Saya sering kali melihat bapak mengajari muridnya penuh sabar, walaupun kata orang bapak seorang guru yang galak.Â
Saya menafsirkan bapak itu tegas bukan galak, dalam bicara, ya mirip-mirip kurang bercanda. Karakter setiap guru berbeda, namun pada umumnya guru jaman dulu itu lebih tegas dibandingkan sekarang.Â
Saya salut pada kesabaran guru sekolah dasar yang harus mengajari membaca dan  menulis pada anak didiknya.Â
Selain itu, Â pendidikan tidak terbatas pada pengembangan menulis dan membaca atau kemampuan intelektual dan akademis. Ada yang tak kalah penting yakni pengembangan karakter.
Mencapai tujuan pendidikan yang ideal tentu memerlukan perjuangan dan proses panjang. Kalau seorang guru tidak memiliki sifat sabar, tidak ada yang bisa tercapai.
Ketika melihat perjuangan itu, saya pun ingin berada di dalamnya. Namun, ketika lulus SMA, cita-cita itu terhempas karena gaji bapak yang masih minim,.
Kata Ibu, "Cari kerja saja, biar bisa membantu biaya sekolah adik-adik."
Bekerja di SMK
Lulus SMA pada tahun 1995, masih ingin menjadi guru, sehingga mencari pekerjaan juga ke sekolah-sekolah. Hingga pada akhirnya diterima di salah satu SMKN di Bandung sebagai tenaga honor di Tata Usaha (TU) bagian kesiswaan.
Berhenti dari SMKN, saya bekerja di SMAN tempat dulu menamatkan sekolah menengah. Masih menjadi tenaga honor di Tata Usaha (TU), tetapi fokus mengoperasikan komputer.Â