Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Koteka6Tahun] : Menggunjungi Museum Affandi, Bikin Kita Betah Berlama-lama, Berikut Pengalaman Saya!

31 Juli 2021   12:59 Diperbarui: 1 Agustus 2021   03:32 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Mami Kartika pada tahun 2019/foto pribadi

Halo Sahabat semua,

Siapa yang belum berkunjung ke Museum Affandi? Bagi traveler dan pencinta seni, saya yakin semua mengenal dan pernah ke Museum Affandi. Ada banyak karya seni Affandi, Mami Kartika dan para pelukis lainnya terpasang di museum, termasuk alat transportasi yang biasa ia gunakan.

Museum Affandi

Sebelum masuk lebih jauh ke Museum Affandi bersama Koteka, kita mengenal dulu siapa Affandi. Affandi adalah pelukis Indonesia yang dikenal dengan sarung sebagai fashion statemennya terkenal bukan saja di dalam negeri melainkan hingga ke mancanegara.

Pelukis dengan gaya ekspresionis sering melakukan pameran di luar negeri, seperti India, Inggris, Eropa dan Amerika Serikat. Dari ribuan karya yang telah dihasilkan ada lukisan sang istri, Maryati yang terpasang di museum.

Pada tahun 1977 Affandi mendapat penghargaan Hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoed selain itu beliau juga mendapat penghargaan menjadi anggota Akademi Hak-Hak Asasi Manusia dari Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace PAX MUNDI di Castelo San Marzano Florence Italia. Indonesia pun memberi banyak penghargaan, di antaranya, Bintang Jasa Utama yang dianugerahkan oleh Pemerintah Indonesia tahun 1978 dan belia diangkat sebagai Anggota Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta. Mengutip dari laman visitingjogya.

Museum Affandi (Foto www.lauhonthef;oor.com)
Museum Affandi (Foto www.lauhonthef;oor.com)

Saya yakin semua orang mencintai karya seni, walaupun tidak bisa menghasilkan karya yang memukau. Saya mencintai seni, tetapi, tidak bisa melukis, menyanyi, menari dan sebagainya.

Kita sering berfoto di tempat-tempat tertentu, itu juga mencintai karya seni. Menjadi traveler, mengunjungi banyak tempat, itu membuktikan teman-teman menyukai seni. Namun, karena pandemi, ke luar kota atau luar negeri ditunda bahkan dibatalkan. 

Saya mencintai perjalanan, suami pelaku seni, kami selalu melakukan perjalanan sekaligus pameran seni lukis di berbagai kota dan Negara. 

Masa Pandemi Bagaimana?

Kita semua mengalami hal yang sama, di rumah saja. Anak-anak sekolah dari rumah, orang tua bekerja dari rumah. Tidak ada rekreasi, tidak ada bermain, tidak ada perjalanan. Dalam waktu beberapa saat kita merasa hal buruk terjadi. Namun, karena sudah terbiasa menghadapi situasi tidak baik, kita menjadi baik "New Normal".

Kebisaan baru, banyak hal-hal baru yang sudah biasa kita lakukan, seperti belajar lewat zoom, bekerja lewat zoom. Tidak kalah menarik, traveling melalui zoom, seperti Koteka (Komunitas Traveler Kompasiana) mengajak kita keliling dunia melalui zoom.

Saya ikut jalan-jalan bersama koteka sejak Februari 2021, tepatnya, ketika jalan-jalan bersama Dr.Giorgio dan dipandu oleh Gaganawati Stegmann yang berdomisili di Jerman. Setiap akhir pekan Mbak Ganna, itu panggilannya, akan mengajak kami menikmati keindahan dan mengetahui situasi pandemi di berbagai kota dan Negara. Kota Salatiga, Purwakarta, Semarang, Yogyakarta, Lombok, Inggris, Hongaria, Jerman, Bangladesh, dan masih banyak lagi.

Dari sekian banyak kota di seluruh dunia yang saya kunjugi bersama Koteka, saya ingin berbagi pengalaman bersama Mami Kartika. Bertemu dengan Mami Kartika Affandi di zoom Koteka bukan pertama. Sebelumnya saya sering mengunjungi Omahe Mamih di Sleman dan museum Affandi. Namun, melalui Koteka kenangan itu bangkit kembali, seperti semangat melakukan perjalanan.

Trip ke Yogya bersama Koteka

Acara sore itu, Koteka mengundang Mami Kartika untuk berbagi perjalanan seninya. Ada yang menarik selain dari seni lukis, yakni seni patung dan relief karya Mami Kartika.

Dokumen Koteka
Dokumen Koteka

Patung merupakan karya seni tiga dimensi yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, juga bisa dinikmati dari segala sisi. Sedangkan relief merupakan bagian dari patung, tetapi menempel pada permukaan dinding dan hanya bisa dinikmati dari arah depan saja. Relief tersebut biasanya menggambarkan adegan dari sebuah cerita.

Relief yang dibuat Mami Kartika baru-baru ini adalah biografi papihnya, Affandi dan Gandhi-Semar. Satu telapak tangan berwarna oranye dengan salah satu lukisan Affandi tentang ketiga tokoh, Gandhi, Semar dan Affandi sendiri. Dua tokoh tersebut adalah idola Affandi sedangkan warna oranye, warna kesukaan Mami Kartika.

Selain dari relief telapak tangan ada lagi relief wajah Mami Kartika dalam kondisi normal dan saat menderita bell 's palsy. Relief selanjutnya adalah perjalanan hidup Affandi saat sakit menjelang ajal yang susah melukis dengan latar belakang daun pisang.

Di sudut lain, kita akan melihat sebuah patung wajah Affandi berbahan tanah liat dengan tiga warna. Warna merah menggambarkan karakter Affandi saat marah. Warna hijau saat normal dan warna kuning saat gembira.

Hikmah dari patung empat wajah Mami Kartika. Patung tersebut mengandung makna, manusia jangan mendengar sembarangan, manusia jangan bicara sembarangan, jangan melihat sembarangan, dan harus banyak berdoa.

Kenangan itu

Pertama kali masuk ke Omahe Mami, ada kesan teduh, nyaman, asri. Banyak lukisan terpasang di rumah joglo. Ada dua patung di pintu masuk galeri, patung-patung lain menghiasi setiap sudut halaman yang luas.

Foto bersama Mami Kartika pada tahun 2019/foto pribadi
Foto bersama Mami Kartika pada tahun 2019/foto pribadi

Pameran, Mami Kartika dan Mas Momi menyiapkan tempat dan segala keperluan pameran dengan baik, rapi. Menyambut kami pelaku seni pun dengan ramah. Suatu kehormatan diundang ke Omahe Mami Kartika untuk pameran. Tamu pun dari berbagai Negara, ada pelukis wanita, pelukis Yogya.

Yang paling berkesan ketika pagi-pagi saya sudah datang, Mami Kartika dan putrinya sedang memasak. Saya pun turut gabung mengiris buncis, cabe, wortel.

"Mami, ini cabenya!" kata salah satu cicit Mami Kartika.

"Terima kasih ya, Mbak!" jawab Mami.

Itu sosok Mami Kartika, selalu bilang terima kasih penuh kasih sayang. Semua tidak lepas dari didikan sang Papih, Affandi sang maestro.

Cabe untuk apa? Sayur buncisnya sudah mateng. Ow ... ternyata untuk kalung dan anting.

Antik bukan? Cabe pun menjadi nilai seni di tangan Mami Kartika.

Kenangan itu sebelum pandemi. Setelah pandemi, bergabung dengan Koteka, kita banyak tahu berbagai daerah yang bisa dijadikan referensi traveling kita, tentunya setelah pandemi berakhir.

Semoga bermanfaat

Salam sehat selalu untuk kita semua.

Dokumen Koteka
Dokumen Koteka

screenshot-2021-07-31-10-57-29-52-40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12-1-6104d62e152510781c796ba2.jpg
screenshot-2021-07-31-10-57-29-52-40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12-1-6104d62e152510781c796ba2.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun