Judul di atas sering saya posting di status WhatApp. Bukan tanpa alasan, ini karena saya tidak memelihara hewan, tetapi, seringkali banyak hewan peliharaan bermain ke rumah, misalnya kucing, ayam, burung.
Dari jenis hewan peliharaan yang sering mampir adalah kucing. Kata teman online, Â "Kucing itu nomad." Tidak ... saya meyakini, kucing yang datang ke rumah tanpa diundang ada pemiliknya, karena ia bersih dan nurut.
Saya pun sering mengajaknya bicara, "Eh, masuk tanpa permisi, kamu cari temanmu ya? Lihat di kamarnya!"
Kucing itu jelas tidak permisi, namanya juga hewan, tetapi seperti faham apa yang saya katakana. Ia berlenggang ke kamar anak saya sambil ngeong-ngeong. Ketika mendapat sapaan dari anak lanang, kucing itu tiduran di pintu dan langsung ngorok.
Terkadang, kucing itu sudah tertidur di bawah kursi, bahkan anak-anak sedang les privat, tidur juga di depannya dengan santai.
Kisah kucing yang berbedaÂ
Ada kucing lain, ia tiba-tiba beranak di taman depan, selama 3 hari, anak gadis mengurusnya, memberinya susu, menyelimuti dengan kain. Saya pun tidak tega, kucing ini ada pemiliknya, warnanya putih, ada kalung di leher si induk.
Anak gadisnya sih menyuruh, "Jangan dikembalikan ke pemiliknya, Mah!"
Saya tidak setuju, karena belum siap menjadi ibu asuh untuk hewan-hewan ini. Memelihara hewan harus seperti seorang ibu, mengelus, memberi makan, memberi kasih sayang. Jujur, saya tidak bisa mengelus, menggendong hewan. Anak-anak pun tidak selamanya bisa memperhatikan hewan peliharaan, mereka sibuk dengan aktivitas sekolah.