Kita sering menemukan logo Wonderful Indonesia ada di setiap wajah kota, bahkan wara-wiri di luar negeri, Logo ini sebagai branding Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Gaung wonderful Indonesia ada di seluruh penjuru bukan tanpa sebab. Indonesia memang pantas untuk mempromosikan pesonanya. Ada banyak keajaiban dan ketakjuban yang patut diketahui oleh dunia, salah satunya adalah kawasan Danau Toba.
Sekilas tentang Danau Toba
Danau Toba salah satu destinasi super prioritas yang ada di Indonesia, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara. Tujuh wilayah administrasi mengelilinginya, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo dan Kabupaten Samosir.
Danau Toba merupakan danau vulkanik berukuran 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, sementara kawahnya seluas 1.145 kilometer persegi. Dengan ukurannya yang luas, Danau Toba sebagai danau terluas di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia setelah Danau Victoria yang ada di Afrika. Jika kita melihat kedalamannya pun, Danau Toba  bisa dikatakan menyerupai laut.
Bentang alam dan aneka ragam aktivitas masyarakat dengan ragam sosial dan budaya sebagai Heritage of Toba menjadi daya tarik wisatawan. Keajaiban alam juga bisa kita saksikan dengan adanya pulau di atas pulau, yakni Pulau Samosir. Ada Danau Sidihoni serta Danau Aek Natonang yang berada di atas Danau Toba.
Terbentuknya Danau Toba
Terbentuknya Danau Toba akibat letusan dasyat Gunung Api Toba yang memuntahkan magma 74.000 tahun yang lalu dan membentuk danau kaldera. Kedahsyatan letusan gunung ini disebut supervolcano.
Hal ini dijelaskan pula oleh Van Bemmelen, geology asal Belanda dalam bukunya The Geology of Indonesia pada tahun 1939. Menurutnya, awal gunung api purba Toba melakukan aktivitas vulkanik dan terjadi erupsi.
Proses vulkanik dan tektonik ini menyebabkan bagian tengah gunung ambles sehingga terbentuklah cekungan ke arah barat laut hingga tenggara dan sebagian tanah terjungkit ke arah barat daya sehingga membentuk  sebuah pulau, Pulau Samosir.
Dari letusan maha dahsyat gunung api purba Toba, memusnahkan kehidupan, bahkan spesies Homo Sapiens nyaris punah. Kita tahu, Homo Sapiens adalah manusia cerdas atau manusia purba. Spesies ini mampu beradaptasi dengan lingkungan dan sangat tangguh, kapasitas otaknya pun jauh lebih besar daripada jenis manusia sebelumnya.
Legenda Danau Toba
Kita semua sudah tahu Indonesia selain kaya dengan keindahan alam, juga sugih dengan cerita. Cerita lebih luas dari samudera dan sangat menarik. Begitu juga dengan Danau Toba, di balik keindahan yang memesona, ada story yang bisa dijadikan strategi promosi pariwisata.
Konon, terbentuknya Danau Toba, bermula dari kisah seorang pemuda yatim piatu bernama Toba yang bekerja sebagai petani dan pencari ikan. Â Suatu hari Toba memancing di sungai dekat rumahnya, dia mendapatkan seekor ikan emas berukuran besar.
Ikan itu sisiknya berwarna emas, berkilauan dan sangat cantik. Toba kagum dan membawanya pulang. Setelah di rumah, ikan itu menjelma menjadi sosok perempuan yang sangat cantik. Toba pun jatuh cinta.
Setelah menyetujui persyaratan yang diajukan sang putri, yakni tidak boleh membocorkan asal usul sang putri, mereka pun menikah. Kehidupan rumah tangga Toba harmonis apalagi setelah dikaruniai seorang anak bernama Samosir.
Namun kebahagian mereka sirna, tatkala Samosir disuruh ibunya mengantar makanan pada Toba di ladang. Di tengah perjalanan Samosir memakan makanan untuk ayahnya karena dia lapar.
Walaupun makanan tersebut telah habis, Samosir tetap melanjutkan perjalanan ke ladang dan menyampaikan kalau makanan telah habis. Toba yang mengetahui hal tersebut murka dan berteriak, "Dasar anak ikan!"
Sontak langit pun gelap dan menurunkan hujan deras. Berkat hujan yang tidak reda selama berhari-hari, muncullah sebuah danau yang kini dikenal dengan Danau Toba. Samosir pun menjelma menjadi pulau di tengah danau yang sekarang bernama Pulau Samosir.
Wisata saat Pandemi
Pada tahun 2020, Kaldera Danau Toba ditetapkan oleh Dewan Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai UNESCO Global Geopark. Ini sebagai bukti bahwa Kaldera Danau Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal terutama budaya dan keanekaragaman hayati.
Dari sisi budaya, masyarakat setempat memiliki musik tradisional Gondong Batak dan tari Tor-tor, tarian ini sering tampil di berbagai acara nasional maupun internasional. Ada juga kerajinan ukiran khas namanya ukiran Gorga yang bisa dijadikan oleh-oleh. Ada juga wisata kuliner khas Batak, seperti, ikan Arsik dan makanan Andaliman.
Selain budaya dan kuliner, kawasan Danau Toba  adalah salah satu tempat yang sedang  dicanangkan sebagai destinasi sport tourism. Wilayah Kaldera Danau Toba masih banyak wisata alam yang cukup menantang bagi pecinta adrenalin.
Danau Toba selain bisa dijadikan tempat wisata alam bisa juga dijadikan pusat bisnis. Warga setempat, investor bisa mengembangkan kawasan untuk berbagai kegiatan. Misalnya, destinasi meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE) favorit di Indonesia. Untuk itu  MICE di Indonesia Aja. Jika ada kesempatan, saya ingin menggelar exhibition paintings.
MICE di Danau Toba saat pandemi, tentu harus ada persiapan yang matang, baik dari kita sendiri sebagai wisatawan atau pihak pengelola. Semua pihak harus memenuhi protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).
Untuk menuju kawasan Danau Toba ada tiga rute yang bisa kita lalui :
Pertama, jika saya berangkat dari Madiun, tentu tujuan awal dari Bandar Udara Internasional Adisumarmo, Boyolali, menuju Medan. Dari Kota Medan dan sekitarnya, saya dapat melintasi Jalan Lintas Tengah Sumatera hingga ke Kota Wisata Parapat. Dari Parapat, tinggal menempuh perjalanan selama sekitar 20 menit menuju Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
Rute kedua menurut detik.travel, bisa melalui Bandar Udara Silangit di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Dari Bandara Silangit, kita menempuh perjalanan sekitar 2 jam menuju kawasan Danau Toba.
Rute ketiga, jika melalui Bandar Udara Sibisa di Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. Dari Bandara Sibisa, pengunjung hanya menempuh jarak 10 menit sebelum tiba di Kaldera Toba. Namun, Bandara Sibisa belum selesai dan belum melayani penerbangan dari Medan, Jakarta, ataupun luar negeri.
Silakan, bisa pilih rute yang tepat menurut Sahabat semua. Sampai jumpa di Kaldera Danau Toba, Aamiin.
Bahan Bacaan :Â kemenparekraf dan Unesco-global-geopark
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H