Sebagian orang terobsesi untuk mengoleksi barang-barang terutama barang antik dan tidak dimiliki semua orang. Koleksi barang-barang merupakan bagian dari hobi.
Saya termasuk orang yang tidak terobsesi dengan barang apapun, begitu juga suami. Kami hanya sebatas menyukai, jika tidak memilikinya, tidak masalah. Terlebih saya yang mementingkan kebutuhan daripada keinginan.
Sebetulnya di rumah suami memiliki koleksi lukisan, tetapi, bukan sengaja membeli karya pelukis terkenal. Suami melukis sendiri dan dipasang di rumah. Sebelum pandemi lukisan-lukisan itu dipamerkan di beberapa kota dan Negara. Saya sendiri memiliki beberapa koleksi buku. Awalnya dari hobi membaca.
Ada kisah dari pasangan suami istri, di mana suaminya hobi mengoleksi hewan langka yang harganya fantastis. Istrinya manut dengan hobi tersebut, tetapi, dibelakang dia mengeluh karena untuk memenuhi hobi suaminya harus meminjam ke bank. Suatu hari hewan langka itu mati, terkadang juga hilang. Alasan pertamanya sih untuk investasi, tetapi malah rugi besar.
Berkaca dari pengalaman tersebut, saya menyimpulkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memutuskan akan mengoleksi barang-barang, terutama hewan langka.
1. Kemanfaatan
Koleksi barang yang disukai terkadang kita kalap, tidak memikirkan manfaat bagi diri sendiri atau orang lain. Zaman milenial, banyak remaja yang suka sesuatu karena takut dikatakan ketinggalan zaman. Istilahnya ikut-ikutan tren tanpa memikirkan manfaat.
Kemanfaatan tidak untuk sekarang saja, melainkan masa depan. Misalnya kita beranggapan mengoleksi barang sebagai investasi, ke depannya bisa dijual dengan harga tinggi. Mungkin untuk Barang-barang tertentu, prinsip tersebut dapat diterapkan. Namun, kita harus ingat pasar dan tren selalu berubah. Bisa jadi sekarang sedang tren dan harganya mahal, besok malah tidak bernilai.
Kemanfaatan bukan dari nilai uang saja, bisa juga dari pengetahuan. Misalnya, kita mengoleksi buku, prangko, manfaat bagi anak cucu tentu besar. Secara tidak langsung telah mewariskan ilmu pengetahuan.
2. Memiliki Ruang dan Uang
Ruang penyimpanan dan uang juga harus diperhatikan ketika memutuskan untuk koleksi barang. Ketika ruang tidak cukup untuk menyimpan barang-barang koleksi dan tidak ada budget untuk memeliharanya. Saya rasa tidak perlu memaksakan diri apalagi harus meminjam ke bank untuk mengoleksi barang.
Saya hobi membaca. Untuk membeli buku-buku ada perencanaan. Misalnya, membeli satu atau dua buku dari sisa uang belanja setiap bulannya. Jika tidak ada sisa uang belanja, saya akan menunggu bulan berikutnya.
3. Ada Kebahagian
Hobi biasanya karena kita suka. Suka akan menimbulkan kebahagian, tetapi terkadang kita stres jika tidak memilikinya. Sebagaimana hobi lainnya, harusnya kita tidak dibuat tersiksa oleh benda-benda koleksian. Jadi buatlah hobi sesuai dengan kemampuan, baik kemampuan merawat atau membeli.
4. Bicarakan dengan pasangan
Komunikasi dengan pasangan sangat diperlukan, entah itu suami atau istri yang memiliki hobi mengoleksi benda-benda. Jika suami atau istri suka mengoleksi, tentu ada anggaran yang harus disiapkan. Keduanya harus meminta kerelaan pasangan karena akan ada anggaran dan waktu yang terpangkas.Â
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H