Sahabatku yang berbahagia,
Saya dulu tidak memahami apa itu personal branding. Hidup adalah hidup, jalani apa adanya. Ternyata personal branding diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang mengenal diri kita karena memiliki ciri khas yang mudah diingat. Bukan saja masalah merek dagang yang harus mudah diingat.
Membangun personal branding adalah tugas kita masing-masing, kan namanya personal bukan personil. Hihik ...
Personal branding adalah sesuatu yang kita miliki untuk dipromosikan kepada orang lain. Bisa jadi berupa skill, gaya hidup, kepribadian, sikap, passion. Istilahnya bagaimana orang lain mengenal kita.
Misalnya, ketika seorang teman mengirim surat kepada saya. Seorang kurir mengeluh ketika bertemu saya di depan pintu, "Saya bertanya nama ibu dari ujung utara hingga selatan, tidak ada yang tahu, pakai nomor dong Bu rumahnya!"Â Baiklah jika hidup di kota besar dan perumahan, bisa jadi nama tidak diketahui tetangga. Namun, hidup di desa jika nama tidak dikenal, itu kebangetan.
Nama saya tidak dikenal ada alasan, mungkin tidak memiliki sesuatu yang diingat, tidak memiliki brand. Berbeda dengan suami yang memiliki passion sebagai pelukis. Dia sudah memiliki personal branding sejak lama.
Pengalaman lucu lagi. Ketika menghadiri acara desa di kampung saya. Seseorang bertanya dengan ringan,
"Ibu tamu dari kabupaten ya?" Â
Si Bapak yang bertanya adalah tetangga, rumahnya beda empat rumah dari rumah saya.
"Saya istrinya Pak Agus pelukis!" Dia tampak kaget dan malu.
Baik itu dulu, sebelum saya membangun personal branding di dunia maya. Bagaimana dunia maya membetuk brand saya? Ternyata sulit dan belum berhasil, hehe .... Akhirnya saya berpikir jadilah diri sendiri, tidak perlu menjadi diri orang lain.
Ternyata menurut beberapa sumber slogan "jadilah dirimu sendiri" tidak bisa diterapkan dalam personal branding. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tetap harus menunjukkan citra positif. Itu artinya kita harus bersikap baik jika ingin pandangan orang lain baik. Jadi tidak ada kesan pencitraan.
Baiklah, di dunia nyata, saya cukup menjadi diri saya. Seorang ibu dari dua anak yang suka menulis. Ada orang yang mengatakan saya pengusaha, Aamiin. Betul, saya pengusaha, semua sedang diusahakan, berusaha menjadi lebih baik, berusaha mencari rezeki halal, berusaha menjadi penulis, berusaha ... apa lagi ya? Pokoknya pengusaha.Â
Lalu apa sih brand saya?
"Kamu mirip pelawak," kata seorang teman.
"Gak percaya kalau Mak Sri sering ke sawah tandur," ujar teman online
"Gak percaya kalau Mak Sri pengusaha," sahut kawan.
"Ora percoyo nek Mak Sri penulis," tegas konco online.
"Ceuk saha Mak Sri bisa ngarit?" saur tatanggaÂ
Waduuh brand saya pembohong dong. Hikhik brebes mili.
Nah itulah, jika membangun brand tanpa perencanaan. Kita hanya dibilang mirip, gak percaya, pencitraan.
Jadi ayoo mulai rencanakan personal branding. Jika ingin dikenal penulis, nulis saja. Ingin jadi orang baik, berbuat baiklah. Jika ingin dikenal petani, cobalah tandur, tetapi, jangan berguru ke saya bagaimana cara tandur yang sopan.
Itulah tips saya untuk membangun personal branding, rencanakan, usahakan.Â
Salam bahagia,Â
Sri Rohmatiah - Madiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H