Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Ibu dari 1 putri, 1 putra

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Dibuang! Berikut Cara Mengolah Nasi Sisa

1 Oktober 2021   15:09 Diperbarui: 1 Oktober 2021   15:10 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerupuk beras, foto pribadi 

Berbeda dengan mertua saya, dia sering memanfaatkan sisa nasi dengan dijemur. Orang banyak mengenalnya dengan nama nasi aking atau nasi karak.

Nasi aking

Tampaknya itu lebih mudah, kita tinggal menyusunnya di wadah, lalu jemur di terik matahari. Ternyata tidak mudah, Kawan. Saya sering kali gagal menjemur sisa nasi, nasi itu berjamur.

Ada tekniknya supaya nasi tidak berjamur. Saya melihat dari kebiasaan mertua, dia menjemurnya di atas sak atau karung, bisa juga wadah dari anyaman atau tampah.

Nasi itu di-eler atau ditata rapih dengan menggunakan tongkat kecil, kurang lebih 50-60 cm. Tongkat kayu itu digunakan untuk bolak balik nasi yang dijemur tadi. Dalam satu hari kita bisa membalik jemuran nasi itu minimal dua kali supaya kering merata.

Nasi kering ini banyak manfaatnya lho, menurut mertua saya, dulu sering diolah kembali menjadi makanan. Sangat wajar jika pada zaman dulu, orang tua makan nasi aking karena kemiskinan. Namun, jangan salah nasi aking masih mengandung karbohidrat, walaupun kadarnya berkurang.

Menurut beberapa sumber, nasi aking mengandung karbohidrat 8,31% sedangkan pemeriksaan pada nasi normal kadarnya 10,72%.

Selain diolah kembali menjadi bahan pokok, nasi aking bisa untuk pakan ternak, yaitu, itik, sapi. Nasi aking ini bagi hewan ternak banyak manfaatnya karena kandungan gizi di dalamnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi hewan. Dari hasil pengamatan, dengan tambahan karak atau nasi akik bisa menambah bobot badan hewan ternak.

Selain itu, petani juga bisa mendapatkannya dengan harga murah dan mudah sehingga bisa menekan biaya pemeliharaan.

Biasanya mertua saya mengumpulkan nasi aking dalam keresek atau karung, jika sudah terasa pantas akan diberikan kepada tetangga yang berprofesi tukang rongsok.

Bagaimana jika sisa nasi itu sedikit?

Di desa banyak orang yang memelihara ayam, walaupun saya tidak memelihara ayam, di belakang rumah banyak sekali ayam berkeliaran. Kalau sisa makanan sedikit saya cukup menaruhnya di wadah plastik, ayam akan datang sendiri tanpa diundang.

Yang sulit itu jika rumahnya di perumahan seperti ibu saya dulu. Solusinya, kita harus memasak sesuai kebutuhan, Jika terpaksa ada sisa, bisa titipkan ke bapak yang biasa ngambil sampah, "Pak, titip limbah dapur untuk pakan ayam di desa." Mereka akan senang.

Teman-teman, bisa mengolah limbah dapur dengan cara berbeda, asal jangan dibuang begitu saja. Kata Ibu ketika saya masih kecil, "Jangan buang nasi ya, nanti dia nangis!" Percaya atau tidak, di luar sana masih banyak orang yang kelaparan. Mari kita manfaatkan nasi sesuai kebutuhan.

Salam sehat,

Sri Rohnatiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun