"Harusnya usia menjelang lima puluh tahun itu berat badan 65 kg, Bu," kata salah seorang teman di pesan pribadi.Â
Saya tercengang, pada umumnya memang begitu, tetapi, tidak dengan saya. Saya hanya memiliki berat badan 41 kg.
Menurut hitungan yang ditulis Mbak Martha Weda di Kompasiana, berat badan saya sudah ideal, sesuai dengan tinggi badan. Bukan tanpa usaha mendapat jumlah yang minim. Saya termasuk emak-emak yang menjaga berat badan, tentu rahasianya sama dengan yang lain, menerapkan pola hidup sehat. di siniÂ
Lain lagi apa yang dikatakan salah satu emak di tukang sayur pagi itu. Tiba-tiba ada seorang ibu yang berbadan besar berkata,
"Menak gendut, tandane urip ayem, timbangane kurus, akeh pikiran."
"Kalau orang kurus itu irit, makannya sedikit."
Saya senyum saja mendengarnya. Ada sih perasaan tersindir karena badan saya kecil, kurus, tetapi, belum tentu juga omongannya ditujukan kepada saya. Mungkin celetukannya ditujukan pada tukang sayur. Atau mungkin pembelaan terhadap diri sendiri.
Yang akan saya garis bawahi kata-kata "Menak Gendut, tandane urip ayem". Hidup ayem atau hidup senang tidak ada pikiran, yang merasakan kita sendiri. Lagi pula mana ada orang hidup senang terus. Pasti kita pernah mengalami yang namanya susah, sedih, kecewa.
Perlu diwaspadai jika berat badan meroket dalam waktu cepat. Abaikan alasan karena hidup dijalani dengan rasa ayem, tidak pernah berpikir yang ruwet-ruwet. Kenali dulu, jangan-jangan menderita binge eating disorder.
Baca juga:Â "Not Labelling" pada Anak Obesitas, Berikut Efek dan Solusinya!
Apa itu Binge Eating Disorder?Â
Hampir setiap orang kadang-kadang makan dengan porsi banyak, tergantung keadaan, seperti lapar, makanan itu lezat, pesta. Namun, jika sering makan dalam porsi besar, dia mengalami gangguan makan dan disebut binge eating disorder.