Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernahkah Anda Marah? Berikut Tiga Cara yang Perlu Dilakukan!

26 Juni 2021   17:51 Diperbarui: 26 Juni 2021   19:34 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabatku yang berbahagia,

Pernahkah kita marah? Kita pernah mengalami kemarahan pada tahap yang berbeda untuk alasan yang berbeda pula. Walaupun aku termasuk orang humoris sejak lahir, emosi juga sering terjadi.

Cara sederhana untuk mengalihkan emosi berlanjut, aku menangis. Jika masih saja ingin emosi, ke belakang membersihkan rumput atau membersihkan daun pisang yang kering di pohon. Ini mungkin bukan cara efektif melampiaskan kemarahan pada rumput bergoyang, tetapi, paling tidak ada dampak positif bagi kebun. 

Ada kisah yang sudah lama terjadi, setting masih sama di kebun samping, pemain utama adalah ibu tua dan adiknya.

"Hai, pitikmu lho, mlebu neng enggonku!"

"Yo ben, pitik urip," ujar sang adik 

Sang ibu tua mengambil bambu di dekatnya, dipukul-pukulnya bambu tersebut ke sebatang pohon sembari teriak-teriak tidak karuan. Aku sendiri sudah kehilangan kesadaran, apa yang diucapkan terlalu banyak apalagi memakai bahasa Jawa.

Sang adik membalas tidak kalah sengit. Aku rasa amarah muncul di antara keduanya bukan masalah ayam saja, sebelumnya sudah ada konflik. Konflik itu tidak kunjung selesai, bertumpuk dan bertumpuk. Ketika ada masalah kecil, tumpukan konflik akan meledak seperti bom Hirosima. Namun, jika tidak ada kelapangan dada saling memaafkan, suatu saat akan terjadi lagi perang saudara.

Islam telah memberi solusi bagaimana kita megendalikan emosi terutama bagi yang memiliki karakter temperamen dan mudah marah.

1. Mencari perlindungan kepada Allah Swt.

Kemarahan adalah bisikan setan yang menyesatkan. Telah banyak kisah yang terjebak dengan bisikan setan. Ketika istri marah, dia berlaku kasar kepada saumi. Ketika suami marah, dia berlaku kasar pada istri.

Itulah setan, akan terus membisikan hal-hal negatif. Oleh karena itu setiap kali marah, segeralah mengingat dan meminta pertolongan Allah Swt. dengan cara membaca istigfar. A'uodhubillaahi minash-shaytaanir-rajim" (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)

2. Mengubah posisi fisik

Nabi berkata, "Jika salah satu dari kalian marah dan dia berdiri, biarkan dia duduk, sehingga kemarahannya akan hilang; jika tidak hilang, biarkan dia berbaring."

Jika kita sedang marah, lalu tetap berdiri, segala omongan akan terus dikeluarkan. Bahkan bisa jadi pertengkaran akan semakin sengit. Posisi fisik itu sangat penting. Ketika marah, duduklah, berbaringlah jika kemarahan masih menyerang.

Bagaimana dengan kisah si Ibu tua dan sang adik yang marah di kebun samping? yang waras segeralah membawa salah satu di antara mereka. Dudukkan dia, beri minum, suruh istigfar.

3. Berhenti berdebat

Perdebatan adalah perdebatan yang dapat menimbulkan pertengkaran, kemarahan, percekcokan dan perbuatan biadab. Sehingga sudah menjadi keharusan seseorang itu meninggalkannya meskipun ia dalam posisi yang benar agar hati tetap tenang tidak terpancing emosi.

Debat menurut KBBI adalah pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

Dari Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik." (H.R. Abu Daud).

Dari hadist tersebut, Rasulullah saw. menjamin tiga rumah yakni di tepi surga, di tengah surga, dan di surga yang paling tinggi. Bagi yang menghentikan perdebatan Allah Swt. menjamin rumah di tepi surga. Dengan jaminan seperti itu alangkah baiknya kita menghentikan perdebatan walaupun kita benar.

Yuuu kita sama-sama mengendalikan amarah, biar genah, kita duduk tumaninah.

Salam perdamaian,

Sri Rohmatiah 

Bahan bacaan
blog.islamiconlineuniversity

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun