang ini setelah pendidikan terkena dampak akibat pandemi.Â