ISC mengembangkan Budi Utomo ke arah politik, keanggotaannya pun seluruh lapisan masyarakat. Pada tahun 1935 dibentuk Perindra. Perindra ini hasil dari fusi antara Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). PBI ini sendiri pergantian nama dari ISC.
Selain kedua tokoh di atas, masih banyak tokoh lain seperti H.O.S Cokroaminito, Ki Hajar Dewantara, Soekarno, Mohammad Hatta, Cipto Mangunkusomo, Agus Salim, Muhammad Yamin, Muhammad Husni Thamrin dan E.F.E. Douwes Deker.
Tokoh-tokoh pergerakan Nasional memiliki cara yang berbeda dalam melawan penjajah Belanda. Namun, semuanya memiliki misi yang sama yakni mencapai kemerdekaan Indonesia.
Masa Penjajahan Belanda selesai, tetapi pada tahun 1942-1945, pegerakan masih dilanjutkan melawan penjajah Jepang. Penjajahan Jepang lebih kejam dibandingkan Belanda. Rakyat Indonesia lebih sengsara dan mendertita. Penderitaan tersebut menimbulkan banyak perlawanan dari daerah-daerah. Kondisi tersebut lahirlah tokoh-tokoh pejuang daerah terutama para ulama. Tokoh tersebut di antaranya K.H. Zainal Mustafa dari Tasikmalaya, Tengku Abdul Djalil dari Aceh, Haji Madriyan dari Indramayu.
Selain itu, muncul juga tokoh lain, seperti Pang Suma dari suku Dayak, L. Rumkorem dari Papua, Supriyadi dari Blitar, Silas Papare dari Papua, Radjiman Wediodiningrat dari Madiun dan Sutan Sjahrir.
Sutan Sjahrir inilah yang mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Masih banyak pejuang-pejuang tanah air yang turut serta memerdekakan Bangsa. Dari ulasan singkat ini semoga anak bangsa mampu mengambil pelajaran untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Ada pepatah mengatakan, "Pelajaran terbaik adalah sejarah."
Salam merdeka,
Sri Rohmatiah
Bahan bacaan
Buku paket SMA Kelas XI