Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Tips Terhindar Hipertensi Ketika Konsumsi Daging Kambing

23 Juli 2021   17:00 Diperbarui: 24 Juli 2021   20:40 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi daging sebanyak 100 gram/foto Sri Rohmatiah

Dua tahun lalu, ada salah satu warga dusun yang meninggal usai perayaan Iduladha, tepatnya tanggal 11 Dzulhijah. Konon, penyebab meninggalnya warga tersebut karena tensinya naik setelah mengonsumsi daging kambing.

Daging kambing punya reputasi buruk di mata masyarakat, yakni sebagai sumber kolesterol, darah tinggi, lebih kejam sebagai penyebab kematian. Duh ini fitnah atau fakta? 

Faktanya, jumlah hewan kurban di dusun saya, 14 ekor kambing dan 4 ekor sapi. Mungkin karena pandemi, jumlah hewan kurban menurun. Lima tahun ke belakang jumlah hewan kurban mencapai 7 ekor sapi dan 17 ekor kambing.  

Dengan jumlah hewan kurban yang banyak, seluruh kepala keluarga mendapatkan jatah daging merah  sebanyak 1Kg. Semua dapat sama rata, kecuali panitia dan yang kurban ada tambahan 1kg. Apalagi panitia, tambahannya tulang, kepala, sikil, buntut, ati, jeroan.

Kembali ke kisah salah satu warga yang meninggal, saya memanggilnya Bu Tejo, usianya 65 tahun. Pada tanggal 10-11 Dzulhijah, saya yakin semua warga makan daging kurban, ada yang makan sate, gulai, tongseng, rawon, soto, rendang. Tentu dengan porsi yang berbeda-beda. Wafatnya Pak Suro diduga karena telah makan daging kambing, faktanya sebelum Iduladha, dia sudah sakit lama. 

Anggapan ini tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Melansir dari laman Kemenkes.com, kandungan lemak, kolesterol pada daging kambing lebih rendah dibandingkan daging merah lainnya. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian AS, daging kambing (per 100g) menghasilkan kalori paling sedikit dibandingkan daging ayam, sapi, babi, dan domba. Dalam sebuah laporan ilmiah pada tahun 2014, daging kambing bukan pemicu hipertensi.

Dokter spesialis gizi Samuel Oetoro mengatakan, "Ancaman tersembunyi yang dapat memicu hipertensi dalam hidangan daging kambing bukanlah daging itu sendiri, melainkan garam."

Saya ingin makan sup daging kambing, tetapi, takut darah tinggi. Ikuti saran dokter Samuel yuk!

1. Mengurangi garam

Dokter Samuel mengatakan, "Makan sup kambing enggak apa-apa, selama garamnya jangan berlebihan, dalam bentuk garam dapur maupun MSG (Monosodium Glutamat) Terus pilihan dagingnya jangan yang berlemak, jangan jeroan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun