Hai, Sobat,
Jelang usia lima puluh tahun atau jelita, banyak sekali keluhan. Mulai dari lutut keseleo hingga rambut rontok. Padahal rambut bagi wanita adalah mahkota. Jika ada sehelai pun yang rontok akan segera mencari solusi. Berbeda dengan laki-laki, pada umumnya para laki-laki akan cuek, botak ya wes ben lah.
Seperti suami ketika diprotes anak cowok.
"Papah, kepalanya botak!"
"Ya wes ben, tarahan wes tua," jawabnya singkat.
Ibu saya dulu sering menggunakan minyak urang aring, katanya untuk mencegah kerontokkan. Namun, setelah usia 60 tahun tidak begitu memperhatikan keindahan rambut. Bahkan memotong rambut pun menyuruh saya, tidak berpikir untuk ke salon.
Rambut rontok dapat terjadi pada siapa saja, baik remaja, usia jelita, usia lansia. Rambut rontok adalah masalah individu. Setiap orang memiliki sebab dan perawatan yang berbeda.
Saya punya pengalaman dengan rambut rontok. Usia jelita tiba-tiba rambut banyak yang tertinggal di sisir. Anak cewek menyarankan memakai shampo miliknya, tetapi baru beberapa kali pakai, kepala saya benjol kecil-kecil. Benjolan itu jika digaruk akan mengelupas seperti luka kering, tetapi tidak seperti ketombe yang putih. Â
Sampo yang dipakai anak cewek ternyata tidak cocok dengan kulit kepala saya. Permasalahan saya menjadi bertambah, rambut rontok dan infeksi kulit kepala. Sempat agak frustasi karena benjolan sebiji kacang kedelai itu tidak satu, dua, tetapi hampir seluruh kepala. Jalan satu-satunya saya pergi ke dokter kulit untuk melakukan perawatan.
Ketika perawatan ke dokter kulit, saya tidak memikirkan rambut yang rontok. Langkah pertama menyembuhkan infeksi pada kulit kepala. Dokter memberi resep dua salep, sampo dan vitamin E yang harus diminum.
Memakai salep Benoson-G dan Scabimite Permenthrin 5 %. Kulit kepala saya mulai berangsur sembuh. Namun, hati-hati pemakaian salep ini harus dengan resep dokter karena dosisnya tinggi. Efek setelah memakai Benoson, kulit kepala kering sehingga dipadukan dengan scabimite. Scabimite rasanya lembab ke area kulit.
1. Memakai lidah buaya
Pemakain salep tidak terus menerus. Setelah sembuh saya berusaha mengurangi pemakaian produk kimia. Untuk menyeimbangkan kulit kepala dan rambut, saya memakai lidah buaya.
Lidah buaya selain bagus untuk kulit wajah juga bermanfaat bagi kulit kepala saya. Mengutif dari halodokter, lidah buaya mengandung vitamin A, C, E, B12, asam folat dan kolin yang berperan untuk menutrisi dan menguatkan sel-sel rambut. Rambut pun tidak mudah patah. Yang penting rambut tidak semakin tipis karena sejak kecil rambut saya sudah tipis, tidak lebat seperti saudara-saudara saya yang lain.
Untuk memudahkan, saya menanam sendiri lidah buaya di dalam pot. Sebagian sudah mati karena kurang perawatan.Â
2. Mengganti sampo
Memilih sampo jangan sembarangan, sampo yang dipakai saya belum tentu cocok dengan rambut anak saya, ini sudah  dibuktikan. Sebelum mengganti sampo kita kenali dulu jenis rambut, apakah berminyak, kering atau rapuh. Ada banyak jenis sampo di pasaran, kita tinggal mencari yang cocok. Namun, jangan sering berganti sampo.
Jenis rambut saya kering dan mudah rapuh, tetapi, sensitif dan mudah infeksi. agak sulit mencari jenis sampo. Akhirnya saya mendapatkan sampo jenis normal dengan merk tertentu. Jika kesulitan mencari sampo yang cocok, kita bisa menggunakan sampo bayi untuk mencuci rambut. Untuk penggunaan air ketika membersihkan rambut, usahakan jangan memakai air hangat.
3. Menambah asupan vitamin
Selain perawatan dari luar, kita juga harus melakukan perawatan dari dalam. Ada banyak jenis vitamin di apotik, kita bisa membelinya sesuai resep dokter. Namun, jika ingin membeli sendiri, carilah sumplemen yang mengandung vitamin C, B 12, E dan suplemen yang kaya akan asam amino.
Sumber vitamin utama adalah sayur dan buah. Menurut dokter yang biasa merawat saya, sebaiknya konsumsi buah-buahan yang tidak mengenal musim, seperti pisang, papaya.
4. Mengurangi stres
Menurut Dr. Joshua Zeichner, seorang dokter kulit yang berbasis di New York City, kepada Bustle, "Tekanan fisik atau emosional yang signifikan juga dapat menyebabkan bentuk penipisan rambut yang dikenal sebagai telogen effluvium,"
Rambut rontok sebenarnya wajar. Kita akan mengalami kerontokan setiap harinya dan akan tumbuh kembali. Namun jika berlebihan, kita stres juga dibuatnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah telogen effluvium.
Dalam kondisi stres, biasanya tangan akan meremas rambut dan mengakibatkan rambut rontok.
Untuk mengurangi stres dan meremas rambut, saya biasanya menulis, tangan ikat ke laptop atau WhatsApp. Bercakap dengan kawan di WhatsApp akan melupakan meremas rambut. Hehe
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Sri Rohmatiah, 27 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H