Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Peradaban Masa Lampau Melalui Gema Musik Sound of Borobudur

16 Mei 2021   14:32 Diperbarui: 16 Mei 2021   14:50 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound of Borobudur/soundofborobudur.org/Bachtiar Djana M

A.  Borobudur Pusat Musik Dunia

Candi Borobudur merupakan salah satu wonderful Indonesia yang bisa dinikmati dunia. Pesona itu dilihat dari kemegahan dan pahatan yang terdapat pada panel relief Borobudur.

Ditemukan lebih dari 1.460 panel relief cerita dan 1.212 panel dekorasi. Semuanya menceritakan tentang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan pada 13 abad yang lalu yaitu masa wangsa Syailendra.

Dari relief candi Borobudur ada dokumentasi perjalanan hidup nenek moyang. Ternyata melalui pahatan yang terukir di candi Borobudur, nenek moyang bukanlah manusia yang primitif atau tidak tahu apa-apa.

Melalui jejak sejarah membuktikan nenek moyang memiliki nilai dan pengetahuan yang tinggi. Mereka hidup tidak lepas dari musik dan hiburan.

Seperti yang telah dijelaskan beberapa sumber bahwa relief candi Borobudur terdapat banyak jenis alat musik yang berada di Indonesia dan dunia. Sebagian dari alat musik tersebut dapat ditemui dan masih dimainkan di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan di penjuru dunia. Maka Borobudur bisa dikatakan sebagai pusat musik dunia.

Dari sekian banyak jenis alat musik yang ada di relief Borobudur, terdapat pula relief yang menggambarkan suatu ansambel. Musik ansambel merupakan kombinasi beberapa jenis alat musik yang bisa dimainkan secara harmoni. "Itu artinya Bangsa Indonesia sudah mengenal komposisi, aransemen, progresi, dan segenap aspek musikal yang cukup modern," ujar Trie Utami sang tokoh musik yang menggagas Sound of Borobudur.

Jenis alat musik ansambel di antaranya;

Aerophone adalah alat musik yang bunyinya berasal dari getaran udara dengan cara ditiup. Misalnya : seruling.

Idiophone adalah alat musik yang bunyinya berasal dari alat musik itu sendiri. Alat pemukulnya bisa dari kayu atau besi dengan cara memainkannya di pikul atau diketok. Misalnya : angklung, gong, kulintanng, arumba, gabang, saron genre, dan lain-lain.

Chordophone adalah alat musik yang bunyinya berasal dari getaran dawai yang dipetik, digesek dan ditekan. Misalnya : gitar, biola, dan piano, rebab, tatawangsa.

Membranophone adalah alat musik yang bunyinya berasal getaran yang terbuat dari kayu atau kulit yang dibuat pada rangka berbentuk lingkaran. Cara memainkannya dengan dipukul. Misalnya : bedug, gendang, tambur, dogdog.

Aerophone adalah alat musik yang bunyinya berasal dari getaran udara dengan cara ditiup dan ini menjadi ciri khasnya . Udara yang menyebabkan getaran tersebut diatur oleh lubang-lubang yang ada pada instrumen itu.

B. Sound of Borobudur

gambar dari hasil tangkap layar Youtube Sound of Borobudur
gambar dari hasil tangkap layar Youtube Sound of Borobudur

Sound of Borobudur merupakan pagelaran musik di kawasan Borobudur. Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiago Salahudin Uno, BA., MBA.

Ini bukan sekadar pagelaran atau konser musik biasa. Ada yang unik dari pageralaran tersebut, yakni alat musik yang digunakan, sejarah dan tujuan diadakannya Sound of Borobudur.

Dalam laman soundofborobudur.org, dijelaskan bahwa, "Sound of Borobudur adalah upaya Anak Bangsa untuk mengenali lebih dalam kebesaran peradaban masa lampau, dengan menggunakan budaya dan ilmu pengetahuan yang diinterpretasikan melalui seni."

Alat musik yang digunakan adalah alat musik yang tergambar pada relief Candi Borobudur. "Ada 17 jenis dawai atau alat musik petik yang harus dibuat ulang, semuanya disesuaikan dengan gambar yang terpahat di dalam relief candi Borobudur," ujar Trie Utami sebagai penggagas yang merintis kelahiran Sound of Borobudur.

"Pembuatan dawai tersebut oleh seorang Luthier profesional, agar mendapatkan alat musik dengan standarisasi Concert Grade," ujarnya lagi.

Dari alat musik yang masih ada dan mengalami pembetulan hingga alat musik yang dibuat ulang sudah ada sekitar 195. Semuanya tidak menutup kemungkinan akan bertambah sesuai dari penemuan-penemuan baru pada relief candi Borobudur.

Dengan tujuan memberi penyadaran kepada masyarakat bahwa Bangsa Indonesia mempunyai banyak warisan nilai dan tatanan diri, kemasyarakatan, kenegaraan, keagamaan. Acara musikal Sound of Borobudur diawali dengan persembahan musik yang menyentuh jiwa. Trie Utami, Purwatcaraka, Dewa Budjana dkk mampu membawa penonton masuk ke dalamnya. 

Ketika musik karya Dewa Budjana dimainkan yakni Jataka, kita akan reflek mengikuti alunan musik. Jataka adalah salah satu kisah yang ada di dalam panel relief Borobudur yang bercerita tentang kehidupan sang Budha dalam penjelmaan manusia maupun fabel.

Persembahan kedua, kita akan turut merasakan budaya, tradisi dan rasa yang ada di Suku Dayak Kenyah, Kalimantan. Melalui musik lintas suku/etnis, agama, kita akan merasakan kedamaian berada di bumi Indonesia.

Selain itu kita juga akan merasakan kebanggaan, kecintaan dengan persembahan terakhir dari Sound of Borobudur untuk Ibu Pertiwi.

Indonesia tanah air beta

Pusaka abadi nan jaya

Indonesia sejak dulu kala

Slalu dipuja-puja bangsa.

Di sana tempat lahir beta

Dibuai dibesarkan bunda

Tempat berlindung di hari tua

Sampai akhir menutup mata

Untuk anak bangsa yang sedang merantau jauh di sana, mendengar lagu ini ada kerinduan yang dalam. Salam hangat, sukses untuk Sound of Borobudur.

Sri Rohmatiah, 16 Mei 2021

Bahan bacaan

soundofborobudur.orgBachtiar Djanan M.

trianilestari61.wordpress

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun